Langgam.id - Kawasan Batu Runciang terletak di Dusun Sungai Cacang, Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang, Kota Sawahlunto. Disebut Batu Runciang atau bagi masyarakat setempat disebut Batu Unciang karena terdapat tumpukan batu karst (kapur) yang sebagian meruncing.
Bahkan ada pula batuan andesit berukuran raksasa, dan tingginya mencapai 30 meter yang terbentuk secara alami sejak jutaan tahun silam.
Untuk sampai ke atas kamu harus memanjatnya. Beberapa batu bisa dipanjat dengan mudah, namun ada pula yang membutuhkan keahlian khusus. Maka dari itu pilihlah batu yang bisa kamu panjat dengan gampang.
Baca juga: Indahnya Wisata Kampung Adat Sarugo di Limapuluh Kota
Saat berada di atas batu, kamu akan disuguhkan dengan pemandangan indah jalan lintas Sumatra yang dipadati oleh kendaraan yang lalu lalang. Selain itu kamu juga bisa menikmati keindahan Kota Sawahlunto yang seolah dibingkai oleh hamparan hijau bukit-bukit, serta menghirup udara segar yang mampu membuat tersenyum.
Kawasan Batu Runciang pun kerap dijadikan tempat bagus untuk wisatawan yang hobi panjat tebing.
Untuk sampai di kawasan Batu Runciang, dibutuhkan waktu kurang lebih 15 menit dari jalan lintas Sumatra, tepatnya di Jalan Lintas Tengah KM 20, Silungkang Oso, Simpang Puskesmas Silungkang. Kamu akan menelusuri jalan menanjak dengan lebar jalan kurang lebih 3 meter. Namun tak perlu khawatir, kendaraan roda dua dan empat sudah bisa mengakses jalan ini karena ditunjang dengan jalan yang sudah beraspal.
Tak hanya menawarkan keindahan, kawasan Batu Runciang juga menyimpan banyak misteri. Tempat wisata yang menghubungkan Kayu Tanam dengan Padang Panjang yang melintasi Bukit Barisan menuju Minangkabau, konon dikisahkan orang-orang yang mendaki bukit ini mengalami hal yang sangat tragis.
Orang dari pesisir yang pergi menuju Minangkabau mengalami kejadian perampokan dan pembunuhan. Mayat yang dibunuh ditinggalkan begitu saja di bukit atau dilempar di sekitar batu. Ahkirnya Bukit Batu Runciang ini sering disebut "Tambun Tulang".(Mg-Rara/Ela)