Ayah Pemulung Bersyukur Adanya Sekolah Rakyat, Banyak Kemajuan yang Didapat Putrinya

InfoLanggam — Di tengah tumpukan sampah Bantar Gebang, Rahmat menaruh satu harapan besar untuk masa depan anaknya. Lelaki yang bekerja sebagai pemulung itu tak ingin putrinya, Alfi Rahma, bernasib serupa seperti dirinya.

Harapan itu kini tumbuh lewat Sekolah Rakyat, tempat Alfi belajar dan tinggal di asrama secara gratis, sebagai bagian dari upaya pemerintah memutus rantai kemiskinan.

“Alfi pengen jadi Polwan. Semoga cita-citanya terkabul. Minimal anak saya bisa mencicipi pendidikan yang setara,” ujar Rahmat di rumahnya di kawasan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi, Rabu (22/10).

Sehari-hari, Rahmat bekerja sebagai pemulung sampah plastik di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.

Harapan Rahmat ini sejalan dengan tujuan Sekolah Rakyat, yang termasuk dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden RI Prabowo Subianto, yakni untuk memutus rantai kemiskinan. Dengan pendidikan, Presiden berharap kemiskinan tidak diwariskan.

“Dengan adanya Sekolah Rakyat, Alhamdulillah saya merasa dipedulikan oleh pemerintah. Program ini sangat membantu,” bebernya.

Ia berharap program ini terus berjalan sehingga anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem bisa bersekolah secara gratis, termasuk asrama dan makan yang ditanggung pemerintah.

“Jangan sampai anak-anak itu kayak orang tuanya. Nasibnya kayak model begini. Untuk Alfi, doa terbaik mudah-mudahan sehat selalu, bertahan di sana (Sekolah Rakyat) terus bisa menyerap pelajaran,” ungkap Rahmat.

Sudah lebih dari tiga bulan Alfi, siswi kelas X, bersekolah dan tinggal di asrama SRMA 13 Bekasi. Menurut Rahmat, sudah banyak kemajuan yang didapat putrinya. Kini Alfi lebih disiplin dan lebih sopan kepada orang tua.

Ia menceritakan, pihak sekolah, baik guru maupun wali asrama, selalu menginformasikan segala perkembangan anaknya. Komunikasi antara pihak sekolah dan wali murid terus dibangun.

“Perkembangan sekecil apapun disampaikan kepada orang tua. Diberitahukan oleh wali asrama maupun guru. Malah laporan mata pelajaran disampaikan secara detail,” terangnya.

Rahmat mengaku mendukung apa pun yang diinginkan anaknya, apakah melanjutkan kuliah atau langsung bekerja.

“Kayaknya setelah lulus dia pengen langsung kerja, pengen bantu orang tua kali. Tapi saya enggak memaksa. Terserah dia. Kalau mau lanjut kuliah, pihak sekolah juga memfasilitasi. Kalau mau kerja, monggo. Saya ikut saja,” tuturnya.

Yang pasti, kata Rahmat, ia mendukung apa pun cita-cita putrinya selama itu membuat masa depannya lebih cemerlang, termasuk cita-citanya menjadi Polwan.

“Kalau dia cita-citanya pengen jadi Polwan, Bapak dukung. Dukung banget,” kata Rahmat. (*)

Baca Juga

Alfia Rahma (15) kini memulai babak baru dalam hidupnya lewat Sekolah Rakyat. Saat ini kehidupan siswi kelas 1 SRMA 13 Bekasi jauh lebih baik
Cerita Alfi Anak Pemulung yang Nyaman Belajar di Sekolah Rakyat, Bisa Makan 3 Kali Sehari
Rifki Nurwan Aziz, lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung yang melanjutkan studi ke Australia, kembali ke
Lulusan Australia dan Kini Pilih Mengajar di Sekolah Rakyat, Rifki: Program Ini Tepat Sasaran
Sebanyak 100 sekolah rakyat sudah dibangun selama 299 hari kinerja Presiden Prabowo Subianto. Tahun depan pemerintah menargetkan menjadi
100 Sekolah Rakyat Sudah Dibangun Selama 299 Hari Kinerja Presiden Prabowo
Anggaran Sekolah Rakyat Rp7 Triliun Tersebar di Berbagai Kementerian
Anggaran Sekolah Rakyat Rp7 Triliun Tersebar di Berbagai Kementerian
Kunker ke Sumbar, Wapres Gibran Kunjungi SRMP 4 Padang
Kunker ke Sumbar, Wapres Gibran Kunjungi SRMP 4 Padang
Melihat Sekolah Rakyat SRMP 4 Padang, Asa Menggapai Mimpi Buah Hati
Melihat Sekolah Rakyat SRMP 4 Padang, Asa Menggapai Mimpi Buah Hati