Langgam.id - Otoritas Jasa Keuangan mendorong perbankan di Sumatra Barat memaksimalkan pemanfaatan channel digital guna menggenjot ekspansi pembiayaan di tengah pandemi Covid-19.
Kepala OJK Perwakilan Sumbar Misran Pasaribu mengatakan perbankan juga harus berinovasi dalam pelayanan dan memaksimalkan segala lini untuk mempercepat akses pembiayaan ke masyarakat. Termasuk memaksimalkan layanan digital.
"Perlu saya kira memaksimalkan channel digital buat penyaluran kredit. Atau bekerjasama dengan fintech atau dengan platform digital yang sudah ada," katanya, Senin (7/12/2020).
Menurutnya, di masa pandemi Covid-19 ketika orang-orang mulai membatasi diri untuk ke luar rumah, maka platform digital jadi pilihan, termasuk dalam penyaluran kredit.
Apalagi, saat ini pertumbuhan kredit perbankan di Sumbar relatif sangat rendah. Per Oktober 2020 pertumbuhan kredit hanya 1,22 persen (year on year/yoy) atau hanya Rp54,63 triliun dari tahun sebelumnya Rp53,97 triliun. Bahkan secara year to date (ytd) atau sepanjang tahun ini hanya tumbuh 0,93 persen.
Padahal, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) cukup tinggi mencapai 3,70 persen (yoy) dari Rp47,32 triliun menjadi Rp49,08 triliun. Bahkan sepanjang tahun ini tumbuh 7,39 persen (ytd).
Kemudian rasio intermediasi bank atau loan to deposit ratio (LDR) perbankan Sumbar juga menunjukkan perbaikan menjadi 111,31 persen dari periode Oktober tahun lalu sebesar 114,05 persen. Namun, jika dikerucutkan ke sejumlah bank, rasio LDR cukup longgar.
Seperti Bank Nagari misalnya per Oktober 2020 memiliki rasio LDR sebesar 91,29 persen. Artinya, bank punya likuiditas memadai untuk menyalurkan kredit.
Direktur Utama Bank Nagari Muhammad Irsyad mengakui penyaluran kredit masih belum maksimal karena pandemi Covid-19 dan rendahnya permintaan.
"Kondisinya memang serba sulit. Kami di Bank Nagari juga memanfaatkan channel digital dalam pelayanan. Dana murah meningkat signifikan karena dari layanan digital, penyaluran kredit yang belum maksimal," katanya.
Meski begitu, ia menilai pertumbuhan tipis di masa pandemi perlu diapresiasi, mengingat kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan ekspansi secara masif.
Perseroan, imbuhnya, sudah merancang pembiayaan super mikro yang disalurkan kepada masyarakat dengan bunga subsidi dari pemda. "Tahun depan kami salurkan kredit super mikro, sekitar Rp75 miliar, masih dibahas. Bunganya 16 persen disubsidi 14 persen. Jadi masyarakat hanya bayar 2 persen," katanya.
Irsyad mengungkapkan Bank Nagari akan terus memaksimalkan layanan digital kepada nasabahnya, baik untuk layanan bagi debitur penabung maupun untuk nasabah peminjam. (*/HFS)