Langgam.id - Wartawan senior Sumatra Barat Hasril Chaniago meluruskan pernyataannya soal kakek anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Arteria Dahlan yang memantik polemik karena dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hasril menggarisbawahi, dalam acara ILC TV One Selasa (8-9-20), dia di antaranya bicara tentang perbedaan pendapat di antara tokoh-tokoh Minangkabau adalah biasa. Bahkan perbedaan politik di antara tokoh dalam satu kaum pun biasa. Saya pun mencontohkan di Maninjau, Agam, yang melahirkan tokoh nasional berbagai aliran politik, seperti Mohammad Natsir, Rasuna Said, dan Buya Hamka (Masjumi), Sabilal Rasad (PNI, pernah Menteri Perburuhan), dan Bachtaruddin (pendiri PKI di Sumatra Barat, dan anggota Konstituante hasil Pemilu 1955).
Bahkan, ungkap Hasril, Rasuna Said dan Bachtaruddin masih terbilang saudara sepupu.
"Pernyataan yang sama juga pernah saya ungkapkan dalam wawancara dengan channel Hersubeno Arief (Hersubeno Point). Kedua Forum itu sama-sama menanggapi pernyataan Ibu Puan Maharani yang kemudian menjadi trending topik seminggu terakhir, baik di media mainstream maupun medi sosial. Saya mendapat respon banyak sekali dari berbagai pihak, langsung atau melalui medsos dan media mainstream," sebut Hasril, hal yang ia tulis di laman facebooknya.
Dia menerangkan, salah satu yang merespons adalah tokoh masyarakat Maninjau di Jakarta yakni Fauzi Maaruf Dt. Gunuang Ameh. Singkat cerita, ternyata Dt. Gunuang Ameh (80) merupakan keluarga Masjumi yang masih berkerabat dengan Bachtaruddin.
"Dan Pak Fauzi ini pun berkerabat dengan Arteria Dahlan, anggota DPR-RI dari PDIP. Arteria panggil Bapak Fauzi Maaruf dengan sapaan Angku (mamak untuk yang bergelar Datuk di Maninjau). Kebetulan Arteria Dahlan pun sama jadi narasumber dalam ILC kemarin dengan saya. Waktu rehat, dan kami berkumpul di ruang merokok bersama Fadli Zon, Effendi Gazali, Sudjiwo Tedjo, dan Arteria Dahlan sendiri, saya tanya Arteria tentang hubungannya dengan Bapak Fauzi Maaruf Dt. Gunuang Ameh. Arteria membenarkan bahwa ia memanggil Angku kepada Pak Fauzi," bebernya.
Dalam diskusi sambil rehat itu, Hasril mengaku menyampaikan, Arteria adalah contoh dari satu keluarga di Minangkabau, dalam satu kaum yang orang Masjumi, ada yang jadi tokoh PKI, yaitu Bachtaruddin.
"Jadi, jangankan perbedan pendapat, perbedaan aliran politik dalam satu kaum berkerabat saja adalah biasa. Bahkan tidak merusak hubungan antar sesama keluarga karena mereka sama menjaga posisi masing-masing," tukasnya.
Baca Juga: Keluarga Tegaskan Kakek Arteria Dahlan Bukan Pendiri PKI di Sumbar
"Kalau dari generasi yang diceritakan oleh Bapak Fauzi Maaruf Dt. Gunuang Ameh, saya mengasumsikan Bachtarudin adalah generasi kakek dari Arteria. Ayahanda Arteria, Bapak Zaini Dahlan, satu Pasukuan Malayu dengan Bachtaruddin, tapi berlain payung (datuk) berarti masih satu kaum.
Ketika dapat kesempatan bicara dalam Forum ILC, hubungan kekerabatan model dalam keluarga besar (kaum) Arteria Dahlan yang Masjumi ada yang malah jadi tokoh PKI. Dan hal itu biasa di Minangkabau, dan tidak jadi silang sengketa dan konflik yang berlarut-larut," paparnya lagi.
Ketika dia manyampaikan hal itu, Arteria juga senyum-senyum saja dan tidak membantah. Bahkan ketika giliran dia bicara juga tidak dibantahnya.
"Cuma tak lama kemudian, di berbagai media online dan medsos, jadi trending topik seolah-olah saya mengatakan "Arteria Dahlan adalah cucu tokoh PKI", atau "kakek Arteria Dahlan adalah tokoh PKI.
Akibat gagal paham apa yang saya maksudkan, akhirnya sehari (kemarin) ini sibuk harus melayani puluhan wawancara soal ini," ungkapnya.
Saat bersamaan, baik Arteria Dahlan maupun keluarga besarnya juga telah menyangkal, dan menegaskan bahwa Bachtaruddin bukanlah kakek Arteria. (Osh)