Langgam.id – Bank Indonesia memfasilitasi peningkatan kapasitas atau capacity building wartawan peliput di BI Sumbar. Mereka dibekali pemanfaatan teknologi dalam penyebaran informasi era digital.
Kegiatan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatra Barat, dalam rangka Capacity Building di Kota Semarang, Jawa Tengah, 2-5 September 2024.
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumbar, Irfan Sukarna menyampaikan bahwa keberadaan media bagi BI Sumbar sendiri sangat penting, karena bisa membuat masyarakat paham akan masalah perekonomian.
"Apalagi untuk bicara masalah moneter, butuh penjelasan yang lebih rinci dari media terpercaya," katanya, Selasa (3/9/2024).
Lebih lanjut ia mengatakan, dengan adanya peran media dalam pemberitaannya, BI Sumbar sangat terbantu dengan adanya kawan-kawan media.
“Melalui capacity building ini diharapkan teman-teman makin paham dengan perkembangan terbaru di dunia ekonomi, sehingga bisa menyampaikan pada masyarakat dengan bahasa yang mudah mereka pahami,” sebutnya.
Irfan juga menjelaskan selain mendapatkan ilmu ekonomi, para wartawan juga akan ikut melihat kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, dalam mengelola inflasi. Pemprov Jawa Tengah sukses meraih prestasi TPID berkinerja terbaik kategori provinsi di kawasan Jawa Bali Tahun 2024.
Adapun, kegiatan capacity building tersebut menghadirkan dua pemateri yang memberikan pembekalan yakni narasumber pertama Managing Editor Detikcom, Angga Aliya Firdaus dan Rebeca Karina Rahajeng, Asisten Direktur Departemen Komunikasi BI pusat.
Angga Aliya Firdaus, mengungkapkan, di era 4.0 saat ini wartawan itu dituntut menjadi Jurnalis multitasking yang bisa mengoperasikan banyak media.
"Sekarang ini semua wartawan selain harus menjadi wartawan 3 in 1 juga harus tambah menjadi plus plus, sehingga menjadi wartawan 3 in 1 plus-plus. Tak hanya bisa membuat berita, memotret, tapi juga harus pintar menjalin relasi, melakukan riset, dan melek teknologi,” ungkapnya.
Kemudian kata Angga, riset memungkinkan wartawan mencari fakta-fakta melalui penelusuran dari berbagai media dan sumber data yang tersedia. Selain itu juga dituntut memiliki kemampuan menguasai teknologi terkini seperti penggunaan Artificial Intelligence (AI) yang akan membantu kerja-kerja Jurnalis, serta penggunaan SEO untuk media online yang akan mengetahui perilaku pembaca, tahu akan isu yang sedang trending di dunia Maya, dan lainnya.
Angga menjelaskan, apalagi wartawan ekonomi, harus bisa menganalisa data, bahasa yang sederhana agar bisa dipahami pembaca, narasi yang kuat, seimbang dengan adanya banyak sumber dan tentunya kritis.
Sementara itu, Rebeca Karina Rahajeng, Asisten Direktur Departemen Komunikasi BI, menyebutkan bahwa tak mudah untuk bicara masalah ekonomi di media sosial. Makanya tak banyak influencer dengan latar belakang konten ekonomi.
"Maka dari itu, kami sangat terbantu dengan keberadaan rekan-rekan media, untuk menyampaikan masalah perekonomian pada masyarakat,” kata dia. (*/Fs)