BPS: Selama Ramadan, Inflasi Padang dan Bukittinggi 0,86 Persen dan 0,78 Persen

BPS: Selama Ramadan, Inflasi Padang dan Bukittinggi 0,86 Persen dan 0,78 Persen

Ilustrasi laju inflasi. Foto: ist

Langgam.id – Dampak bulan Ramadan dan Lebaran tahun ini yang menyebabkan naiknya harga kebutuhan pokok juga berkontribusi meningkatkan laju inflasi Kota Padang dan Bukittinggi yang menjadi tolok ukur ekonomi Sumatra Barat.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat inflasi dua kota terbesar di daerah itu per Mei 2019 atau bertepatan dengan momen Ramadan masing – masing sebesar 0,86 persen dan 0,78 persen.

“Penyebab inflasi adalah naiknya harga komoditas pokok dari bahan makanan, juga angkutan udara,” kata Sukardi, Kepala BPS Sumbar, Senin (10/6/2019).

Menurutnya, meningkatnya laju inflasi selama momen Ramadan sudah merupakan siklus tahunan, namun untuk Padang dan Bukittinggi cukup stabil.

Sukardi mengatakan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain adalah cabai merah yang mengalami kenaikan 16,09 persen di Padang dan 10,94 persen di Bukittinggi.

Selain itu, juga tiket pesawat, bawang putih, daging ayam ras, kentang, gula pasir, daging sapi, jengkol, dan beberapa komoditas lainnya.

Selama Ramadan, cabai merah misalnya sempat mengalami kenaikan harga hingga Rp60.000 per kilogram dari harga normal yang hanya Rp25.000 per kilogram.

Begitu juga dengan bawang putih yang mengalami kelangkaan dan kenaikan harga hingga Rp50.000 per kilogram dari harga normal yang hanya Rp30.000 per kilogram.

Adapun, secara umum inflasi daerah itu year on year (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,86 persen untuk Kota Padang dan 2,98 persen untuk Bukittinggi.

Sedangkan laju inflasi tahun kalender atau dari Januari hingga Mei 2019 tercatat, Kota Padang sebesar 1,43 persen, dan Bukittinggi sebesar 0,52 persen.

Baca Juga

BPS mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) pada Agustus 2024 sebesar 5,75 persen. Angka ini turun
BPS: Tingkat Pengangguran Terbuka Sumbar Turun 0,19 Persen di Agustus 2024
Lonjakan harga komoditas pangan seperti bawang merah dan daging ayam mempengaruhi kenaikan inflasi Sumatra Barat (Sumbar) pada Oktober 2024.
Bawang Merah hingga Emas Perhiasan Penyumbang Inflasi Sumbar Oktober 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi di Sumbar sepanjang Januari-September 2024 diperkirakan sebesar 1.027.429 ton GKG
Produksi Beras di Sumbar Capai 594.905 Ton Sepanjang Januari-September 2024
BPS mencatat nilai ekspor Sumbar pada September 2024 sebesar US$135,59 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 43,72 persen dibanding
BPS: Ekspor dan Impor Sumbar Turun pada September 2024
BPS mencatat pada September 2024, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatra Barat melalui pintu masuk BIM
Kunjungan Wisman ke Sumbar Naik di September 2024, Malaysia Masih Mendominasi
BPS mencatat, jumlah penumpang angkutan udara yang berangkat dan yang datang dari BIM pada Agustus 2024 turun masing-masing
Penumpang Angkutan Udara yang Berangkat dan Datang dari BIM Turun di Agustus 2024