Langgam.id - Kabar duka menyelimuti Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). KH Abdul Syam yang merupakan Ketua DPP LDII meninggal dunia dalam usianya 72 tahun di Rumah Sakit Veteran dr Suyoto, Jakarta, Selasa (14/7/2020) sekitar pukul 03.30 WIB.
Abdullah Syam diketahui menderita komplikasi diabetes, hipertensi, dan jantung. Sebelumnya, kondisi almarhum sempat stabil dan dokter mengizinkan pulang. Namun sesampai di rumah kondisinya menurun kembali dan kemudian dirawat di rumah sakit hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Kehilangan sosok Abdullah Syam sangat dirasakan bagi para pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII, termasuk di Sumatra Barat (Sumbar). Menurut Ketua DPW LDII Sumbar, M Ari Sultoni, kepergian almarhum Abdullah Syam merupakan kehilangan sosok yang besar.
"Kehilangan yang besar tidak hanya bagi LDII, tapi juga bangsa ini," kata Ari dalam keterangan tertulisnya, Selasa (14/7/2020).
Dikatakannya, pada 2015 Abdullah Syam bersama DPW LDII Sumbar mewujudkan kerja sama antara LDII dengan Polri. Hal ini melalui Pelatihan Da’i Kamtibmas Tingkat Regional Angkatan I dan Pelatihan Da’i Kamtibmas Tingkat Regional Angkatan II pada 2019.
Ari menyebut, kehadiran almarhum Abdullah Syam terakhir di Sumbar diketahui saat Musyawawah Wilayah (Musywil) dan pengukuhan pengurus DPW LDII Sumbar periode 2019-2024 pada tanggal 26 Agustus 2019.
"Saat itu pengukuhan digelar di Auditorium Gubernuran Sumbar di Kota Padang," ujarnya.
Almarhum Abdullah Syam dilantik menjadi Ketua Umum DPP LDII sejak 1998-2005, 2005-2011, 2011-2016, dan 2016-2021. Dalam memimpin DPP LDII selama empat periode Abdullah Syam membawa perubahan dalam gerak organisasi, yang lebih inklusif dan lincah dalam membaca lingkungan strategis.
"Pada saat reformasi, Pak Abdullah Syam berhasil memanfaatkan momentum tersebut dengan menerbitkan Majalah Nuansa dengan izin resmi memakai SIUPP," jelas Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo.
Abdullah Syam selain menjadi birokrat dan peneliti di Kementerian Kehutanan merupakan sosok yang aktif. Dia tak segan-segan menyambangi warga LDII di wilayah Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia. Selain itu, ia juga kerap menyambangi para pelajar atau warga LDII yang bekerja di luar negeri, untuk melihat secara langsung kegiatan pembinaan generasi muda.
Pada 2007, Abdullah Syam mempelopori gerakan “Paradigma Baru”, dan mengarahkan organisasi dan warga LDII lebih dekat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Paradigma baru itu, membuat hubungan LDII dengan MUI menjadi sangat dekat. Lima warga LDII menjadi pengurus MUI Pusat dan Pak Abdullah Syam juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan MUI,” ujar Ketua DPP LDII, Chriswanto Santoso. Pada 2012 lalu, Abdullah Syam bersama ormas Islam lainnya ditunjuk sebagai anggota Amirul Haj.
Kedekatan LDII dan MUI terus berlanjut, LDII berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan MUI, seperti unjuk rasa menggolkan UU Antipornografi dan bersama-sama MUI menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila.
Menurut Sekretaris Umum DPP LDII Dody T Wijaya pada 2016, Abdullah Syam mengajak seluruh warga LDII menghormati para guru. Program itu diwujudkan dalam “Gerakan Ayo Menghormati Guru”, “Gerakan tersebut mengajak warga LDII dan seluruh bangsa Indonesia untuk menghormati para guru, baik guru dalam sekolah formal maupun nonformal seperti kyai, mubaligh-mubalighot, hingga orangtua,” ujar Dody.
Gerakan ini selalu dikenang, karena mengingatkan kembali fungsi sentral para guru dalam menentukan arah berbangsa dan bernegara.
Kini, Abdullah Syam telah berpulang ke sisi Allah. Semoga jasa-jasanya menjadi amal jariyah baginya, dan bermanfaat bagi LDII serta umat Islam pada umumnya.
DPP LDII menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, termasuk tenaga medis RS Veteran Suyoto yang sudah berupaya maksimal dalam menangani almarhum, sejak tiba di RS hingga akhir hayatnya. (*/Irwanda)