Langgam.id - Bakal calon bupati Kabupaten Limapuluh Kota, M Rahmad, dikabarkan terkonfirmasi positif Corona. Hal ini juga dibenarkan Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumatra Barat (Sumbar), Jasman Rizal.
Menanggapi hal tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Limapuluh Kota mengaku belum menerima hasil resmi bahwa seorang bakal calon bupati dinyatakan positif Covid-19. Kabar ini pun baru didapat dari pemberitaan yang beredar.
"Kami belum menerima hasil resmi. (Tapi) kami hanya mengklarifikasi bahwa ketika mendaftar, Pak M Rahmad mendaftar ke hasilnya negatif," ujar Komisioner KPU Divisi Teknis dan Pelaksanaan, Rina Safitri kepada langgam.id, Senin (7/9/2020).
Rina mengakui bahwa bakal calon bupati M Rahmad melakukan tes swab mandiri di laboratorium Universitas Andalas setelah pendaftaran. Hal ini sesuai peraturan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sebelum melakukan tes kesehatan dari bakal calon.
"Tapi terkait hasilnya positif, secara resmi kami belum menerima," tegasnya.
Baca juga: Usai Daftar ke KPU, 2 Bakal Calon Bupati di Sumbar Positif Covid-19
Sementara itu, M Rahmad juga mengungkapkan belum menerima secara resmi pengumuman hasil positif Corona terhadap dirinya. Namun diakuinya, pada Minggu (6/9/2020), setelah pendaftaran, dia bersama pasangannya Asyirwan Yunus melakukan tes swab.
"Pagi ini, jelang kurang dari 24 jam, kami membaca di media sosial dan media online, bahwa kami dinyatakan positif Covid 19. Kabarnya berdasarkan hasil uji Labor Unand. Kami juga menerima banyak sekali pesan WhatsApp yang menanyakan keabsahan berita tersebut," kata M Rahmad dalam keterangan tertulisnya.
"Terus terang, kami belum bisa memberikan jawaban apapun karena kami sendiri belum menerima hasil resmi pemeriksanaan Swab oleh Labor Unand. Kami juga belum menerima informasi apapun dari Dinas Kesehatan atau KPUD Kabupaten Limapuluh Kota," sambungnya.
Akan tetapi, terlepas dari benar atau tidaknya informasi yang beredar, M Rahmad tetap berjaga jaga, agar semuanya terhindar dari Covid-19. Apalagi pada saat pendaftaran di KPU, dirinya berinteraksi dengan banyak sekali masyarakat.
"Oleh karena itu, mari kita tetap memakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan. Tetap jaga stamina agar senantiasa fit dan sehat. (Tapi) kami hanya menyayangkan informasi yang beredar. Kami sendiri belum menerima hasil apapun dari pihak terkait," sesalnya.
Jika seandainya informasi itu benar, kata dia, tentu itu sangat disayangkan, bila publik lebih dahulu mengetahui dari pada dirinya. Dari segi etika dan kode etik kedokteran serta etika penyampaian informasi ke publik oleh aparatur pemerintah, tentu tidak dapat dibenarkan.
"Mari kita sama-sama melakukan koreksi diri untuk memperbaiki tatacara dan sistem penyampaian informasi kepada publik. Namun saya berharap, informasi yang sudah beredar di media sosial dan media online adalah informasi yang tidak bersumber dari Labor Unand dan KPUD Limapuluh Kota," tegasnya. (Irwanda/ABW)