Langgam.id—Meski menunjukkan tren perlambatan sepanjang tahun lalu, dengan pertumbuhan hanya 5,14 persen, Bank Indonesia memperkirakan tahun ini ekonomi Sumatra Barat masih bisa tumbuh hingga 5,5 persen.
“Perkiraan BI masih bisa tumbuh di kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen,” kata Wahyu Purnama A, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumbar dalam Diskusi Strategi Penguatan Sektor Pariwisata Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Sumbar, Kamis (11/4/2019).
Dia mengatakan perlu dimaksimalkan pengembangan potensi yang ada untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumbar. Paling potensial tentu saja mengembangkan sektor pariwisata.
Menurutnya, potensi pariwisata Sumbar bisa dimanfaatkan untuk pertumbuhan ekonomi di masa depan, karena potensinya yang besar. Sehingga, juga efektif menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Wahu mengungkapkan tahun ini, masih tingginya potensi pertumbuhan ekonomi Sumbar didorong meningkatnya anggaran pemerintah pusat dan daerah terkait belanja modal, yang akan menggerakkan komponen investasi dan belanja pemerintah.
Begitu juga dengan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019 yang akan meningkatkan belanja lembaga non profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) yang kemudian diikuti meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Selain itu, masifnya belanja pembangunan infrastruktur sepanjanga 2019 yang meningkat hingga 133 persen dibandingkan tahun lalu juga akan berkontribusi mengerek laju pertumbuhan.
Termasuk juga meningkatnya upah minimum provinsi (UMP) dan naiknya gaji aparatur sipil negara (ASN) yang berkontribusi meningkatkan konsumsi.
Sementara itu, Bank Indonesia menilai sektor unggulan yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sumbar tahun ini masih didominasi sektor pertanian yang pangsanya mencapai 23 persen dari total nilai ekonomi daerah itu, dengan pertumbuhan diperkirakan berada pada kisaran 3,5 persen hingga 3,9 persen.
Kemudian, diikuti sektor perdagangan sebesar 15 persen dengan proyeksi pertumbuhan 7,2 persen hingga 7,6 persen.
Lalu, sektor transportasi yang pangsanya 13 persen dengan perkiraan pertumbuhan 6,6 persen hingga 7 persen.
Selanjutnya, sektor kontruksi yang berkontribusi 10 persen dengan prediksi pertumbuhan di kisaran 7,3 persen hingga 7,7 persen, dan industri pengolahan yang berkontribusi 9 persen dengan tidak tumbuh negatif atau dengan proyeksi minus 0,4 persen hingga 0,0 persen.