Langgam.id - Kasus pengeroyokan dilakukan sejumlah orang di Nagari Guguk, Kecamatan 2x11 Enam Lingkung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar) masih terus menjadi sorotan. Apalagi dalam kasus ini empat orang telah ditetapkan tersangka, dua orang di antaranya anak bawah umur.
Kasus ini menyebabkan satu orang yang bernama Riki Ari Nofrizal meninggal dunia. Sedangkan korban lainnya bernama Syahril kritis.
Bupati Padang Pariaman, Suharti Bur pun angkat bicara soal kasus ini. Ia sangat menyayangkan tindakan masyarakat yang melakukan main hakim sendiri tersebut.
"Kita sudah mengimbau seluruh lapisan masyarakat supaya kalau ada masalah jangan main hakim sendiri. Itu sudah kita serukan," kata Suharti kepada langgam.id usai menghadiri Musda HIPMI Sumbar di Padang, Rabu (17/3/2021).
Baca juga: Kronologi 2 Pria Dituduh Maling dan Dikeroyok di Padang Pariaman hingga Meninggal
Menurutnya kasus ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak, tak hanya Padang Pariaman tapi menyeluruh di wilayah Sumbar. Pemerintah kabupaten pun juga telah meninjau lokasi pasca kejadian.
"Dengan kondisi sekarang ini kekhawatiran dan kecemasan masyarakat pasti ada. Nah terkait kejadian ini, saya sudah tinjau ke lapangan," jelasnya.
"Kejadiannya sebenarnya terkait pertanggungjawaban saja. Ketika dia (mobil korban) menyenggol sepeda motor orang di situ, dia tidak berhenti. Sudah dipanggil tapi tetap lari. Ini informasi yang saya dengar," sambungnya.
Sebenarnya, kata Suharti, kasus ini tak akan terjadi jika adanya pertanggungjawaban. Hanya saja main hakim sendiri juga tidak diperbolehkan.
"Saya rasa sebenarnya ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Bagi ada masalah dan segala macam perlihatkan pertanggungjawaban kita, itu aja," tuturnya.
Seperti diketahui, insiden main hakim sendiri ini terjadi pada Senin (15/2021) dinihari. Berdasarkan dari keterangan korban yang selamat, diketahui mereka sedang dalam perjalanan menuju Kota Bukittinggi mengunakan minibus Toyota Avanza BA 1148 LH.
"Minibus ini dikemudikan oleh korban Riki. Sekira pukul 21.00 WIB, tepatnya di salah satu warung penyiaram di Korong Titian Panjang, Kayu Tanam, mobil diteriaki maling oleh orang tidak dikenal," ujar Kapolsek 2x11 Enam Lingkung, Nazirwan.
Orang tidak dikenal ini, kata dia, mengendarai sepeda motor. Aksi kejar-kejaran pun terjadi hingga sampai di Pasar Kayu Tanam. Kemudian mobil korban menabrak pembatasan jalan sehingga mengalami rusak parah.
"Karena korban dikejar terus dengan sepeda motor, korban berupaya melarikan diri kembali dengan minibus. Tapi sampai di Nagari Guguk, Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, korban terus mengejar sembari menyoraki maling dan minibus berhasil dicegat," jelasnya.
Nazirwan menyebutkan lantaran korban disoraki maling sehingga memancing masyarakat setempat. Aksi pengeroyokan pun terjadi dilakukan sejumlah massa berasal dari masyarakat.
"Pada saat itu ada oknum masyarakat melakukan pemukulan. Sehingga kedua korban mengalami luka parah di sekujur tubuh. Mengeluarkan darah cukup banyak," ujarnya.
Dari video pengeroyokan massa terhadap kedua korban yang beredar, tampak korban mengalami luka di sekujur tubuhnya. Bahkan, posisi korban masuk dalam parit dengan penuh darah. (Irwanda/ABW)