Langgam.id - Bandar Udara (Bandara) Piobang yang bersejarah di Kabupaten Limapuluh Kota diusulkan kembali aktif. Selain masih layak untuk terbang, Piobang bisa dijadikan bandara alternatif saat terjadi bencana.
Asisten Potensi Kedirgantaraan (Aspotdirga) Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Muda TNI Iman Sudrajat yang mengunjungi bandara tersebut pada Kamis (28/3/2019) mengatakan, secara fisik Piobang masih layak untuk terbang.
"Secara fisik, masih layak. Saya mengimbau untuk menjaga aset ini. Jangan klaim milik perorangan. Kalau bertani silahkan. Tapi kalau nanti (bandara) sudah beraktivitas lagi, serahkan kepada negara," kata marsekal berbintang dua ini.
Ia mengatakan, Bandara Piobang adalah aset bersama. "Aset itu aset negara. Aset kita bersama. Cq-nya saja yang milik TNI AU. Tapi ini punya kita bersama. Bukan kepunyaan Danlanud. Sedangkan semangatnya nanti, itu akan tetap tinggal di sini," ujarnya.
Marsda Iman menyebut, Bandara Piobang sangat mungkin untuk dibangun kembali. Selain untuk meningkatkan perekonomian dan mitigasi bencana, juga mempercepat akses transportasi.
"Kita tentu tidak berharap terjadinya bencana. Tapi jika sewaktu-waktu itu terjadi di pinggir pantai, maka ini yang letaknya di ketinggian bisa dipakai," ujarnya.
Meski demikian, ia mengatakan, usulan tersebut perlu disampaikan dulu ke kementerian pertahanan, DPR dan banyak lembaga. "Di forum ini, ada oleh -oleh yang saya bawa ke Jakarta, tapi bukan saya yang putuskan. Kajian lain dalam berbangsa ini, tak hanya TNI AU dan pemda."
Bila sudah aktif, menurutnya juga tak menutup kemungkinan untuk dimanfaatkan sebagai bandara komersial serta berbagai aktivitas kedirgantaraan.
"Yang penting ini kita jaga dulu bersama. Karena Piobang itu tidak sekarang saja, tapi ada riwayat yang panjang. Wapres pertama RI saja pernah mendarat di sini, seperti diceritakan pak wakil bupati," ujar Iman.
Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan yang hadir bersama Marsda Iman menceritakan sejarah Bandara Piobang yang pernah dijadikan tempat mendarat oleh Bung Hatta saat berkunjung ke Sumatra pada November 1948 menggunakan pesawat Seulawah sumbangan masyarakat Aceh.
"Saat kembali ke Jakarta pada Desember 1948, Pak Hatta juga naik pesawat yang sama dari Piobang," kata Ferizal.
Karena itu, menurut Wabup, pemda sangat setuju jika TNI AU, mengaktifkan kembali Bandara Piobang."Tadi saya sampaikan kepada TNI AU. Selamat kembali ke pangkalan. Karena Piobang kan pangkalannya TNI AU," ujarnya.
Sementara untuk Pemkab, menurut Wabup, tidak hanya memandang Bandara Piobang dari sisi ekonomis dan mitigasi. "Tapi juga dilihat dari sisi sejarah. Makanya yang kita siapkan dalam RPJMD dan RPJPD adalah pemanfatan Bandara Piobang dan kompensasi hak-hak kepahlawan sebagai kita daerah basis PDRI, semasa Agresi II Belanda," kata Ferizal.
Beberapa bulan sebelumnya, Bupati Limapuluh Kota Irfendi Arbi juga pernah menceritakan keberadaan Bandara Piobang kepada Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mentan Amran Sulaiman, Wamen SDM Archandra Tahar, Menkop UKM AA Puspayoga dan Panglima TNI.
Wali Kota Payakumbuh Riza Falepi sebelumnya, juga menyuarakan pentingnya pembangunan bandara mitigasi bencana di Sumbar. Malahan, Riza mengaku sudah dapat lokasi tanah yang luas di Limapuluh Kota.
Wali Nagari Piobang Syaffan Nur berharap usulan tersebut bisa terpenuhi. "Kami tentu sangat mendukung, seandainya pemerintah pusat atau AURI menghidupkan Bandara Piobang. Walau tak cepat diwujudkan, tapi minimal bisa masuk program nasional," katanya.
Terkait sebagian tanah Bandara Piobang yang digunakan masyarakat untuk bertani, menurut Syaffan Nur, tidak masalah. "Sudah ada perjanjian masyarakat dengan AURI (TNI-AU). Kalau diperlukan negara atau AURI akan diserahkan masyarakat," ujar Syaffan.
Marsda Iman Sudrajat hadir di Piobang bersama Danlanud Sutan Syahrir Padang, Kolonel Penerbang Purwanto Adi Nugroho untuk menghadiri karya bakti dan bakti sosial TNI AU. Kegiatan tersebut digelar dalam rangkaian acara penyambutan HUT ke-73 TNI-AU yang jatuh pada 9 April mendatang. (Anggun/HM)