Bagaimana Miskomunikasi Pesan Verbal Dapat Berakibat Fatal dalam Hubungan Pribadi dan Profesional

Bagaimana Miskomunikasi Pesan Verbal Dapat Berakibat Fatal dalam Hubungan Pribadi dan Profesional

Tasya Agustin. (Foto: Dok Pribadi)

Di era komunikasi yang semakin cepat dan kompleks, pesan verbal menjadi alat utama dalam membangun hubungan antarpribadi maupun profesional. Namun, seiring dengan kemudahan berkomunikasi, muncul risiko yang tidak bisa kita sepelekan yaitu miskomunikasi. Ketika makna yang disampaikan tidak diterima sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator), yang mana dapat berakibat sangat fatal. Salah pengertian dalam percakapan seharihari dapat merusak hubungan yang telah terjalin lama, sementara itu di lingkungan profesional, kesalahan komunikasi bisa berujung pada kerugian finasial atau kehilangan kepercayaan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyadari potensi bahaya yang muncul dari miskomunikasi dan berupaya untuk menghindarinya.

Miskomunikasi merupakan kegagalan dalam proses komunikasi dimana pesan yang disampaikan tidak diterima sesuai dengan apa yang dimaksud. Kegagalan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pemilihan kata yang tidak tepat, kurangnya konteks, atau perbedaan interpretasi. Sehingga dapat mengakibatkan kebingungan, konflik, dan kerusakan dalam hubungan interpersonal maupun profesional. Salah satu contoh kasus yang menggambarkan bagaimana miskomunikasi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari yaitu kesalahpahaman antara dua orang yang berteman bernama Sarah dan Tina, mereka berbicara tentang liburan. Sarah berkata bahwa ia tidak akan pergi ke pantai tahun ini. Tina memahami bahwasanya Sarah tidak menyukai pantai dan mulai membicarakan tempat wisata lain. Padahal, Sarah hanya mengacu pada situasi saat itu, tetapi tetap ingin pergi ke pantai di lain waktu. Bukan bermaksud kalau dirinya tidak menyukai pantai sama sekali. Miskomunikasi ini membuat Tina merasa tidak nyaman saat mengusulkan ide liburan.

Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa makna sangat bergantung pada individu. Dua orang bisa memahami pesan yang sama dengan cara yang berbeda, yang bisa menyebabkan kesalahpahaman dan konflik. Untuk menghindari hal ini, penting untuk mengajukan pertanyaan, mengkonfirmasi perasaan dan pemikiran orang lain, serta mencari klarifikasi tentang makna yang mereka sampaikan. 

Contoh kasus lain dalam hubungan profesional yaitu ketika seorang manajer mengirimkan email kepada timnya dengan instruksi tentang proyek baru. Namun, ia tidak menjelaskan tenggat waktunya. Sehingga beberapa anggota tim mengira tenggatnya adalah minggu depan, sementara yang lain berpikir tenggatnya satu bulan lagi. Akibatnya, pekerjaan terlambat dan ada kebingungan di antara anggota tim. Hal ini sangat berisiko menimbulkan kesalahan yang fatal, mungkin saja karena hal itu si manajer itu dipecat oleh atasannya karena ia telah malalaikan tugas penting yang bisa saja menyebabkan kerugian bagi perusahaannya.

Dari kedua contoh diatas dapat diidentifikasi prinsip dalam pesan verbal yaitu makna pesan ada pada orang yang menerimanya. Di dalam buku The Interpersonal Communication Book edisi keempat belas yang ditulis oleh Joseph A. DeVito dijelaskan bahwa makna pesan tidak diterima begitu saja, sebaliknya makna diciptakan oleh individu berdasarkan pesan yang diterima dan perspektif sosial serta budaya mereka mencakup keyakinan, sikap, dan nilai. Dijelaskan juga bahwa makna dapat berubah seiring berjalannya waktu dan pengalaman seseorang. Apa yang diartikan seseorang dari sebuah pesan bisa berbeda pada waktu yang berbeda, tergantung pada konteks dan perasaan mereka saat itu.

Selain itu dapat diidentifikasi prinsip lain yaitu pesan bervariasi dalam abstraksi. Pesan verbal yang efektif sering kali mencakup berbagai tingkat abstraksi. Sehingga kejelasan sangat penting dalam komunikasi dan merupakan kunci untuk menghindari kebingungan dan memastikan pemahaman yang tepat.

Terdapat banyak dampak buruk dan kerugian akibat dari miskomunikasi. Seperti timbulnya konflik dengan sesama atau bahkan dengan orang terdekat kita yang telah terjalin hubungan baik dalam waktu yang cukup lama. Dalam konteks bisnis atau keprofesionalan miskomunikasi dapat menyebabkan kerugian finansial seperti kehilangan klien atau proyek yang gagal. Dampak lain juga dapat timbul seperti reputasi yang buruk dan kehilangan kepercayaan yang telah dibangun dengan susah payah sebelumnya.

