Langgam.id - Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) menggelar lomba penulisan satra Minangkabau, konten kaba. Dibuka sejak Juni lalu, naskah untuk lomba ini masih ditunggu panitia hingga 4 September 2020 nanti. Demikian dilansir siaran pers panitia lomba berhadiah Rp13,5 juta tersebut, Senin (24/8/2020).
Rapat dewan juri yang digelar memutuskan, "keterdendangan" sebagai nilai tertinggi dalam penilaian nanti. “Keterdendangan yang dimaksud adalah bagaimana si penulis menggabungkan semua kekuatan prosa liris yang tersedia dalam khazanah sastra lisan Minangkabau,” ujar Gus tf, salah seorang juri, pada rapat yang berlangsung lewat wadah digital zoom, beberapa waktu lalu.
Kekuatan itu bisa tercipta lewat pantun, petatah-petitih, gurindam, dll yang sudah tersedia sejak dulu. "Ini memang akan jadi tantangan tersendiri bagi calon peserta lomba nantinya," ujar Sastrawan Indonesia peraih Sea Write Award 2004 dari Kerajaan Thailand ini.
Keterdendangan ini sekaligus akan jadi pembeda bagi lomba lainnya semisal, cipta puisi, cerpen, novel, yang menjadikan keterbacaaan sebagai titik fokus utama. Namun, tentu saja, tokoh, alur dan plot tetap akan menjadi penilaian. “Kami juga menilai keterkaitan dan keseluruhan dari naskah peserta nantinya,” kata Dr Sheiful Yazan, dosen UIN Imam Bonjol yang juga didapuk menjadi juri.
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau Aprimas dan Defrizal, kepala Seksi Pembinaan Bahasa Minangkabau Dinas Kebudayaan. Secara terpisah, Aprimas mengingatkan, lomba ini baru pertama jadi program di Dinas Kebudayaan. “Mungkin juga pertama dalam kegiatan yang pernah ada,” katanya.
Lebih jauh, munculnya lomba ini terkait dengan hasil Indeks Pembangunan Kebudayaan Daerah (IPK). Sumatera Barat berada pada posisi 15 dari 34 propinsi dengan nilai 53, 23. Ini masih berada di bawah rataan nasional, 53, 74. “Salah satu dimensi munculnya angka itu adalah bahasa daerah. Walau dalam wilayah kerja masih berarsiran dengan Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan ingin mendorong sosialisasi bahasa daerah lewat lomba ini,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan Gemala Ranti.
Sementara, Defrizal menginformasikan jumlah naskah yang sudah masuk ke panitia sudah mencapai 15. “Sudah lumayan untuk lomba yang digelar perdana,”. Namun, ia tetap berharap, naskah terus bertambah agar bisa menjadi program tetap di Dinas Kebudayaan nanti.
Ia juga menyebutkan, sosialisasi sudah dilakukan ke berbagai pihak. Termasuk perguruan tinggi dan di kabupaten/kota yang ada di Sumatera Barat. Lomba ditutup pada 4 September mendatang. Syarat dan ketentuan lomba bisa diakses di situs resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar. (*/SS)