Aset Perbankan Syariah Sumbar Tumbuh 24,8 Persen

Aset Perbankan Syariah Sumbar Tumbuh 24,8 Persen

Ilustrasi perbankan syariah. (Foto: lp3i)

Langgam.id - Kinerja perbankan syariah di Sumatra Barat sepanjang 2024 menunjukkan tren positif. Hal itu dibuktikan dengan pertumbuhan aset yang mencapai 24,8 persen per Desember 2024.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar mencatat aset perbankan syariah tumbuh 24,8 persen menjadi Rp12,98 triliun pada penghujung 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year (yoy) sebesar Rp10,40 triliun.

"Perbankan syariah menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan doble digit jauh di atas kinerja perbankan konvensional," kata Kepala OJK Sumbar Roni Nazra, beberapa waktu lalu.

Selain aset, pembiayaan juga tumbuh signifikan mencapai 20,2 persen dari Rp8,81 triliun pada 2023 lalu menjadi Rp10,59 triliun. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) masih tumbuh 11,9 persen menjadi Rp10,90 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp9,73 triliun.

Rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing/NPF perbankan syariah Sumbar juga terjaga di level 1,32 persen jauh lebih baik dari angka nasional yang mencapai 2,27 persen. Sedangkan loan to deposit ratio/LDR berada di angka 97,13 persen.

Secara keseluruhan kinerja perbankan Sumbar sepanjang tahun lalu masih menunjukkan performa positif. Aset misalnya masih tumbuh 3,50 persen atau mencapai Rp83,99 triliun meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp81,15 triliun.

Roni mengungkapkan kinerja industri perbankan di Sumatra Barat masih tumbuh positif meski masih dibayangi tekanan likuiditas dan ketidakpastian ekonomi global.

"Secara umum kita lihat, kinerja perbankan Sumbar masih tumbuh positif. Aset bahkan mencapai Rp83,99 triliun," katanya, dalam konferensi pers, Senin (10/2/2025) lalu.

Selain itu, penyaluran kredit juga tumbuh 5,27 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp73,36 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp69,68 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp56,12 triliun atau tumbuh 4,18 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp53,87 triliun.

Ia memaparkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan/NPL perbankan Sumbar masih terjaga di angka 2,23 persen atau di bawah ambang batas regulator yaitu 5 persen. Sedangkan rasio intermediasi atau loan to deposit ratio/LDR mencapai 138,82 persen.

"LDR juga cukup bagus, artinya banyak dana dari luar (Provinsi) yang diserap untuk membiayai kredit di Sumatra Barat," kata Roni.

Meski masih tumbuh positif, ia mengingatkan kinerja perbankan sepanjang tahun 2025 ini masih akan dibayangi kondisi ketatnya likuiditas. Sehingga, manajemen perbankan harus putar otak untuk mendapatkan dana guna memenuhi kebutuhan pembiayaan. (*/Fs)

Baca Juga

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022, BI Sumbar Bawa Rp 5,9 Miliar ke Mentawai
Kinerja 2024, Aset Perbankan Sumbar Tembus Rp83,99 Triliun
Pegadaian Raih Izin Usaha Bulion dari OJK
Pegadaian Raih Izin Usaha Bulion dari OJK
Per Oktober, OJK Catat Aset Perbankan Sumbar Tembus Rp84,17 Triliun
Per Oktober, OJK Catat Aset Perbankan Sumbar Tembus Rp84,17 Triliun
Aset Perbankan Sumbar Rp83,41 Triliun, OJK Nilai Kinerja Sektor Keuangan Tumbuh Positif
Aset Perbankan Sumbar Rp83,41 Triliun, OJK Nilai Kinerja Sektor Keuangan Tumbuh Positif
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah mengatakan, bahwa pihaknya membuka Posko Pelayanan Perhitungan Tunjangan Hari Raya (THR).
Semester I/2024: OJK Catat Aset Perbankan Sumbar Capai Rp81,94 Triliun
Tumbuh 19,94 Persen, Aset Perbankan Syariah Sumbar Tembus Rp11,04 Triliun
Tumbuh 19,94 Persen, Aset Perbankan Syariah Sumbar Tembus Rp11,04 Triliun