Langgam.id - Imunitas tubuh dapat menjadi kekuatan dalam mengahadapi wabah virus corona (covid-19). Seseorang yang memiliki imun tubuh kuat bisa terhindar dari dampak buruk virus mematikan itu.
Hal itu dijelaskan Ketua Tim Covid-19 Centre Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang, Rendi Bayu Hansah saat diskusi online bersama wali nagari dan camat se Kabupaten Padang Pariaman, Sabtu (18/4/2020).
Menurut Rendi, setiap orang rentan terinfeksi virus karena beberap faktor, seperti secara genetik dan hal itu tidak bisa diubah. Namun ada yang bisa dimodifikasi dan dimaksimalkan, yaitu dengan meningkatkan daya tahan tubuh.
Di tengah pandemi corona ini sangat diharuskan memperkuat imun tubuh. Apalagi, sampai kini belum ada obat untuk menyembuhkan covid-19.
"Daya tahan tubuh itulah nanti yang akan mematikan virus, tapi kita tidak berharap demikian," katanya.
Orang tua adalah salah satu kelompok yang rentan terpapar covid-19. Kemudian faktor komorbid, atau penyakit penyerta yang memang sudah ada pada diri seseorang misalnya stroke, diabetes, jantung, ginjal dan lainnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi sehat dan seimbang. Kemudian meninggalkan kebiasaan merokok, melakukan aktifitas fisik ringan. Apalagi nanti ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga dapat lebih banyak waktu berolahraga.
"Besok kita PSBB, mungkin bisa melakukan olahraga ringan di dalam atau di luar rumah," katanya.
Ia juga meminta agar masyarakat yang memiliki penyakit agar menjaga kondisi tubuhnya. Obat harus diminum karena orang yang memiliki penyakit membuat virus lebih mudah lengket.
Ia mengingatkan agar masyarakat makan yang bergizi seperti buah dan sayur. Makanan juga harus divariasikan dari lauk, buah, dan sayur. Orang yang memiliki gizi buruk akan memperburuk imun tubuh dan mudah terinfeksi virus.
"Jadi karena vitamin ada di jeruk jangan pula makan jeruk terus, bisa pisang, pepaya, harus bervariasi," katanya.
Menurutnya, tubuh butuh berbagai vitamin. Jika semua makanan sesuai dengan porsi yang baik, maka suplemen tidak diperlukan lagi.
Ia juga menganjurkan berjemur selama 5 sampai 10 menit sekitar jam 9 pagi. Sesuai rekomendasi WHO berjemur dilakukan sebelum jam 10 pagi. Paling tidak 20 sampai 30 tubuh harus terkena matahari.
"Berjemur dapat mengubah provitamin D menjadi vitamin D. Kalau vitamin D makin bagus maka imun juga bagus, itu makanya kita dianjurkan berjemur, yang penting tidak salah waktu," katanya.
Kemudian berolah juga terbukti bermanfaat melawan virus. Berdasarkan penelitian, ada pasien yang terjangkit covid-19 dan tidak merusak paru-parunya. Tentu ini terjadi pada pasien yang memiliki riwayat berolahraga dengan teratur.
Hal yang tak kalah pentingnya, kata Rendi, masyarakat tidak boleh panik dan stres. Sebab, kondisi itu justru akan menurunkan daya tahan tubuh. Stres pun terbagi dua, yaitu stres fisik dan stres mental.
"Bagi masyarakat yang stres mental harus mendapat dukungan banyak orang. Kalau stres tubuh bisa istirahat," katanya. (Rahmadi/ICA)