Langgam.id - Coronavirus Disease (Covid-19) turut berdampak ke berbagai sektor, termasuk dunia pariwisata. Virus yang merebak hampir di seluruh dunia itu juga membuat sejumlah objek wisata di Sumatra Barat (Sumbar) terpaksa ditutup, begitu juga okupansi atau tingkat hunian hotel terus berkurang.
Kota Bukittinggi yang merupakan salah satu daerah unggulan tujuan wisatawan di Sumbar, menjadi salah satu yang terdampak. Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) setempat mencatat total kerugian di sektor pariwisata mencapai Rp9 miliar selama tiga bulan terakhir.
"Pendapatan Asli Daerah (PAD) subsektor pariwisata itu ada sekitar Rp35 miliar tahun kemarin," ujar Kepala Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disparpora Kota Bukittinggi, Suzi Yanti saat dihubungi Langgam.id via telepon, Kamis (4/6/2020).
Sektor pariwisata itu, kata Suzi, diantaranya pajak hotel, hiburan, restoran dan wisata. Pihaknya memprediksi kerugian di sektor tersebut dalam jangka waktu satu bulan rata-rata sekitar Rp3 miliar.
"Dari awal Maret tutup, April dan Mei. Diprediksi kira-kira per bulan sekitar Rp3 miliar. Nah akhir Mei kemarin baru kami mulai buka objek wisata di Bukittinggi," ungkapnya.
Disparpora Kota Bukittinggi, jelas Suzi, juga terus melakukan perkembangan dalam sektor pariwisata selama masa PSBB kemarin serta membenahi beberapa objek wisata. Begitupun dalam tatanan kenormalan baru ini, maka akan bekerja dengan industri pariwisata dalam mengairahkan kembali destinasi wisata.
"Namun karena PSBB Sumbar belum dicabut, maka kami belum mengimbau terlalu gencar bagi wisatawan di luar Sumbar. Masih Sumbar saja dulu, itu pun harus selektif melihat KTP, mana tahu (wisatawan) dari Padang, jangan-jangan mereka itu dari daerah zona merah. Kita masih lokal saja dulu," jelasnya.
Lalu, menurut Suzi, sejak dibukanya kembali objek wisata, masyarakat sudah mulai berdatangan, meskipun masih berskala lokal. Sekitar 3.000 kunjungan di objek wisata yang ada sejak 30 Mei 2020.
"Alhamdulillah, sudah mulai ada kunjungan, tapi belum ramai. Sejak dibuka sampai kemarin itu kurang lebih sekitar 3.000 kunjungan di objek wisata. Tapi, kami tetap harus menerapkan protokol kesehatan terkait Covid-19," ucapnya.
Lebih lanjut, disebutkan Suzi, setiap pengunjung akan diwajibkan menggunakan masker dan menjaga jarak. Pihaknya juga menyediakan beberapa titik lokasi untuk tempat mencuci tangan.
"Begitupun mengukur suhu tubuh pengunjung. Petugas kami juga selalu mobile memantau pengunjung terkait penerapan jaga jarak dan memakai masker," katanya. (Irwanda/ZE)