Langgam.id - Jalan lintas Sumatra ruas Bukittinggi-Solok terpantau lengang. Hingga H-2 lebaran 2020, kendaraan yang mengaspal di jalur tersebut masih bisa menekan pedal gas.
Kondisi ini kontras dengan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Biasanya jelang lebaran, kendaraan di ruas Bukittinggi-Solok padat merayap. Rata-rata kendaraan yang melintas pun berasal dari luar daerah Sumatra Barat (Sumbar).
Hal ini mengindikasikan wabah virus corona (covid-19) yang berujung pembatasan mobilisasi dalam skala besar, berdampak pada sepinya arus mudik. Hawa lebaran agak terasa jika sudah mendekati pusat kota, baik Solok maupun Bukittinggi.
Namun, kendaraan ramai itu lebih didominasi warga sekitar, atau paling jauh dari kota atau daerah tertentu di kitaran kota Bukittinggi dan Solok.
Kepentingannya sangat jelas yakni mengakses pasar. Baik untuk membeli kebutuhan bahan pokok serta menu-menu penghias etalase lebaran, maupun pakaian baru, seperti baju dan sarawa rayo (celana hari raya).
"Kemarin saya ke pasar Aur Kuning, Bukittinggi. Minta ampun ramainya. Seperti semut mengerubungi gula. Ndak ada sedikit pun khawatir orang dengan corona sepertinya. Semuanya ingin barayo," cerita Dt Nansa.
Di Pasar Solok pun demikian, terpantau ada keramaian. Dapat dipahami di tengah pandemi corona, naluri orang untuk berlebaran tetap terpelihara; babaju rayo (baju hari raya), bakue rayo (kue hari raya).
Dari pantauan langgam.id, aksi meminta sumbangan di jalan kawasan pinggir Danau Singkarak tetap berjalan seperti biasa. Sepanjang kawasan Nagari Batu Taba, Kabupaten Tanah Datar hingga ujung selatan di Nagari Singkarak, Kabupaten Solok, setidaknya ada 3 ketiding yang disodorkan kepada pengendara.
Realitas ini sedikit menganggu kenyamanan pengendara dan sangat berisiko bagi peminta sumbangan sendiri. Apalagi ketika yang melintas mobil dengan kecepatan tinggi.
Selain itu, antara Batu Limbak dan Nagari Kacang terdapat jalan terban. Hal ini membuat jalan menjadi satu jalur, buka tutup. Namun karena lalu lalang kendaraan masih sepi, antrian kendaraan tidak begitu kentara.
Di ruas sepanjang Danau Singkarak juga ada pemeriksaan yang dilakukan petugas PSBB persisnya di Biteh Kacang, tapal batas Solok-Tanah Datar.
Semua yang ada di kendaraan diukur suhu tubuhnya. Bila thermo gun menunjukkan angka yang dapat ditolerir, maka pengendara dipersilahkan melanjutkan perjalanan. (Osh/ICA)