Langgam.id - Bank Indonesia menilai inflasi Sumatra Barat sepanjang tahun ini terbilang stabil meski terjadi kenaikan harga beras dalam beberapa bulan terakhir.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Barat Christonevy menyebutkan inflasi daerah itu cukup stabil sepanjang tahun ini. BI menargetkan inflasi Sumbar tahun ini berada di kisaran 3 persen plus minus 1 persen.
"Realisasi inflasi tahunan Sumatra Barat terus menunjukkan penurunan dan berada di sekitar batas bawah target inflasi 3±1% (yoy)," tulisnya dalam keterangan resmi, Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, stabillitas itu didukung oleh sinergi yang kuat dari Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sumatra Barat dalam mengendalikan harga, memastikan ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif.
Ia mengatakan berbagai upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilakukan pada September 2023 antara lain, melanjutkan penyelenggaraan operasi pasar/pasar murah secara intensif di Kabupaten/Kota.
Kemudian, melakukan pendistribusian beras SPHP dan stok pangan komersil oleh BULOG, mengintensifikasi distribusi komoditas pangan strategis melalui mobil boks keliling dan media sosial oleh Toko Tani Indonesia Center (TTIC), rapat koordinasi untuk memitigasi kenaikan harga beras, dan penyelenggaraan talkshow sebagai komunikasi efektif dalam rangka menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.
Christoveny mendorong TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dan koordinasi agar inflasi IHK dapat terkendali dalam sasarannya.
"Sinergi terus dilanjutkan dengan memperkuat implementasi program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Sumatra Barat tahun 2023," ujarnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, imbuhnya, diharapkan mampu menjaga inflasi terkendali, dan pada gilirannya diharapkan dapat mendukung upaya mendorong pertumbuhan ekonomi menuju Sumbar madani unggul dan sejahtera berkelanjutan.
Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatra Barat, mencatat IHK umum daerah itu mengalami inflasi sebesar 0,13% (mtm) pada September 2023 atau sedikit meningkat dibandingkan realisasi Agustus 2023 yang inflasi 0,05% (mtm).
Sementara secara tahunan, inflasi pada September 2023 sebesar 1,94% (yoy), menurun dibandingkan dengan Agustus 2023 yang sebesar 3,23% (yoy).
Secara spasial, realisasi inflasi Kota Padang sama dengan bulan sebelumnya, sedangkan Kota Bukittinggi mengalami peningkatan realisasi inflasi bulanan pada September 2023. Kota Padang mengalami inflasi 0,07% (mtm) pada September 2023, tetap jika dibandingkan dengan realisasi Agustus 2023.
Sedangkan perkembangan harga di Kota Bukittinggi mengalami inflasi sebesar 0,66% (mtm), meningkat dibandingkan realisasi bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar -0,09% (mtm).
Sementara itu secara tahunan, laju inflasi Kota Padang dan Kota Bukittinggi mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Realisasi inflasi Kota Padang tahunan sebesar 1,93% (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,22% (yoy) dan berada pada peringkat ke-71 dari 90 Kabupaten/Kota yang mengalami inflasi di Indonesia.
Realisasi inflasi Kota Bukittinggi sebesar 2,10% (yoy), menurun dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 3,32% (yoy) dan berada di urutan ke-63 dari 90 kota yang mengalami inflasi di Indonesia. (*/Fs)