Langgam.id - Kenaikan harga tiket pesawat sejak Januari 2019, masih berdampak pada kelesuan pergerakan penumpang di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar).
Executive General Manager PT Angkasa Pura II Dwi Ananda Wicaksana menyebutkan, sampai dengan April 2019, BIM mengalami penurunan pendapatan lebih kurang 25 persen dari target RKA yang dicanangkan oleh korporasi.
"Angka ini diambil dari target sisi Aeronautika, yang diakibatkan menurunnya jumlah penerbangan dan jumlah penumpang yang mencapai 20%," katanya, dalam siaran pers pada Rabu (15/5/2019).
Menurutnya, rata-rata pergerakan penumpang BIM dalam kondisi normal di tahun lalu, lebih kurang 11 ribu pax dengan total pergerakan pesawat 84 perhari. "Dalam realisasinya sampai dengan April 2019 angka pergerakan penumpang hanya menyentuh 7 ribu - 8 ribu penumpang per hari," ujarnya.
Penurunan angka pergerakan tersebut, menurut Dwi, jelas sangat besar pengaruhnya terhadap pendapatan BIM secara umum. "Menyikapi hal ini, berbagai cara sudah kita coba lakukan baik terhadap maskapai maupun bersama regulator. Memang kenyataannya tidak mudah untuk menghadapi keadaan seperti saat sekarang ini."
Ia menyebutkan, memasuki Mei 2019 yg merupakan awal Ramadan, sebagaimana trend sebelumnya, dua minggu pertama merupakan low season. Sehingga, pergerakan penumpang di BIM semakin jauh turun ke angka 4 ribu pax rata rata per hari.
Sedangkan Untuk rute Internasional, menurutnya, cukup terbantu dengan tiga penerbangan regular yang load factor sangat baik serta adanya beberapa penerbangan charter Umroh.
"Harapan kita tentunya pada mudik lebaran ini jumlah penerbangan akan kembali normal sebagaimana tahun lalu sehingga dapat membantu pencapaian pendapatan BIM," ujarnya. (*/HM)