Langgam.id - Camat Payakumbuh Barat, Junaidi mengharapkan para perantau yang tergabung dalam organisasi Gonjong Limo (G5) bisa membuka lapangan kerja di kampung halaman. Sehingga diharapkan anak-anak di kampung bisa mendapat peluang bekerja.
Menurut Junaidi, saat ini peluang investasi di Payakumbuh dan Limapuluh Kota sangat menjanjikan. Dirinya yakin, ara perantau Gonjong Limo pasti bisa merasakan sendiri perkembangan di kampung halaman saat ini.
Ia menambahkan, bahwa di tengah pandemi covid-19 saat ini banyak masyarakat yang perekonomiannya terganggu. Sehingga kehadiran G5 Bandung yang terus rutin membantu masyarakat yang kurang beruntung melalui bakti sosial sangat dirasakan manfaatnya.
"Perhatian dan bantuan dari G5 Bandung sangat kami apresiasi, mudah-mudahan Allah memberkati dan membalas dengan pahala yang berlipat ganda," ujarnya saat ini," ujar Junaidi saat kegiatan bakti sosial Gonjong Limo (G5) Bandung di kantor Camat Payakumbuh Barat, Minggu (13/6/2021).
Ketua Gonjong 5 Bandung Cipta Hadi menjelaskan bakti sosial Rumah Zakat Gonjong 5 Bandung sudah belasan tahun dilakukan. "Saat ini Gonjong 5 Bandung diketuai Hikmat Israr. Organisasi ini terus berkolaborasi bersama pemerintah untuk bisa memberikan asistensi dan bentuk jalinan tali silaturahmi perantau dengan orang di kampung," bebernya.
Cipta Hadi mengapresiasi camat yang memiliki visi tak hanya mensejahterakan masyarakat, namun membangun pondasi fundamental, kuat agama dan adat istiadatnya. Serta adanya keinginan kuat untuk masyarakatnya, bagaimana mendapatkan penghidupan yang lebih baik.
"Kami berharap kita bisa saling berkomunikasi membuat program-program untuk mewujudkan visi misi itu, kalau program G5 Bandung saat ini sekedar bakti sosial dan sunatan masal saja, kedepan akan kita jadikan sebagai sebuah wadah besar," ucapnya.
Ia menambahkan, nanti rumah zakat ini ditransformasi sebagai wadah untuk memberi manfaat yang lebih besar dengan membuka kantor dan mendirikan yayasan Rumah Zakat Gonjong Limo.
"Di sini kita bisa memberi beasiswa kepada anak-anak berprestasi dan membuka lapangan kerja bagi anak-anak yang sesuai keahliannya," terangnya.
Asisten III Pemko Payakumbuh Amriul Dt. Karayiang mengatakan, kalau Gonjong Limo adalah organisasi tertua di Luak Limopuluah. Pada tahun 1970 Luhak Limopuluah dimekarkan menjadi dua pemerintahan. Secara filosofis, historis, dan kemasyarakatan ikatan ini tidak bisa dipisahkan.
"Gonjong Limo terus berkontribusi dalam semua aspek. Dengan persoalan kedepan semakin lama semakin banyak, kita harus buat program, bagaimana tidak hanya sekedar berbagi santunan saja. Banyak anak-anak kita yang tamat kuliah di rantau seharusnya bisa berbuat bagi kampungnya, mengolah lahan tidur, istilah kita mambangkik nan takolok manjadi jago," kata Amriul.
Amriul juga memaparkan G5 Bandung bergerak melakukan perubahan dengan ilmu yang didapat di rantau. Peluang investasi di Payakumbuh seperti perkebunan, perikanan, dan pertanian sangat menjanjikan.
"Potensi kita ada banyak lahan yang bisa digarap, sehingga kedepannya porak nan loweh ini bisa digerakkan untuk di tanami oleh kelompok petani moderen dan profesional," harapnya.
Selain sunatan massal yang dilaksanakan untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, para perantau G5 Bandung juga membagikan santunan untuk kaum duafa yang diperoleh dari zakat infak sedekah para donatur yang menitipkannya ke Rumah Zakat Gonjong Limo (RZG5) Bandung.
Ada sekitar 200 kepala keluarga yang mendapatkan bantuan di Kabupaten Limapuluh Kota dan Kota Payakumbuh. Masing-masingnya sebanyak 50 kaum dhuafa dan 50 anak-anak dari keluarga miskin yang disantuni oleh Pengurus Rumah Zakat Gonjong Limo (RZG5). (INF/yki)