Untuk menciptakan lingkungan yang lebih produktif dan harmonis kita harus menghindari terjadinya miskomunikasi. Terdapat beberapa pedoman yang dapat kita ikuti untuk membantu menciptakan komunikasi yang lebih inklusif dan akurat diantaranya: Pertama, penting memiliki sikap terbuka terhadap informasi baru dan menghindari penilaian cepat berdasarkan pengalaman yang terbatas. Mengingat bahwa ada lebih banyak hal yang bisa dipelajari dan dapat memperkaya interkasi kita. Kedua, memperbaharui pandangan dengan menyadari bahwa orang dan situasi selalu berubah sangat penting untuk interaksi yang efektif. Jika kita terus menilai seseorang berdasarkan masa lalu, kita bisa kehilangan pemahaman yang akurat tentang mereka saat ini.

Selain dari hal di atas, kita juga dapat melakukan hal-hal seperti mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi jika ada hal yang tidak jelas dan kita merasa ragu akan pesan yang diberikan. Sebagai pengirim pesan kita harus memastikan tujuan pembicaraan sebelum memulai percakapan. Kepekaan kita akan reaksi dari penerima pesan juga diperlukan agar kita mengetahui apakah pesan tersampaikan dengan tepat atau tidak. Selanjutnya, kesadaran emosional juga membantu dalam mengenali potensi reaksi atau misinterpretasi. Jika suasana hati kita sedang tidak baik, pertimbangkan untuk menunda sebuah komunikasi penting. Kita juga bisa memahami perspektif orang lain, terutama jika ada ketidaksetujuan.

Miskomunikasi pesan verbal dapat mengakibatkan dampak yang sangat merugikan dalam hubungan pribadi dan profesional, terutama di tengah perkembangan komunikasi yang cepat dan kompleks saat ini. Dalam konteks interpersonal, kesalahpahaman dapat mengakibatkan hubungan yang telah terjalin lama menjadi renggang, sementara dalam lingkungan profesional, kesalahan dalam komunikasi dapat berujung pada kerugian finansial yang signifikan dan hilangnya kepercayaan. Miskomunikasi terjadi ketika makna yang disampaikan oleh pengirim pesan tidak sesuai dengan yang dipahami oleh penerima, sebuah kegagalan yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pemilihan kata yang kurang tepat, ketidakjelasan konteks, atau perbedaan interpretasi.

Prinsip penting dalam komunikasi adalah bahwa pesan harus jelas dan mudah dipahami. Tingkat kejelasan ini menjadi kunci untuk menghindari kesalahpahaman yang bisa merugikan, baik dalam hubungan personal maupun profesional. Dampak dari miskomunikasi sangat beragam, mulai dari konflik yang timbul dalam hubungan hingga kerugian finansial di tempat kerja, serta reputasi yang tercemar akibat kesalahpahaman yang tidak teratasi.

Secara keseluruhan, dengan mengenali faktor-faktor yang menyebabkan miskomunikasi dan menerapkan strategi untuk menghindarinya, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik untuk komunikasi yang efektif. Ini bukan hanya penting untuk hubungan pribadi, tetapi juga vital bagi keberhasilan dalam konteks profesional, di mana kolaborasi dan pemahaman yang baik antara individu sangat diperlukan. Membangun kepercayaan dan memperkuat hubungan melalui komunikasi yang jelas dan akurat akan membawa keuntungan jangka panjang bagi semua pihak yang terlibat.

*Penulis: Tasya Agustin (Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Andalas)

Baca Juga

Peran LSM dalam Gerakan Sosial: Aliansi atau Konfrontasi ?
Peran LSM dalam Gerakan Sosial: Aliansi atau Konfrontasi ?
Pentingnya Menerapkan Pesan Emosional dalam Berkomunikasi
Pentingnya Menerapkan Pesan Emosional dalam Berkomunikasi
Peran Media Sosial dalam Menggerakkan Partisipasi Politik: Kekuatan atau Bahaya?
Peran Media Sosial dalam Menggerakkan Partisipasi Politik: Kekuatan atau Bahaya?
Digital Discourse: Fenomena Hashtag Activism dan Narasi Visual dalam Partisipasi Politik Gen Z
Digital Discourse: Fenomena Hashtag Activism dan Narasi Visual dalam Partisipasi Politik Gen Z
Kreativitas dalam Mengelola Bouquet Bunga di Kota Padang
Kreativitas dalam Mengelola Bouquet Bunga di Kota Padang
Budaya Minangkabau dan Komunikasi Antarpribadi
Budaya Minangkabau dan Komunikasi Antarpribadi