Langgam.id-Guru besar ekonomi Universitas Andalas (Unand) Syafruddin Karimi menilai, semua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur memiliki ide yang hampir sama dalam bidang ekonomi, dilihat dari debat paslon pada Senin (23/11/2020).
"Kalau saya lihat, hampir sama semua calon, tambah lagi moderator terpaku dengan visi yang diserahkan paslon, sehingga tidak terjadi debat kebijakan, mestinya terjadi debat, bukan sindir menyindir," katanya saat dihubungi, Selasa (24/11/2020).
Ia berharap paslon berdebat soal kebijakan ekonomi, misalnya bicara tentang ekonomi berorientasi kelautan. Kemudian berdebat tentang penting atau tidak hal tersebut. Kemudian mengenai jalan tol juga bisa dibahas, apakah perlu atau tidak bagi Sumbar.
Bisa juga membahas soal hak guna usaha (HGU). Bagaimana menurut mereka HGU di saat petani miskin lahan, sementara HGU dikuasai korporasi. Semua yang dibahas harus berdasarkan realitas yang ada di Sumbar.
Ia menambahkan, moderator harusnya menyampaikan isu atau kata kunci, kemudian diperdebatkan oleh paslon. Apalagi waktu debat hanya sedikit. Minimal harusnya 5 menit sampai 10 menit.
"Misalnya tanya saja soal Pelabuhan Teluk Bayur, kira-kira akan diapakan itu, apa kebijakan yang bakal diambil? Tapi itu tidak terjadi dalam debat," katanya.
Adapun yang dibahas seputar Bantuan Langsung Tunai (BLT), pemberian pinjaman, kredit usaha, dan lainnya merupakan sesuatu yang telah ada. Pertanyaan berdasarkan visi dan misi para calon adalah sesuatu yang biasa saja, tidak sesuatu yang bisa diperdebatkan.
"Jadi debat semalam tidak begitu mengungkap kapasitas masing-masing calon, saya percaya empat paslon ini orang-orang yang bagus, tapi debat tidak mengeksplore kemampuan mereka," katanya.
Perdebatan tidak membahas apa yang menjadi pemikiran ekonomi para calon. Harusnya diberikan tema yang tidak terlalu banyak, tetapi bisa membahas lebih dalam seputar ekonomi.
Menurut pandangannya, Sumbar ke depan harus mengubah orientasi ekonominya. Tidak lagi terpaku ke arah timur seperti Malaysia, Singapura, Thailand, dan ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.
"Sebab yang diuntungkan adalah daerah seperti Riau, Medan, dan lainnya sebab mereka ada di timur Sumatera," ujarnya. Sementara diketahui Sumbar berada di wilayah barat Sumatera.
Sumbar seharusnya juga berorientasi ke arah barat untuk pengembangan ekonominya. "Kita punya kekayaan di barat, salah satunya kita punya Teluk Bayur, kalau Riau tidak punya akses ke Samudra Hindia, mestinya pemimpin Sumbar memikirkan apa yang perlu kita lakukan dengan Teluk Bayur dan pasar besar yang ada di barat," katanya.
Menurutnya, Pemprov Sumbar bisa membuka peluang kerjasama ke arah sana karena ada pasar yang besar untuk komoditas yang ada di Sumbar, bahkan untuk komoditas daerah tentangga yang lewat Sumbar.
Apalagi Sumbar juga membuka pelabuhan baru di Teluk Ketapang di Pasaman Barat. Namun sampai saat ini belum ada calon gubernur yang ingin mengubah orientasi ke barat seperti itu.
"Kalau menurut saya itu mesti menjadi pemikiran calon gubernur, termasuk soal hasil laut, bisa kerjasama dengan Bangladesh, India, atau Maladewa, bisa juga buka pariwisata ke sana, kalau perlu ada kapal persiar dari Padang ke Timur Tengah, jadi banyak yang bisa dirancang " katanya.(Rahmadi/Ela)