Langgam.id – Dekan Fakultas Hukum Universitas Andalas (Unand) periode 2010-2014 Yuliandri, terpilih sebagai rektor Unand untuk periode jabatan 2019-2023 dalam pemilihan oleh senat dan menteri, Rabu (26/6/2019).
Dalam pemilihan tersebut, tiga nama yang diajukan (seleksi tingkat senat) yaitu petahana Tafdil Husni, Yuliandri, dan Mantan Dekan Fakultas Teknik Hairul Abral, akan memperebutkan kursi nomor 1 Limau Manis, sebutan lain Kampus Unand.
Dari 76 orang senat Unand, sebanyak 75 orang hadir. Sesuai aturan jumlah senat Unand yang hadir tersebut sebesar 65 persen dari total suara, sehingga suara menteri (Kemenristekdikti) sebesar 35 persen adalah 40 orang.
Dengan demikian, maka total jumlah suara hasil gabungan suara senat Unand dan menteri adalah sebanyak 115 suara.
Dalam pemilihan tersebut, Yuliandri unggul dengan mengumpulkan 68 suara, meninggalkan calon petahana Tafdil Husni yang meraih 40 suara. Sedangkan calon lainnya Hairul Abral harus puas dengan 7 suara.
Kepada Langgam.id, Yuliandri mengaku bersyukur diberi kesempatan untuk memimpin Unand empat tahun mendatang.
“Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih karena dipercaya memimpin Unand ke depan. Tugas kita masih banyak, maka saya mengajak semua civitas akademika turut aktif bersama-sama membesarkan institusi ini,” katanya.
Ia menyebutkan prioritas kerjanya di Unand adalah membenahi tata kelola perguruan tinggi, sesuai visi misi yang tercantum dalam rencana strategis Unand, untuk kemudian menjadi perguruan tinggi unggul.
Selain itu, tentu saja mempercepat upaya merealisasikan Unand sebagai perguruan tinggi negeri badan hukum (PTN BH), sehingga bisa bersaing dan menjadi world class university.
Werry Darta Taifur, Rektor Unand periode 2011-2015 mengatakan masih banyak pekerjaan rumah yang menanti rektor baru.
“Harapan kami rektor baru bisa membawa Unand menjadi perguruan tinggi yang disegani, bermartabat, dan lebih berkembang lagi. Salah satunya mewujudkan PTN BH,” ujarnya.
Menurutnya, sosok Yuliandri dianggap mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi Unand ke depan.
Apalagi, selama ini pria kelahiran Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, 18 Juli 1962 itu dikenal sebagai dosen yang disiplin, rajin, dan ramah kepada mahasiswa.
Selain sifat baiknya, alumnus doktoral Universitas Airlangga itu juga ahli di bidang perundang-undangan. Dirinya dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Perundang-Undangan pada Juli 2009 lalu, dan merupakan guru besar kedua di Tanah Air untuk bidang tersebut.
Soal integritas, juga tidak perlu diragukan, karena kiprahnya pada 2015 lalu pernah diajukan presiden sebagai calon hakim konstitusi di Mahkamah Konstitusi (MK) bersama I Dewa Gede Palguna menggantikan Hamdan Zoelva. Namun, kemudian Presiden Joko Widodo memilih Palguna.
Selain itu, ia juga ditunjuk menjadi Wakil Ketua Panitia Seleksi (Pansel) Pemilihan Calon Anggota Komisi Yudisial (KY) periode 2015-2020.
Dalam jabatan di institusi Unand, Yuliandri pernah menjabat Deputi Direktur Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) FH Unand 2004-2010. Anggota Senat FH Unand 2007 hingga sekarang, dan Anggota Senat Guru Besar Unand dari 2008 hingga sekarang.
Kemudian, Sekretaris Senat Unand 2009-2010, Ketua Senat Fakultas Hukum Unand 2010-2014, Ketua Prodi S2 Ilmu Hukum 2007-2010, Ketua Prodi S3 Ilmu Hukum 2009-2010, dan menjabat Dekan Fakultas Hukum Unand 2010-2014.