"Beliau siapa, pidatonya sangat menarik, dalam," kata Nezar Patria kepada saya.
Rusmazar Ruzuar, akrab kami panggil 'Da Adek', kami minta menyampaikan testimoni pada acara Deklarasi AJI Padang, 23 Januari 2005. Sedangkan Nezar Patria, waktu itu Sekjen AJI Indonesia, hadir untuk meresmikan deklarasi kami.
Sebagai sarjana filasafat UGM tentu saja Nezar memiliki penilaian yang tinggi terhadap pidato seseorang dan ia sungguh tertarik. Da Adek menyampaikan kontribusi pers dan jurnalis dalam mencerahkan dan mencerdaskan masyarakat.
"Da Adek itu kuliahnya di Jerman dan sudah lama terlibat bersama aktivis pro-demokrasi," kata saya.
Ketika berpidato, Nezar memuji pidato Da Adek.
Waktu Deklarasi AJI Padang, Da Adek koordinator Forum Peduli Sumatra Barat (FPSB). Ia koordinator kedua sejak FPSB didiirkan pada Desember 2001. FPSB yang lahir sebelum berdirinya KPK sudah aktif memberantas korupsi di tubuh legislatif dan eksekutif di Sumatra Barat, di antaranya melaporkan sejumlah dugaan korupsi yang dilakukan pejabat eksekutif dan anggota DPRD di Sumatra Barat ke kejaksaan.
Da Adek sosok yang unik. Jarang seorang pengusaha bisa aktif di gerakan demokrasi dan reformasi. Ia selalu aktif sebagai pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatra Barat dan pernah jadi ketua, tetapi jika kita bertemu dengannya tak pernah tergambar seperti seorang pengusaha. Orangnya bersahaja dan berbicara lembut. Tapi ia selalu membicarakan perubahan.
Karena semangat perubahan itu ia pernah aktif di Komnas HAM Perwakilan Sumatra Barat sebagai ketua periode 2006-2009. Kemudian ikut Partai Perhimpunan Indonesia Baru dan maju sebagai calon anggota DPR RI pada Pemilu 2004 namun tidak terpilih.
Saya sudah lama tidak berjumpa dengan Da Adek dan kaget saat mendengar kabar ia meninggal di RSUP Dr. M. Djamil Padang hari ini, Senin, 27 April 2020 pukul 11.00 WIB.
Saya lebih kaget lagi mengetahui dia sudah sakit bersama istrinya sejak Desember 2019 di Jakarta, kemudian dilanjutkan dirawat di Padang. Istrinya, Dewita Marni Ruzuar, meninggal sebelumnya, 8 Maret 2020.
Selamat jalan Da Adek, pejuang reformasi, demokrasi, dan anti korupsi dari Sumatra Barat. Jasamu akan tetap dikenang untuk perubahan negeri ini. Juga Aliansi Jurnalis Indepen (AJI) akan tetap mengenangmu.
Semoga Allah SWT menempatkanmu dan istri tercinta di sorga-Nya dan keluarga yang ditinggalkan tabah dan tawakal. Amin. (*)
Syofiardi Bachyul JB, Ketua pertama AJI Padang, wartawan The Jakarta Post.