Berdamai dengan Covid-19 Bersama Anak Usia Prasekolah

Arsitektur Perumahan Otentik Nusantara

Fitra Yanti

Anak usia prasekolah dan lansia paling rentan terpapar virus corona. Pada orang tua, alasan usia dan imunitas tubuh yang menurun menjadi sebab utama. Sedangkan anak usia prasekolah sangat mudah terpapar virus. Meskipun pada banyak kasus anak usia prasekolah memiliki tingkat kesembuhan tinggi, harus dipastikan  mereka terisolasi dengan aman  di rumah.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menjelaskan bahwa anak usia prasekolah berusia antara 3-6 tahun.  Biasanya pada usia ini, anak sudah bergabung dengan Kelompok Bermain atau Taman kanak-kanak. Kelompok Bermain untuk usia 3-5 tahun, dan Taman kanak-kanak bagi anak yang yang berusia 5-6 tahun untuk mempersiapkan anak masuk Sekolah Dasar. Anak-anak yang sudah bergabung dengan Kelompok Bermain ataupun Taman kanak-kanak,  sudah merasakan bahagianya bermain dan belajar di sekolah bersama teman-teman. Betapa bahagianya mereka bermain lari-larian, bermain seluncuran, ayunan, memanjat-manjat dan bercanda bersama di sekolah. Tak jarang dalam kegiatan sekolah mereka diajak guru melakukan perjalanan dalam bentuk outingclass dan outbound ke tempat-tempat yang menyenangkan seperti ke museum, ke perpustakaan, ke kantor polisi, ke kebun sayur dan sebagainya.

Ketika pandemi yang tak mereka kenali datang, orang-orang dewasa meminta mereka tinggal di rumah. Tak boleh keluar sama sekali dalam waktu yang sudah cukup lama. Ya, pandemi Covid-19 telah mengurung mereka di balik tembok rumah dua bulan lebih. Bisa dibayangkan betapa suntuknya mereka jika tidak ada kegiatan yang menyenangkan di rumah. Apa hendak dikata, hal ini dilakukan agar mata rantai penyebaran virus dapat cepat diputus.

Anak usia prasekolah, meski sudah mulai mandiri, belum terlalu awas dengan bahaya yang mengintai. Jangankan pada bahaya yang tidak tampak seperti virus corona, pada bahaya yang bisa dilihat dengan mata telanjang saja mereka seringkali tidak awas. Meskipun, pada usia tersebut konsep bahaya sudah mulai ada di dalam kepalanya, kegembiraan dunia bermain sering membuat mereka lupa. Misalnya, betapa seringnya kita melihat  anak-anak berlari dengan riang gembira ke arah jalan raya. Seringkali pula kita saksikan anak-anak hampir terserempet kendaraan. Sungguh mengerikan jika mereka dilepaskan ke dunia luar dalam masa pandemi yang belum tentu kapan akan berakhir.

Keinginan bebas bermain dan bereksplorasi  membuat anak dengan mudah melupakan bahaya tak kasat mata yang sedang mengintai. Contoh kecil saja menyentuh hidung dan mulut dengan tangan. Jangankan anak usia prasekolah, orang dewasa saja bisa lupa menyentuh mulut dan hidung.  Jadi, apapun alasannya anak usia ini harus berada di rumah.

Akibat bertahan di rumah, hak mereka yang paling asasi akan terenggut yaitu  kebebasan bermain dan bereksplorasi. Keadaan ini dikhawatirkan dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan anak. Terutama bila anak sudah menemukan tempat bermain dan berteman yang menyenangkan dan kemudian harus berada di rumah terus menerus. Ruang yang terbatas membuat anak tak bisa menyalurkan energi yang berlebih di dalam dirinya.

Jika keadaan ini berlanjut lalu anak panik dan tantrum, orang tua juga akan ikut panik. Sementara anak prasekolah, berada pada masa yang disebut dengan golden age. Masa ini merupakan masa yang sangat penting dan tidak akan pernah terulang.

Agar anak bahagia dan orang tua pun bahagia, orang tua bisa menemukan alternatif-alternatif yang barangkali bisa diterapkan kepada anak sementara menunggu masa pandemi ini berakhir. Berbagai cara menarik dapat dipilihkan orang tua agar segala kebutuhan tumbuh kembang anak terpenuhi.

Memberikan Pengertian Keadaan yang Sedang Dihadapi

Anak harus mengetahui alasan mengapa kita harus bertahan di rumah. Bahwa, keadaan yang sedang dihadapi ini dapat membahayakan kesehatannya. Penjelasan tentang virus corona akan mudah jika menggunakan media yang disukai anak.

