Langgam.id - Wali Kota Pariaman Genius Umar mengingatkan masyarakat tentang 10 potensi bencana yang dapat terjadi di Kota Pariaman. Hal itu disampaikan untuk meningkatkan kesiapasiagaan dan mengurangi dampak dari risiko bahaya bencana tersebut.
Genius menyampaikan hal tersebut dalam apel siaga bencana yang digelar di halaman Balaikota Pariaman, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, tugas pemerintah adalah memberikan perlindungan masyarakat dari bencana dan melakukan terobosan inovatif sebagai upaya antisipatif melalui kebijakan-kebijakan konkrit melaluI instansi terkait.
Namun, menurutnya, hal tersebut perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat. "Karena, bencana tidak dapat ditangani oleh seseorang atau sekelompok orang saja. Tugas berat ini hendaknya menjadi tanggung jawab kita semua. Baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha”, ujarnya.
10 potensi bencana yang dapat mengancam Kota Pariaman tersebut adalah: gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, longsor, angin puting beliung, abrasi pantai, penyakit epidemik, kebakaran lahan dan perumahan serta kegagalan teknologi.
Dari 10 potensi bencana yang ada tersebut, yang paling besar risikonya adalah gempa bumi dan tsunami. Karena, bencana tersebut bisa menimbulkan kerusakan yang cukup besar. “Karena itu, kita perlu memperbanyak tanaman di sepanjang pantai Pariaman. Dengan menanam pohon pinago, kelapa dan lainnya. Sehingga dapat menimalisasi dampak tsunami apabila terjadi di daerah kita," katanya.
Wali Kota mengatakan, Kota Pariaman berada di zona merah kawasan rawan bencana. "Untuk itu kita perlu menyiapkan diri dalam menghadapi bencana. Baik prabencana, saat terjadi bencana dan pascabencana.”
Genius Umar mengatakan, Kota Pariaman telah membentuk 71 KSB (Kelompok Siaga Bencana) di 71 desa/kelurahan. Juga punya beberapa desa tangguh bencana, serta melatih dan membentuk KSBS (kelompok Siaga Bencana Sekolah).
“Tidak hanya dari pemerintah saja. Respons terhadap tanggap darurat bencana itu juga menumbuhkan kesadaran dari masyarakat. Mereka membentuk organisasi dan lembaga penanggulangan bencana berbasis masyakarat, seperti Forum Mesjid Peduli Bencana dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB),” tuturnya.
Massa yang tergabung dalam organisasi yang peduli terhadap tanggap bencana di Kota Pariaman, menurutnya, saat ini mencapai 1.400 orang. Kelompok-kelompok ini sudah diberi pelatihan kerelawanan siaga bencana dari BPBD Kota Pariaman. (*/SS)