Pemda Pasaman Barat Tetapkan Tanggap Darurat Banjir Lembah Melintang 7 Hari

Tanggap Darurat Banjir di Pasaman Barat

Rapat Koordinasi terkait penanganan banjir di Lembah Melintang, Pasaman Barat (Foto: Humas Pemkab Pasbar)

Langgam.id - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pasaman Barat tetapkan tanggap darurat banjir untuk daerah Kecamatan Lembah Melintang selama tujuh hari, mulai tanggal 3-9 Maret 2020.

Penetapan masa tanggap darurat banjir terbut, karena banyaknya warga yang terdampak banjir dievakuasi dan juga akibat banjir, dua unit rumah warga roboh.

“Aksi cepat tanggap sudah kita lakukan, warga sudah diungsikan. Ada dua unit rumah warga yang roboh akibat banjir. Kongkritnya, beberapa hari ke depan, kita perbaiki fasilitas warga yang terdampak,” ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat, Edi Busti, Jumat (6/3/2020).

Menurutnya, ketersediaan sara air bersih untuk korban banjir juga sudah dipersiapkan sebanyak dua unit tangki air bersih dan sudah disalurkan kepada para korban banjir.

“Itu satu tangki dari BPBD dan satu tangki lagi dari Dinas Sosial Kabupaten Pasaman Barat,” jelasnya.

Sementara itu, Edi menegaskan, sudah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait soal penanganan banjir di daerah Lembah Melintang tersebut. “Kita akan turun ke lapangan, identifikasi titik mana saja yang perlu ditangani,” ungkapnya.

Selain dua unit rumah warga yang roboh, menurut Edi, masih ada tiga unit rumah warga lagi yang perlu penanganan lebih cepat, agar tidak roboh. “Kita akan kaji skala prioritasnya. Saat ini, ada juga tiga unit rumah warga yang terancam roboh akibat banjir, itu harus diantisipasi segera,” ucapnya.

BPBD, katanya, akan segera memasang bronjong atau tanggul penahan di pinggir sungai Batang Bayang sepanjang 50 meter untuk antisipasi dampak banjir tersebut. “Kita juga kan lakukan perbaikan rumah warga yang rusak akibat banjir,” ujarnya.

Ia mengimbau, agar masyarakat Pasaman Barat untuk lebih waspada akan adanya bencana banjir. Sebelum bencana datang, juga diperlukan mitigasi bencana dari masyarakat dalam bentuk partisipasi dari masyarakat.

“Mitigasi itu bisa dalam bentuk partisipasi dari masyarakat. Jika ingin ada perbaikan di Daerah Aliran Sungai (DAS), tentunya juga membutuhkan pemahaman dari masyarakat terkait tanah yang akan dibebaskan. Kalau hal tersebut terkendala, tentunya proyek juga tidak bisa berjalan," katanya. (*/ZE)

Baca Juga

7.764 Pekerja Pekebun Sawit di Pasbar Terima Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
7.764 Pekerja Pekebun Sawit di Pasbar Terima Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan
Polres Pasaman Barat Tangkap Tiga Pelaku Judi Online
Polres Pasaman Barat Tangkap Tiga Pelaku Judi Online
Puluhan petani dari Nagari Kapa, Kabupaten Pasaman Barat, menggelar aksi damai di depan Mapolda Sumatra Barat pada Rabu (23/10/2024).
Puluhan Petani Gelar Aksi Damai, Desak Polisi Ditarik dari Lahan di Nagari Kapa
MUI Pasbar Tegaskan Penyebaran Paham Agama oleh WNA Menyimpang dari Ajaran Islam
MUI Pasbar Tegaskan Penyebaran Paham Agama oleh WNA Menyimpang dari Ajaran Islam
Pemko Padang berkomitmen penuh dan siap berkolaborasi dengan BWSS V untuk mewujudkan pembangunan infrastuktur strategis
Atasi Masalah Banjir di Padang, BWSS V Bakal Bangun Sistem Polder di Sungai Batang Kandis
Konflik Lahan Kapa dan PT PHP I di Pasaman Barat, GTRA Sebut HGU Aktif hingga 2034
Konflik Lahan Kapa dan PT PHP I di Pasaman Barat, GTRA Sebut HGU Aktif hingga 2034