Langgam.id – Program Koperasi Desa Merah Putih yang tengah digalakkan oleh pemerintah dinilai mampu menjadi solusi konkret penciptaan lapangan kerja di tingkat desa. Anggota DPR RI Fraksi PAN, H Arisal Aziz, menyampaikan keyakinannya bahwa koperasi ini bisa menjawab tantangan pengangguran, khususnya di kalangan tenaga terampil di daerah.
Menurut Arisal, program ini merupakan langkah strategis yang patut didukung penuh oleh seluruh elemen bangsa.
“Sebuah terobosan yang cerdas saya kira. Seperti yang ditegaskan oleh Menko Bidang Pangan, Zulhas, bahwa lewat Koperasi Desa Merah Putih akan mampu menciptakan banyak lapangan kerja. Saya yakin hal itu bisa terwujud, tentu dengan sinergi dan evaluasi berkelanjutan,” ujarnya, Kamis (26/6/2025).
Pemerintah saat ini tengah membentuk lebih dari 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes), dengan 65 ribu di antaranya telah berbadan hukum. Peluncuran kelembagaan koperasi dijadwalkan pada 12 Juli 2025, disusul dengan pendampingan model bisnis pada Agustus–September. Operasional penuh koperasi akan diresmikan pada 28 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Arisal menjelaskan bahwa Kopdes dirancang untuk menjalankan enam unit usaha strategis yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat desa, serta pemangkasan rantai distribusi yang selama ini membebani konsumen.
“Keenam unit usaha tersebut meliputi agen pupuk, pangkalan gas elpiji 3 kg, agen sembako, agen pusat layanan pos dan bantuan pemerintah, layanan perbankan, serta klinik dan apotek skala kecil. Ini semua berhubungan langsung dengan masyarakat, sehingga membuka peluang kerja yang nyata,” jelasnya.
Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan sebelumnya juga menyatakan bahwa Kopdes bertujuan memangkas jalur distribusi barang kebutuhan pokok dan energi, serta memperluas akses layanan dasar. Dalam pelatihan SDM dan penguatan kelembagaan yang berlangsung 25 Juni lalu, Zulkifli menegaskan bahwa program ini tidak menggunakan dana APBN, melainkan berbasis pada plafon pinjaman usaha.
"Ini bukan bansos, ini murni bisnis. Dana yang digunakan berasal dari plafon pinjaman, dan hanya digunakan jika usaha berjalan. Pemerintah hanya memfasilitasi kelembagaan dan pelatihan SDM,” katanya.
Untuk mendukung pelaksanaan program secara maksimal, Arisal Aziz menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi. Ia mengusulkan penggunaan aplikasi digital sebagai sistem pengelolaan terpadu bagi seluruh koperasi desa di Indonesia.
"Sebagai badan usaha, koperasi sangat perlu aplikasi berbasis digital yang bisa merangkum pelaporan data dari seluruh desa. Ini penting agar program berjalan efektif dan tepat sasaran,” ungkapnya.
Ia menyebut bahwa aplikasi tersebut akan meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas koperasi, serta mempermudah manajemen data anggota, transaksi, keuangan, dan pelaporan. Aplikasi juga diyakini bisa meningkatkan keterlibatan anggota koperasi di era digital.
"Saya sudah sampaikan hal ini kepada Menko Zulhas saat kami bertemu di sela-sela ibadah haji lalu. Alhamdulillah beliau merespons dengan baik. Kita memiliki visi yang sama bahwa digitalisasi adalah kunci keberhasilan koperasi ke depan,” pungkas Arisal.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku koperasi, dan teknologi digital, Koperasi Desa Merah Putih diharapkan bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa yang mandiri dan berdaya saing. (*/f)