Cukup banyak slide-slide, flyer-flyer bergambar dan video animasi di sosial media tentang virus corona yang dapat digunakan orang tua untuk menjelaskan pada anak bahwa kita harus melindungi diri dari virus. Anak juga bisa dikuatkan bahwa dengan bertahan di rumah ia sedang membantu pemerintah memutus penularan virus.

Menyediakan Wahana Bermain Air

Hampir semua anak suka bermain air apakah itu untuk berenang atau hanya sekedar basah-basahan. Anak biasanya bisa menghabiskan waktu lama jika bermain air. Bermain air memberikan kesempatan anak mengasah motorik kasarnya. Kita bisa mengajaknya mencuci bersama, cuci-cuci mainan bersama dan bermain busa.

Beberapa orang tua yang kreatif membuatkan kolam renang kecil, seukuran satu kali satu meter saja barang kali sudah cukup. Bisa dibuatkan permanen atau hanya dengan memberi pembatas sementara sehingga air bisa menggenang. Genangan air setinggii  20 centimeter saja sudah cukup. Anak sudah bisa berenang riang dan berimajinasi menjadi ikan atau menjadi perenang ulung.

Jika memungkinkan orangtua bisa mengalihkan uang jajannya di sekolah  untuk membeli kolam renang dari plastik warna-warni. Namun jika keuangan tidak memungkinkan, ember besar yang bisa dipakai untuk merendam cucian pun bisa dipakai, selama ia bisa berendam dan duduk di dalam ember.

Menyediakan Tempat Bermain dan Berimajinasi

Tempat yang dimaksud bisa saja kamarnya sendiri atau ruang yang biasa anak gunakan untuk bermain ketika di rumah. Di ruangan ini anak bisa bereksplorasi dengan mainan yang ia sudah miliki, apakah itu boneka, lego, main masak-masakan, bermain petak umpet dan sebagainya.

Tempat ini juga bisa dipakai untuk berkemah. Kegiatan berkemah juga tak kalah menyenangkan. Jika keuangan memungkinkan orang tua bisa membelikan tenda mini. Anak tentu akan sangat gembira bisa berkemah di dalam bsebuah tenda sungguhan.

Namun jika kondisi finansial tidak memungkinkan, tenda bisa saja dibuat dengan meletakkan kursi pada tiga atau empat sisi lalu menutupinya dengan sprei. Jadilah sebuah tempat asik yang bisa ia bayangkan sebagai tenda.

Di dalam tenda tersebut, anak bisa bermain imajinasi dengan bebas sesuai dengan usia yang memang sedang dalam perkembangan imajinasi yang luar biasa. Orang tua bisa saja menemani anak bermain putri-putrian, bermain menjadi koboi-koboian, bermain dokter-dokteran dan bereksperimen tentang berbagai hal. Jika anak sudah menemukan kenyamanan, biasanya ia akan main sendiri. Orang tua bisa mengawasi sambil mengerjakan pekerjaan rumah yang lain.

Melatih Motorik Halus Anak

Perkembangan motorik halus anak usia prasekolah juga sangat penting untuk diperhatikan karena sangat membantu anak dalam berkonsentrasi di kemudian hari. Banyak sekali bentuk-bentuk kegiatan yang dapat melatih motorik halus anak seperti menggunting, menempel, melipat, memotong, merobek, menganyam, meronce, mencetak dan masih banyak yang lainnya. Orang tua dapat memilih kegiatan sederhana dalam melatih motorik halus anak. Kegiatan ini bisa dikoordinasikan dengan gurunya secara online sesuai tema pelajaran yang sedang diusung pada minggu ini.

Jika orang tua sulit menyediakan bahan pendukung, bisa dipilihkan kegiatan yang tak perlu bahan pendukung atau menggunakan bahan yang mudah didapatkan. Misalnya kegitan menuangkan air dalam botol, menggambar, mencetak dengan daun-daunan, membantu ibu memasak omelet, mengupas cangkang telur dan lain sebagainya.

Membuat Mainan Bersama

Mainan tidak harus dibeli. Bisa juga dibuat sendiri. Mainan yang dibuatkan atau dibuat bersama orang tua lebih meninggalkan kesan mendalam bagi anak. Ada proses berharga yang dilalui bersama. Ada proses kerja sama, kesabaran, ketelitian dan kepuasan ketika mainan tersebut jadi.

Mainan tersebut bisa berupa layang-layang, mobil-mobilan dari batang pisang atau dari jeruk bali, ketapel, membuat craft, atau bisa jadi mainan sederhana seperti teropong dari kertas, pesawat dari kertas dan banyak lagi.

