Langgam.id - Bantuan pangan non tunai (BPNT) untuk masyarakat miskin naik dari Rp110 ribu menjadi Rp150 ribu per bulan. Penerima manfaat dapat memanfaatkannya membeli sembako.
Kepala Dinas Sosial Kota Pariaman Afnil mengatakan, naiknya anggaran BPNT tersebut karena pemerintah ingin mencegah terjadinya stunting, kekurangan gizi.
"Ini merupakan salah satu program yang bisa meningkatkan status gizi pada anak kita," katanya, sebagaimana dilansir Kominfo Kota Pariaman di situs resmi Pemko, Selasa (25/2/2020).
Kasus stunting, katanya, banyak ditemukan pada masyrakat yang belum mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Penyaluran bantuan sosial secara non tunai kepada masyarakat, dinilai, lebih efisien, tepat sasaran, jumlah, waktu, kualitas, serta tepat administrasi.
"Kartu elektronik yang dimaksud dapat digunakan untuk memperoleh beras, telur, dan bahan pokok lainnya di pasar, warung, toko sesuai harga yang berlaku. Sehingga rakyat juga memperoleh nutrisi yang lebih seimbang, tidak hanya karbohidrat, tetapi juga protein, seperti telur."
Sekretaris Dinas Sosial Kota Pariaman Elidawati menambahkan, bila sebelumnya dahulu penerima manfaat ini hanya menerima beras dan telur saja, sekarang bisa memperoleh beras, telur, sayur mayur, lauk pauk, tahu, tempe dan buah-buahan. Kecuali minyak dan gula karena tidak dibolehkan untuk dibeli di e-warung atau Bri-Link yang sudah disediakan."
Untuk Kota Pariaman, menurutnya, penerima manfaat diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Mereka sudah terdaftar di data terpadu kesejahteraan sosial, lebih kurang 2.843 KK.
“Semoga dengan bertambahnya anggaran BPNT ini untuk KPM, kesejahteraan mereka semakin meningkat, dan angka kemiskinan akan semakin berkurang." (*/SS)