Menteri Pertanian Lepas 14 Komoditas Ekspor Sumbar, Termasuk Jengkol dan Petai

pertanian sumbar

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Dok. karantina.pertanian.go.id)

Langgam.id - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) melakukan kunjungan kerja ke Balai Buah Tropika, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar), Jumat (9/4/2021). Dalam kunjungan tersebut, ia melepas 14 komoditas ekspor, sebagai apresiasi atas kinerja pembangunan pertanian Sumbar.

Menteri Pertanian mengatakan, 14 ragam komoditas dengan nilai  Rp 298,67 miliar ini telah melalui serangkaian tindakan karantina untuk memenuhi persyaratan ekspor negara tujuan. Layanan sertifikasi ekspor terhadap  26,1 ribu ton komoditas pertanian itu akan melalui Pelabuhan Teluk Bayur dan Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang, Sumbar.

“Produk unggulan ekspor Sumbar ini sangat beragam, mulai dari petai, jengkol, manggis, produk turunan dari kelapa dan lainnya. Negara tujuan juga ada 11 dari beberapa benua, seperti Belanda, Perancis, Belgia, Hongkong, Tiongkok, Jepang, India, Bangladesh, dan sejumlah negara di Asia Tenggara,” katanya, dalam keterangan tertulis.

Sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, menurutnya, ekpor tersebut harus berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian Indonesia masih dibutuhkan negara lain.

Menurutnya, pertanian harus terus dijaga untuk tetap berproduksi. Peran seluruh pemangku kepentingan di sektor pertanian sangat penting. Tidak lepas dari peran dan kerja keras petani Indonesia.

“Pertanian tidak akan pernah meredup. Bahkan bisa terus meningkat. Banyak subsektor dari pertanian yang berpotensi untuk ditingkatkan. Mulai dari perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan,” katanya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy, yang juga hadir dan melepas ekspor menyebutkan bahwa wilayahnya memiliki komoditas pertanian unggulan yang beragam. "Bahkan dalam perekonomian, sektor pertanian di Sumbar mengalahkan sektor industri," kata Audy.

Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menuturkan, upaya peningkatan ekspor ini di antaranya nilai ekspor, eksportir baru, dan negara tujuan baru. Dari sebelas eksportir terdapat eksportir baru. “Alhamdulillah di Sumatera Barat ini ada eksportir baru, CV. Amanah Murasaki. Pengekspor petai dan jengkol ke Jepang,” ujarnya.

Ia mengatakan, karantina memastikan seluruh produk pertanian yang akan diekspor telah memenuhi persyaratan internasional tentang sanitari dan fitosanitari sehingga memiliki daya saing di pasar global. "Ekspor pertanian juga dapat menjadi bukti bahwa sinergisitas para pelaku pembangunan pertanian di Sumbar ini terjalin dengan baik," katanya. (*/Rahmadi/SS)

Baca Juga

Pinang Sumbar Makin Diminati, India Jadi Pasar Utama
Pinang Sumbar Makin Diminati, India Jadi Pasar Utama
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
Irigasi Banda Taluak Bawah Tuntas, Petani: Sekarang Sudah Bisa Bayar Kuliah Anak
BPS mencatat nilai ekspor Sumbar pada September 2024 sebesar US$135,59 juta. Nilai ini mengalami penurunan sebesar 43,72 persen dibanding
BPS: Ekspor dan Impor Sumbar Turun pada September 2024
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
Inovasi Pertanian: Pemberdayaan Kader PKK Melalui Pelatihan Hidroponik
BPS mencatat nilai ekspor yang berasal dari Sumatra Barat pada Agustus 2024 sebesar US$240,93 juta. Angka ini mengalami peningkatan sebesar
BPS: Agustus 2024, Ekspor Sumbar Naik Sedangkan Impor Turun
Faperta UNAND Gelar Konferensi Internasional Bahas Pertanian Berkelanjutan
Faperta UNAND Gelar Konferensi Internasional Bahas Pertanian Berkelanjutan