"Baruak Gadang" Sitinjau Lauik Direhabilitasi ke Yayasan Kalaweit Solok

Beruk (Baruak Gadang) masuk perangkap di Sitinjau Lauik

Beruk masuk perangkap di Sitinjau Lauik. (Foto; BKSDA Padang)

Langgam.id - Seekor beruk yang berhasil ditangkap karena telah menyerang pengendara di Jalur Sitinjau Lauik, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar) akhirnya direhabilitasi ke Yayasan Kalaweit Indonesia di Kabupaten Solok.

Pengiriman "baruak gadang" yang disinyalir berjenis beruk ekor babi ini, dilakukan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) pada Jumat (10/1/2020) lalu. Sebelumnya, beruk tersebut ditangkap Minggu (5/1/2020) karena meresahkan masyarakat.

"Sudah kami kirim ke tempat rehabilitasi primata di Solok. Kalau di sana tentunya nanti dipelihara, kesehatannya nanti dipulihkan. Kemudian target kami mengubah perilaku satwa ini," ujar Kepala Seksi Wilayah II BKSDA Sumbar, Eka Dhamayanti, Senin (13/1/2020).

Eka mengungkapkan, lokasi "baruak gadang" ini sekarang merupakan tempat pusat rehabilitasi Owa Jawa. Meski kedua satwa ini beda jenis, namun akan tidak jauh berbeda soal tahap rehabilitasi yang dilalui.

"Berapa lama (rehabilitasi) tergantung satwanya. Kalau satwa baru beradaptasi dengan manusia tentu sebentar. Kalau sudah lama beradaptasi dengan manusia paling lama itu sampai satu tahun," katanya.

"Kalau sifat satwa ini kan beda-beda. Kalau di sana paling banyak Owa, yang telah lama dipelihara pemiliknya. Kalau beruk ini kan bukan dipelihara tapi hidup di jalanan," sambungnya.

Ia menjelaskan, beruk yang dikirim ke lokasi rehabilitasi akan dipisahkan kandangnya. Satwa ini akan melalui tahap demi tahap, mulai karantina hingga kontrol kesehatan apakah ada penyakit yang bisa tertular kepada satwa lain.

"Ini yang kami antisipasi, dengan kondisi dan sarana di sana, beruk tidak digabungkan dengan Owa. Setelah tahap rehabilitasi selesai, kami masih pertimbangkan kemana dilepaskan nanti beruk ini," katanya.

Eka mengatakan, pihaknya akan mencari habitat yang pas untuk beruk tersebut. Menurutnya, kawasan Sitinjau Lauik berada di pinggir jalan memang cukup membahayakan pengendara.

"Kawasan Sitinjau Lauik itu lepas memang karena berada di tepi jalan, cukup berbahaya bagi pengendara. Kami cari nanti habitat yang cocok untuk satwa ini setelah rehabilitasi nanti," tuturnya. (Irwanda/ICA)

Baca Juga

BKSDA Sumatra Barat (Sumbar) menyebut konflik satwa dengan manusia meningkat lantaran jumlah pakan di habitatnya berkurang.
BKSDA Sumbar Sebut Konflik Harimau dan Manusia Karena Jumlah Pakan Berkurang
Gunung Talang Kabupaten Solok (istimewa)
Gunung Marapi Ditutup, BKSDA Sumbar Bakal Buka Jalur Pendakian 3 Gunung Lainnya Tahun Ini
BKSDA Sumbar memanggil para remaja yang melakukan pendakian secara ilegal di Gunung Marapi, Sumbar pada 19 Januari 2025 lalu.
Tiga Pendaki Ilegal Gunung Marapi Akui Kesalahan, BKSDA Beri Sanksi Tegas
BKSDA Sumbar melakukan pemeriksaan terkait enam orang pendaki ilegal pasca beredarnya video melakukan pendakian ke Gunung Marapi
Viral di Medsos Pendakian Ilegal ke Gunung Marapi, Ini Kata BKSDA Sumbar
Seekor harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae) berhasil terperangkap dalam kandang jebak yang dipasang oleh Tim BKSDA Sumbar d
Sempat Buat Warga Khawatir, Akhirnya Harimau Sumatra Masuk Perangkap di Solok
Seekor beruang Madu kembali terlihat memasuki area perumahan staf PT Mitra Kerinci di Nagari Lubuk Gadang Selatan, Kecamatan Sangir,
Sempat Resahkan Warga, Seekor Beruang Madu Masuk Perangkap di Solok Selatan