Langgam.id- Sejarawan Universitas Negeri Padang (UNP) Mestika Zed mengajak masyarakat tidak emosional dan mudah benci dalam menyikapi peristiwa sejarah beserta sumber-sumbernya.
Berbicara pada acara bedah buku 'Pelaku dan Saksi Sejarah Angkatan 66 Sumatera Barat Bertutur Tentang Tritura', Kamis (10/1/2019), di Auditorium Gubernuran Sumbar Padang, Mestika mengajak agar setiap orang tidak hanya memandang sejarah secara hitam putih saja.
Ia mencontohkan pada tahun 1945 Indonesia merdeka, banyak yang menjadi sangat benci pada Belanda, sehingga buku-buku Belanda dicampakkan dan dibakar. Bahasa Belanda juga dibuang sehingga dampaknya hari ini tidak ada lagi orang Indonesia yang mengenal Bahasa Belanda.
“Padahal banyak ilmu pengetahuan dan sains serta riset-riset penting yang berbahasa Belanda. Bahkan data-data sejarah Indonesia juga banyak ada dalam bahasa Belanda,” katanya.
Menurut Mestika, Malaysia bisa menjadi contoh Negara yang tidak mendendam kepada penjajahnya Inggris. Sehingga sampai hari ini orang Malaysia bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Guru Besar Ilmu Sejarah itu juga mencontohkan, ketika pemerintahan orde baru jatuh banyak yang membenci dan emosional. Namun jauh setelahnya banyak yang memuji kembali program-program pada masa itu.
“Saat orde baru runtuh maka segala hal yang berbau orde baru kita injak semuanya. Namun seiring berjalannya waktu kita mulai sadar dan mulai mengambil lagi apa yang dulu dilakukan pada masa orde baru seperti program penyuluhan pertanian, pangan, dan P4,” kata Mestika.
Mestika mengajak agar setiap orang mengubah cara pandang menjadi objektif dan tidak dendam pada sejarah. (Rahmadi/HM)