BMKG Tambah Alat Pendeteksi Gempa di Sumatra Barat

BMKG Tambah Alat Pendeteksi Gempa di Sumatra Barat

Kepala BMKG Dwikorita dalam Rapat Koordinasi Mitigasi Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Sumbar, Rabu (6/2/2019). (Foto: Rahmadi)

Langgam.id – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berencana menambah alat pendeteksi gempa dan tsunami di wilayah Sumatra Barat.

Alat pendeteksi tersebut merupakan hibah dari pemerintah Cina, yaitu Earthquake Early Warning System yang dapat menangkap gelombang gempa.

Informasi tersebut dijelaskan oleh Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, saat mengikuti Rapat Koordinasi Mitigasi Penanganan Bencana Gempa dan Tsunami di Provinsi Sumatera Barat, di Aula Kantor Gubernur Sumatra Barat Padang pada Rabu (6/2/2019).

Menurut Kepala BMKG, alat tersebut dapat menangkap gelombang gempa, yaitu gelombang primer gempa mulai dari 10 sampai 60 detik sebelum getaran gempa datang. Waktu sedikit tersebut merupakan golden time bagi masyarakat atau pemerintah untuk mempersiapkan diri dengan kedatangan gelombang gempa berikutnya.

“Gelombang primer yang ditangkap itu tidak merusak, namun memberikan informasi yang dapat membuat pemerintah lebih bersiap untuk kedatangan getaran selanjutnya,” katanya.

Rencananya alat pendeteksi tersebut akan dipasang sekitar 50 unit di beberapa wilayah Indonesia.

“Hibah itu ada sekitar 50 unit yang akan dipasang di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Sumatra Barat terutama di wilayah Mentawai,” kata Dwikorita.

BMKG menargetkan akan memasang alat tersebut di tahun 2019 ini.

Selain alat Earthquake Early Warning System, BMKG, BNPB, dan lembaga terkait juga bekerjasama mempersiapkan pemasangan alat pendeteksi lainnya yaitu buoy. Namun, untuk pemasanganya perlu waktu tambahan satu tahun terlebih dahulu karena butuh waktu melakukan uji coba.

“Jadi paling cepat kalau disetujui tahun ini, baru bisa dioperasionalkan dua tahun lagi. Namun selama uji coba sudah bisa kita manfaatkan, ” jelasnya.

Sedangkan untuk jumlah alat buoy yang akan dipasang Dwikorita belum bisa memastikan, namun yang pasti jumlahnya tidak sebanyak Earthquake Early Warning System. (Rahmadi/HM)

Baca Juga

Bencana banjir dan tanah longsor yang terus berulang di berbagai wilayah Indonesia sepanjang 2024 dan 2025 tidak bisa lagi dilihat sebagai
Politik Ekstraktif dan Bencana Ekologis: Ketika Sistem Kekuasaan Indonesia Mengorbankan Alam dan Rakyat
Warga Gugat Negara: Menuntut Keadilan Atas Bencana Ekologis di Sumatera Barat
Warga Gugat Negara: Menuntut Keadilan Atas Bencana Ekologis di Sumatera Barat
BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem di Sumbar
BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem di Sumbar
Hujan yang masih belum reda hingga Kamis sore (27/11/2025) menunda niat Kapolsek Palembayan, AKP Alwiz S pulang dari Jorong Subarang Laweh
Cerita Kapolsek Palembayan Hilang Kontak Terjebak Galodo
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi atau disapa dengan sebutan KDM (Kang Dedi Mulyadi) memborong kebutuhan di Pasar Raya Padang
Bantu Korban Bencana Sumatra, Gubernur Jabar KDM Borong Sembako di Pasar Raya Padang
Galodo yang melanda Sumatera Barat beberapa minggu terakhir kembali membuka luka ekologis yang selama ini tersembunyi di balik
Jika Kebijakan Tegas pada Perusak Alam, Maka Siklon Tropis Tak Akan Menjadi Bencana