Banjir di Padang Dipicu Drainase dan Minimnya Kawasan Serapan Air

Kepala BPBD Kota Padang Barlius

Kepala BPBD Kota Padang Barlius. (Foto: Irwanda/Langgam.id)

Langgam.id - Bencana banjir yang melanda sejumlah titik di Kota Padang beberapa waktu lalu cukup membuat masyarakat terdampak kewalahan. Apalagi, genangan air dengan cepat membanjiri kediaman warga hingga meredam sejumlah barang-barang berharga.

Sejumlah ruas jalanan di ibu kota Sumatra Barat (Sumbar) ini, ikut terdampak dari genangan air. Tak sedikit pengendara yang tetap nekat menerobos banjir, harus mendorong kendaraannya karena mati di tengah genangan air.

Data Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, banjir terparah terjadi di Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara. Di kawasan ini, genangan air mencapai satu meter. Begitu juga di persimpangan Alai, genangan cukup parah juga terjadi.

Menurut Kepala BPBD Kota Padang Barlius, terdapat 35 Kepala Keluarga yang sempat dievakuasi di kawasan Alai tersebut ketika banjir melanda. Hal ini karena genangan air di rumah warga yang terdampak cukup tinggi.

"Kami evakuasi ketika itu. Ada yang menetap sementara di rumah tetangga. Tapi setelah air surut mereka kembali ke rumah masing-masing," ujar Barlius dihubungi langgam.id, Minggu (12/7/2020).

Menurutnya, banjir yang melanda Kota Padang beberapa waktu lalu tidak berlangsung lama. Genangan air surut sekitar lima jam kemudian. Dampak banjir pun diklaim tidak begitu parah.

"Dampaknya kalau rumah rusak tidak ada. Hanya mayoritas tergenang saja. Meskipun ada salah satu jembatan kecil di kawasan menuju objek Pantai Air Manis rusak," katanya.

Namun, kata Barlius, khusus jembatan itu telah diperbaiki secara darurat. Kondisinya sekarang juga telah bisa dilalui kendaraan, karena kerusakan jembatan hanya separoh.

"Sudah dibangun jembatan darurat, sekarang sudah bisa dilalui kendaraan. Itu kan hanya jembatan kampung dan kecil," katanya.

Terkait persoalan banjir tersebut, Barlius mengungkapkan, ada beberapa faktor yang membuat genangan air begitu cepat terjadi. Salah satunya, fungsi drainase yang kurang maksimal.

Selain itu, minimnya kawasan serapan air yang mampu menampung genangan banjir. Begitupun faktor kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarang.

"Drainase sudah dibangun sebenarnya di kawasan Alai, Lapai hingga Gunung Pengilun. Namun demikian, banjir terjadi juga, jadi penyebabnya drainase kurang maksimal," jelasnya.

"Daerah serapan sudah berkurang sehingga air tergenang di jalan. Ditambah disiplin warga, masih banyak warga buang sampah sehingga drainase yang sudah dibangun tersumbat lagi. Jadi apa yang dibangun pemerintah semestinya dibarengi dengan sikap mental masyarakat peduli lingkungan," sambungnya. (Irwanda/ICA)

Baca Juga

Bantah Maigus Nasir Pernah Divonis Korupsi, Mantan Pejabat Kejagung: Fitnah
Bantah Maigus Nasir Pernah Divonis Korupsi, Mantan Pejabat Kejagung: Fitnah
Temui Penyandang Disabilitas di Kuranji, Fadly Amran Janjikan Kota Inklusif
Temui Penyandang Disabilitas di Kuranji, Fadly Amran Janjikan Kota Inklusif
Pulihkan Ekonomi Kota Padang, Fadly Amran Bakal Revitalisasi Pasar Raya
Pulihkan Ekonomi Kota Padang, Fadly Amran Bakal Revitalisasi Pasar Raya
Fadly Amran Janji Jadikan Padang Kota Sehat
Fadly Amran Janji Jadikan Padang Kota Sehat
Balanjuang dengan Warga Kuranji, Fadly Amran Berkomitmen Jadi Pemimpin yang Melayani
Balanjuang dengan Warga Kuranji, Fadly Amran Berkomitmen Jadi Pemimpin yang Melayani
Fadly Amran Janjikan UMKM Naik Kelas untuk Sejahterakan Masyarakat Padang
Fadly Amran Janjikan UMKM Naik Kelas untuk Sejahterakan Masyarakat Padang