Langgam.id - Pengamat Politik dari Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi, mempertanyakan hasil survei Poltracking Indonesia yang mengunggulkan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni. Dia menilai survei itu akan menggiring opini publik untuk dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Sumbar 2020.
"Pertanyaannya, kenapa begitu jauhnya angka Mulyadi-Ali Mukhni dibandingkan calon lain, itu hal yang mesti dijawab. Sementara kita tahu track record Mulyadi itu hanya kuat di Dapil Sumbar 2, bukan Dapil Sumbar 1," katanya Kamis (5/11/2020).
Menurutnya, angka yang jauh hingga hampir setengah suara dari keseluruhan itu terlalu jauh sehingga membuat orang bertanya-tanya. Berarti Mulyadi angkanya naik terus, padahal semua calon saat ini turun ke lapangan dan sama sama berkampanye.
Survei itu menyatakan angka dukungan untuk Mulyadi terus naik dan yang lain bergerak turun. Tentu hal ini tidak masuk akal karena semua sama-sama bekerja. Apalagi ada Nasrul Abit yang merupakan calon incumbent, tentu sulit juga dikalahkan. Partainya Gerinda tampak semakin masif turun ke masyarakat juga dengan bantuan Prabowo.
"Kalau benar juga Mulyadi kuat harusnya cuman di Dapil 2 Sumbar, tetapi kenapa angkanya jadi sejauh itu, padahal pemilih paling banyak di Dapil 1 Sumbar, ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab," katanya.
Ia menyimpulkan survei tersebut hanyalah upaya penggiringan opini kepada masyarakat, apalagi hal ini juga dipublikasikan ke tengah masyarakat. Banyak hal yang tidak dijelaskan seperti berapa strong voternya Nasrul Abit, Mahyeldi, dan Fakhrizal.
"Harusnya dijelaskan semua, jangan terkesan untuk menggiring opini," katanya.
Kemudian ia juga tidak yakin dengan angka pemilih yang belum memutuskan yang dijelaskan sekitar 1 persen. Menurutnya ada sekitar 3 sampai 5 persen masyarakat yang menerima politik uang, sehingga bisa dikatakan mereka belum menentukan pilihan.
"Saya lihat survei ini cendrung penggiringan opini, apalagi karakter orang Minang ini biasanya tegak bersama yang menang, kesannya seperti itu," katanya.
Menurutnya para calon lain tidak perlu menggubris hasil tersebut. Kalaupun benar Mulyadi paling tinggi, pasti angkanya tidak akan sejauh itu. Apalagi tiga calon menurutnya memang bersaing ketat yaitu Mulyadi, Nasrul Abit, dan Mahyeldi.
"Mereka bertiga ketat bersaing selain Fakhrizal, tapi kok angkanya jadi sejauh itu jadi heran juga kami, jadi calon lain tidak usah terpengaruh," katanya.
Menurutnya hasil survei tersebut tentu sedikit banyak terpengeruh kepada masyarakat namun tidak signifikan. Masyarakat tentu juga punya pilihan mereka.
Diketahui, Riset Poltracking Indonesia mengatakan pasangan Mulyadi-Ali Mukhni unggul berdasarkan pertanyaan dengan simulasi surat suara, dengan elektablitas 49,5 persen.
Urutan kedua pasangan calon Nasrul Abit-Indra Catri dengan 21,3 persen. Kemudian Mahyeldi-Audy Joinaldy 17,1 persen dan Fakhrizal-Genius Umar (6,2) persen.
Survei dilakukan pada 19-23 Oktober 2020 dengan metode stratified multistage random sampling. Metode pertanyaan dengan responden mencoblos simulasi surat suara dengan validasi jawaban lebih baik dibandingkan dengan jawaban responden yang disampaikan interviewer survei.
Tujuan survei ini untuk mengukur popularitas, akseptabilitas dan elektabilitas pasangan calon yang bertarung di Pilgub Sumbar pada 9 Desember 2020.