Melibatkan Anak Beribadah

Ketika melakukan ibadah wajib seperti salat lima waktu, orang tua hendaknya melibatkan anak. Tidak apa anak masih jalan-jalan ketika salat, atau belum bisa mengikuti semua gerakkan salat sepenuhnya. Membiasakan anak terlibat dalam ibadah lebih penting. Terlebih, masa pandemi ini juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, juga kesempatan bagi orang tua untuk mengenalkan puasa kepada anak. Anak bisa ikut sahur dan berpuasa setengah hari dan juga bisa ikut salat tarawih di rumah bersama orang tua.

Jika diberi kelebihan rezeki, anak juga bisa dilibatkan dalam memikirkan bantuan kepada orang membutuhkan. Bisa berupa sembako atau sedekah semampunya. Ini akan membentuk jiwa anak peduli terhadap manusia lainnya. Anak yang sudah terbentuk kepedulian kepada orang lain akan memiliki empati yang tinggi. Jika anak memiliki tabungan, bisa diusulkan untuk ikut menyumbang dengan menggunakan uang tabungannya tersebut.

Memberikan Kesempatan Bermain dan Belajar dengan Gadget

Tak bisa dipungkiri, bahwa gadget menjadi senjata yang sangat ampuh untuk membuat anak sibuk sendiri. Seringkali, gadget dijadikan senjata terakhir oleh orang tua jika sudah kelelahan mengasuh anak. Namun, pilihan memberikan gadget juga tidak terlalu buruk. Cukup banyak konten yang bisa dipilihkan untuk anak yang di dalamnya menggiringnya kepada memiliki keterampilan, merangsang kreatifitas anak dan membantu kemampuan berbahasa anak termasuk di dalamnya bahasa asing. Misalnya, memilihkan permainan masak-memasak, game mengurus rumah, game mengasuh adik bayi,  konten-konten Youtube yang sesuai untuk anak-anak  seperti kunjungan anak ke tempat-tempat wisata dan juga bisa digunakan untuk melakukan videocall dengan teman-temannya.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, tidak apalah kiranya jika memberi jadwal anak untuk bermain dengan gadget sebagai variasi dari belajar dan bermain semasa di rumah. Tentu saja harus dalam pengawasan orang tua. Karena tanpa pengawasan, anak bisa kecandua  gadget.

Bercerita atau Bacakan Buku Menjelang Tidur

Bercerita dan membacakan buku cerita menjelang tidur hendaknya selalu dilakukan untuk menutup setiap hari yang dilalui seorang anak terutama di usia prasekolah.  Bercerita atau pun membacakan buku, selain untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak, mempertajam memori, menciptakan kelekatan orang tua  dengan anak tetapi juga agar anak menutup satu harinya dengan kebahagiaan. Agar ia tertidur dengan bahagia.

Masih banyak cara-cara kreatif lainnya yang dapat dijadikan alternatif ketika menemani anak prasekolah. Orang tua cerdas dan kreatif selalu menemukan cara bermain dan belajar yang menyenangkan. Kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dasar anak yaitu aspek perkembangan nilai agama, moral, kognitif, sosial emosional, bahasa, fisik motorik dan seni sesuai dengan Permendikbud Nomor 37 Tahun 2014. Sekali lagi, demi mengawal pemenuhan kebutuhan masa golden age anak setidaknya selama masa pandemi Covid-19.


Fitra Yanti, Pemerhati Pengembangan Masyarakat dan Konseling Anak. Instagram @fitrayantizelfeni

Baca Juga

Langgam.id - Dua pasien Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgAPA) masih dirawat di RSUP M Djamil Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Wagub Sumbar Curhat ke Moeldoko Soal Peran RSUP M Djamil Saat Pandemi Covid-19
Langgam.id - Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sumbar terus gencarkan program Vaksinasi Covid-19 demi kekebalan kelompok masyarakat.
BIN Daerah Sumbar Terus Gencarkan Vaksinasi Covid-19, Kali Ini Sasar Pusat Perbelanjaan di Padang
Langgam.id - Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sumbar kembali menggelar akselerasi Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Solok.
BIN Daerah Sumbar Gelar Akselerasi Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Solok
Langgam.id - Kemenag RI mengimbau agar para jemaah haji yang berangkat ke Tanah Suci agar berhati-hati terhadap Virus Corona (Covid-19).
Cegah Terpapar Covid-19, Kemenag Imbau Jemaah Haji Agar Tetap Hati-hati
Berita Padang - berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Kasus baru covid-19 di Kota Padang hanya bertambah 1 orang saja.
Hari Ini Hanya Ada Tambahan 1 Kasus Baru Covid-19 di Padang
Berita Sumbar terbaru dan terkini hari ini: Kasus positif Covid-19 di Sumbar kembali bertambah 717 orang, tersebar di seluruh daerah.
Kasus Positif Covid-19 di Sumbar Bertambah 717 Orang Lagi