Langgam.id - Kampung wisata Sarugo (Saribu Gonjong) adalah satu satu tepat wisata yang wajib dikunjungi jika berada di Kabupaten Limapuluh Kota. Tepatnya berada di Jorong Sungai Dodok, Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat (Sumbar).
Di wisata Sarugo ini kita bisa melihat bangunan rumah gadang dengan arsitektur yang klasik dan memiliki filosofi yang tinggi. Wisatawan bisa berkeliling kampung melihat bagaimana orang tua terdahulu menata rumah gadang.
Selain itu, pemandangan di lokasi wisata ini masih sangat asri dan juga terdapat tempat duduk untuk bersantai-santai di tepi sungai yang masih dalam tahap pembangunan. Di sungai ini kamu juga bisa mandi dan berfoto-foto.
Kampung Sarugo ini juga masuk dalam kategori tiga besar pada ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) Tahun 2020 kategori Kampung Adat Terpopuler. Di mana ini merupakan hasil kerja sama berbagai pihak yang mendukung.
Baca juga: Mengenal Mambadak Surau, Tradisi Unik dari Nagari Salimpek Solok
Wisata ini dikelola oleh sebuah kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan masyarakat sekitar. Mereka bekerja sama menggiatkan pembangunan kampung ini menjadi wisata. Kemudian diresmikan oleh Bupati Kabupaten Limapuluh Kota Periode 2016-2021, Irfendi Arbi.
Ketua Pokdarwis, Rici Candra mengatakan kalau Kampung Sarugo masih dalam tahap pengembangan. "Kita masih menggagas perencanaan untuk jangka panjang, bukan tercipta hari ini, timbul hari ini, dan berakhir hari ini," tuturnya, Rabu (24/02/2021).
Lanjutnya, wisata sarugo ini lahir karena adanya kerjasama dari masyarakat dan berbagai pihak. "Kampung wisata ini lahir karena adanya kerjasama antara pihak-pihak Pentahelix Kementerian Pariwisata, kalau tidak ada kerja sama tidak mungkin ini bisa terjadi," katanya.
Ia juga mengatakan saat ini wisata Sarugo masih dalam tahap pengembangan dan pembenahan. "Istilahnya sekarang kita masih memperjuangkan, mambangkik batang tarandam," tukasnya.
"Sebelum kampung sarugo dikenalkan ke wisatawan luar, perlu dilakukan pembenahan dulu. Kita benahi dulu masyarakat kampung seperti apa pakaian yang benar menurut adat yang berlaku di sini," sambungnya.
Untuk ke depannya, kalau banyak wisatawan yang datang dari luar akan diterapkan penampilan adat sesuai permintaan wisatawan. Mungkin kampung Sarugo hanya tiga kali dalam seminggu menerima tamu.
Baca juga: Tari Tanduk, Wujud Syukur Petani Nagari Lubuk Tarok di Musim Panen
"Di sini kalau ada orang yang berwisata dihidupkan adat dan budaya yang ada di kita biar orang luar menirunya, jangan kita yang meniru mereka. Jika masuk tamu dari luar mereka harus ikut aturan kita dan itu sudah dikoordinir oleh Pokdarwis," jelasnya.
Kemudian, salah seorang pengurus Pokdarwis, Ronald Hermit menuturkan wisata yang paling utama adalah rumah saribu gonjong. Di luar itu ada tempat duduk-duduk di tepi sungai dan di sana bisa mandi, juga terdapat air terjun.
"Air terjun yang dinamakan sarasah ma ambun ini merupakan wisata bagi peminat khusus nantinya. Dari Kampung Sarugo menempuh perjalanan dengan jalan kaki selama kurang lebih tiga jam," katanya.
Selain rumah gadang dan pemandangan alam sekitarnya, juga terdapat hutan lindung, hutan suaka, dan hutan manggani. Di daerah ini juga masih terdapat harimau dan bunga bangkai (Raflesia Arnoldi). Namun, sayangnya di daerah ini tidak terdapat jaringan telepon, masyarakat sekitar hanya mengandalkan wifi.(Mg-Rinta/Ela)