Langgam.id - Seni Pertunjukan dipilih sebagai subsektor unggulan dari Kabupaten Tanah Datar yang kemudian diajukan menjadi bagian dari sistem Ekonomi Kreatif Nasional.
Demikian hasil program penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif Indonesia yang dilakukan atas kerja sama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) RI dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. Hal tersebut di dilansir Humas Pemkab Tanah Datar di portal resmi Pemkab, Sabtu (23/3/2019).
Sehari sebelumnya, berita acara hasil uji petik tersebut ditandatangani Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Bekraf Ahmad Rekotomo, dihadiri Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi, Wakil Bupati Zuldafri Darma, Ketua DPRD Anton Yondra dan sejumlah pejabat, Jum’at (22/3/2019).
Ahmad Rekotomo mengatakan program penilaian mandiri kabupaten/kota kreatif Indonesia
(PMK3I) merupakan salah satu program unggulan dari Deputi Infrastruktur Bekraf.
"Tujuannya untuk membangun sistem ekonomi kreatif Indonesia, dengan jalan memetakan potensi dan tantangan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi kreatif di daerah," katanya.
Tim Asesor PMK3I melakukan assessment di Tanah Datar sejak tanggal 19 Maret hingga 22 Maret 2019. Mereka meneliti apa yang akan menjadi potensi unggulan di Tanah Datar setelah sebelumnya didapat empat subsektor ekraf di Tanah Datar yang menjadi pertimbangan, yaitu kriya, seni pertunjukan, kuliner, dan fesyen.
“Selama di Tanah Datar, kita melakukan uji petik dengan cara wawancara mendalam dan bottom up scale bersama dengan ke empat aktor ekraf (quadruple-helix). Gunanya untuk menghitung nilai ekonomi yang dihasilkan oleh setiap subsektor ekraf," kata Ahmad.
Empat aktor tersebut, yakni pemerintah daerah, komunitas kreatif, akademisi dan pebisnis daerah.
Dari hasil diskusi, ditemukan pelaku subsektor seni pertunjukan sebanyak 269 sanggar atau kelompok seni pertunjukan. Selain itu juga 520 produsen, distributor dan penjual eceran di bidang kuliner. Lalu, 68 pelaku di subsektor fesyen. Serta, 84 kelompok di subsektor kruya yang terdiri dari pelaku tenun sulam, kriya tenun singket, kriya rajut dan kriya batik.
Subsektor kuliner di Tanah Datar, disebutkan tumbuh merujuk pada kebudayaan kuliner lokal yang didukung oleh bahan baku setempat tercatat dilakukan oleh 500 lebih UKM.
Walaupun nilai uang beredar bersar, tetapi kelompok pelaku subsektor ini belum dapat dikategorikan berdasarkan besaran kekuatan maupun jangkauan. Adapun yang menjadi sorotan, antara lain: aneka keripik sebagai kudapan, aneka rendang, kopi dan panganan manis.
Sementara, pada subsektor kriya, tenun songket dan batik yang menjadi sorotan utama. Uji petik pada 86 kelompok usaha, menunjukan nilai uang yang beredar belum terlalu siginifikan.
"Tapi subsektor ini merujuk pada pedoman dan rujukan tradisional sehingga subsektor ini berfungsi antara lain sebagai sarana konservasi dan pengembangan dari kriya dalam hal ini batik dan tenun."
Subsektor fesyen tidak terindikasi dari uji petik ini karena sedikitnya pelaku yang dapat diverifikasi. Akan tetapi subsektor ini memiliki potensi yang luar biasa, mengingat kekayaan khasanah adat Minangkabau sehingga subsektor ini memiliki potensi besar untuk ekonomi kreatif di masa datang.
Kemudian, pada subsektor seni pertunjukan, ternyata dilaksanakan di 75 Nagari yang mencakup lebih dari 150 sanggar dan kelompok seni pertunjukan. Pada Maret 2019, 52 sanggar di antaranya telah menyusun organisasi komunitas seni pertunjukan.
Potensi ini dinilai terbesar dan perlu dikoordinasikan melalui kumpulan komunitas
sekaligus merangkul kelompok-kelompok mewakili kekhususan budaya dan unggulan masing-masing nagari
"Bahwa dengan demikian kondisi dan potensi ekosistem ekonomi kreatif Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2019 menunjukkan kekuatan terbesar ada pada subsektor seni pertunjukan," sebut publikasi tersebut.
Karena itu, hasil uji petik PMK3I pun menentukan bahwa seni pertunjukan dipilih sebagai subsektor unggulan dari Kabupaten Tanah Datar yang kemudian diajukan menjadi bagian dari sistem Ekonomi Kreatif Nasional
Bupati Irdinansyah Tarmizi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan menyambut baik atas kesempatan yang diberikan kepada Tanah Datar khususnya pelaku ekraf untuk nantinya bisa mendapat bimbingan, pendampingan dan pembinaan dari Bekraf.
"Selama ini pelaku ekonomi kreatif dengan berbagai macam jenis berjalan seperti air mengalir. Mengalir secara alami. Namun ketika ada kendala, sering mentok sendiri tanpa mendapat jalan keluarnya tepat. Mudah-mudahan bagi pelaku ekraf yang terpilih akan terbantu dalam peningkatan skala usaha maupun kreatifitas yang semakin beragam,” katanya. (*/SS)