Langgam.id - Pemerintah Kabupaten Dharmasraya menindaklanjuti rencana pembangunan jalan penghubung ke tol Trans Sumatra di Riau. Hal itu dilakukan setelah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyetujui usulan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan.
Saat peresmian 10 proyek infrastruktur secara virtual pada Senin (21/9/2020), Sutan Riska mengusulkan kepada Menteri Basuki, agar PUPR menyetujui pembangunan jalan penghubung dari Dharmasraya ke tol Trans Sumatra, Riau. Menurut Sutan Riska, untuk mengakses jalan menuju tol hanya butuh pembangunan jalan sekitar 60 kilometer dari Dharmasraya.
.
Baca Juga: Bupati Dharmasraya Minta Akses Pintu Tol Trans Sumatra
Menteri Basuki memberi lampu hijau. "Jalan yang meneruskan tadi, yang menghubungkan Jembatan Pulai ke tol Pekanbaru, kepala Balai Jalan tolong itu dicek, diprogramkan secara bertahap 2021 atau 2020. Supaya tol itu tersambung dengan Dharmasraya," katanya, dalam video yang dirilis akun resmi Bupati Dharmasraya.
Namun, Basuki meminta agar pemkab yang mengusulkan pembangunan infrastruktur untuk di depan. "Kami yang mendukung Bapak, bukan Bapak mendukung kami," katanya.
Sutan Riska kepada Langgam.id pada Selasa (22/9/2020) mengatakan, Pemkab Dharmasraya menindaklanjuti lampu hijau dari Menteri PUPR tersebut. "Kita langsung bekerja untuk memproses usulan tersebut," katanya.
Menurutnya, bila jalan penghubung tersebut terwujud, bukan saja bermanfaat untuk Dharmasraya, tetapi juga masyarakat di banyak kabupaten dan kota di Sumbar. Setidaknya, pengguna jalan dari Sumbar yang akan menuju ke selatan, akan lebih dekat mengakses tol dari Dharmasraya ketimbang ke Pekanbaru terlebih dahulu.
Kepala Dinas PU dan Penataan Ruang Kabupaten Dharmasraya Junaedi Yunus kepada Langgam.id mengatakan, Pemkab Dharmasraya harus melalui sejumlah proses sebelum usulan tentang jalan menuju tol itu bisa terwujud.
"Kita akan ajukan usulan itu ke Balai Jalan. Setelah itu biasanya akan ada studi kelayakan dan kemudian survei. Bila disetujui, langkah selanjutnya harus ada detail desain dan baru setelah itu bisa proyek," katanya.
Ia mengatakan, Pemkab Dharmasraya berharap jalan yang dibangun itu adalah feeder tol atau jalan penghubung tol. Dari Jembatan Pulai, Dharmasraya yang baru saja diresmikan, batas Provinsi Riau hanya sekitar 10 kilometer. Topografi yang akan dilewati jalan menuju lintas timur di sekitar Rengat, Riau relatif datar. Tidak ada bukit dan lembah. Sehingga, menurutnya, jalan yang diusulkan tidak sulit.
Selain teknis, menurut Junaedi, pihaknya juga menyertakan pertimbangan daerah-daerah pertumbuhan yang bisa diakses tol. Hal itu karena, dengan mengakses Dharmasraya mendekatkan akses tol bukan saja ke Dharmasraya yang menghasilkan padi, tetapi juga Kabupaten Solok Selatan dan Kerinci (Jambi) sebagai sentra penghasil produk pertanian. (HM/SS)