Berlangsung 3 Bulan, 15 Wartawan Ikut Program Jurnalisme Pendidikan

Berlangsung 3 Bulan, 15 Wartawan Ikut Program Jurnalisme Pendidikan

Direktur Pelaksana GWPP Nurcholis MA Basyari. (foto: Rahmadi/langgam.id)

Langgam.id - Sebanyak 15 wartawan dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch angkatan ke-2 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation.

Program diawali dengan mentoring secara intensif selama 5 hari lewat zoom meting sejak Senin (31/5/2021) hingga Jumat (4/6/2021). Mentoring dilakukan bersama sejumlah wartawan senior dari media nasional Mohhamad Nasir, Frans Sudiarsis, Haryo Prasetyo, dan Tri Juli Sukaryana.

Peserta yang ikut terdiri dari sejumlah media baik lokal dan nasional seperti dari Kompas, Tempo, Solopos, langgam.id, dan lainnya.

Direktur Pelaksana GWPP Nurcholis MA Basyari mengatakan, FJP diadakan selama tiga bulan dari Juni hingga  Agustus dan diikuti sebanyak 15 wartawan dari berbagai media massa di Indonesia. Setelah melakukan kelas intensif peserta nantinya akan mengikuti mentoring dalam tiga bulan ke depan.

"Meskipun kelas intensif selesai, sisanya setiap minggu peserta akan ada mentoring dengan para mentor," katanya Jumat (4/6/2021).

Dalam perjalanannya ke depan, peserta menurutnya akan diberikan materi oleh pemateri di luar jurnalis yang berkompeten. Diharapkan dengan narasumber tersebut dapat meningkat kapasitas para jurnalis dalam bidang pendidikan sesuai dengan tujuan pelatihan.

"Setiap minggu kita hadirkan narasumber non jurnalis, selain memperkaya pengetahuan juga dapat memperluas jejaring di bidang di bidang pendidikan," katanya.

Menurutnya, peserta yang saat ini fokus pada bidang pendidikan dapat menjadi orang yang berperan dalam bidang pendidikan di Indonesia. Misalnya bisa menjadi narasumber di berbagai forum yang membahas soal pendidikan.

Selain itu, sebelumnya saat acara pembukaan, Selasa (1/6/2021) CEO PT Paragon Technology and Innovation (PTI) Salman Subakat mengatakan jurnalisme sudah hidup sejak zaman dahulu, tidak hanya soal teknologi tetapi bisa lewat ide yang disebarkan oleh jurnalis.

"Jurnalisme sudah hidup sejak zaman dahulu, tidak melulu kemajuan itu soal teknologi tapi juga bisa dimulai dari cita-cita," katanya.

Selain itu, terkait dunia jurnalisme pendidikan, ia menyebut sangat penting untuk perkembangan pendidikan. Adanya konten yang dibuat oleh jurnalisme tentang pendidikan di suatu daerah, dapat menjadi informasi penting bagi daerah lain. Sehingga terbentuk ekosistem dalam bidang jurnalisme pendidikan.

"Banyak hal yang kurang terekpose di berbagai daerah, sehingga penting juga untuk menggerakkan hati dan pikiran para pembaca," katanya.

Ia mengungkapkan, dengan adanya keseriusan penulisan oleh jurnalis tentang pendidikan secara konsisten, sehingga pemikirannya menjadi narasumber bagi para pembaca. (Rahmadi/yki)

Tag:

Baca Juga

Dewan Pers mengapresiasi program BRI Fellowship Journalism 2025. Wakil Ketua Dewan Pers Muhamad Agung Dharmajaya menyambut baik program yang
Tingkatkan Kompetensi Jurnalis, Dewan Pers Apresiasi BRI Fellowship Journalism 2025
Anggota AJI Padang Bertambah 7 Orang
Anggota AJI Padang Bertambah 7 Orang
AMSI memulai perhelatan tahunan IDC dan AMSI Awards 2023. Tahun ini, kegiatan dilaksanakan di Hotel El Royale, Bandung, Jawa Barat pada 22-23  
Bahas AI Untuk Transformasi Bisnis Berbagai Sektor, AMSI Gelar IDC dan AMSI Awards 2023
2 Jurnalis Asal Sumbar Masuk Nominasi Penerima Anugerah Dewan Pers 2022
2 Jurnalis Asal Sumbar Masuk Nominasi Penerima Anugerah Dewan Pers 2022
Langgam.i - Jika mendengar Hak Tolak, Apa yang terlintas dalam pikiran kita?  Dalam dunia Jurnalistik, kita mengenal istilah Hak Tolak.
Mengenal Hak Tolak Jurnalis dan Aturan Penggunaanya
Langgam.id - Seorang jurnalis media online, Jefrimon menjadi korban pencurian di Padang. Dua unit sepeda motor miliknya hilang digasak maling
2 Unit Sepeda Motor Jurnalis di Padang Digasak Maling