Langgam.id - Partai Gerindra Sumatra Barat (Sumbar) menyiapkan 8 nama yang akan ditunjuk menjadi calon gubernur dan calon wakil gubernur dalam Pilkada 2020. Para tokoh tersebut juga telah memaparkan visi dan misi di Padang pada Minggu (26/1/2020).
Nama-nama yakni, Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, Anggota DPR RI Mulyadi, Bupati Agam, Indra Catri, dan Edriana. Kemudian mantan Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigoe, mantan Bupati Solok, Syamsu Rahim, anggota DPRD Sumbar, Desrio Putra, serta Reydonnyzar Moenek (birokrat).
Ketua penjaringan kepala daerah Partai Gerindra Sumbar, Syafrudin Putra Dt Sunggono, mengatakan semua calon Gubernur Sumbar tersebut sudah menyampaikan visi dan misi mereka kecuali Mulyadi. Dia meminta izin tidak bisa hadir dengan alasan yang bisa diterima dan penyampaian visi dan misinya dijadwalkan ulang.
"Kita melakukam penelusuran terhadap penyampaian visi dan misi para calon, lalu ini jadi bahan bagi kita untuk melakukan penilaian," katanya, Senin (27/1/2020).
Dari yang mendaftar ada 4 tokoh memposisikan diri sebagai gubernur yaitu Nasrul Abit, Edriana, Mulyadi, Reydonizar Moenek dan Indra Catri. Sementara yang memposisikan diri untuk wakil gubernur yaitu Sadiq Pasadigoe, Desrio Putra, dan Syamsu Rahim.
"Itu fleksibel, boleh berpindah, kalau sebelumnya mendaftar wakil sekarang gubernur ya silahkan saja, kita ingin mendapatkan pemimpin yang betul-betul siap," katanya.
Usai penyampaian visi dan misi, pihaknya akan segera melakukan penilaian. Dari penilaian itu akan dilakukan pengklasifikasian untuk menjadi referensi bagi DPP dalam memutuskan. Nantinya diharapkan benar-benar pemimpin yang mengabdi kepada masyarakat.
"Kira-kira minggu depan lah kita merumuskan hasilnya, kita ada tim untuk merumuskan, nanti yang memutuskan DPP," katanya.
Dia juga mengimbau kepada pihak yang ikut mendaftar ke Partai Gerindra Sumbar agar tidak mempercayai sejumlah pihak yang mengaku dekat dengan petinggi partai.
Tidak hanya pencalonan gubernur, namun juga pencalonan bupati walikota dalam suasana pilkada ini. Menurutnya saat pilkada ada saja pihak yang memanfaatkan momen untuk mencari keuntungan. Ia menyarankan semua tokoh yang ikut tetap menggunakan jalur resmi.
"Dulu ada pihak-pihak yang mengaku sebagai orang dekat petinggi partai, lalu ujung-ujungnya mencari keuntungan, kita harapkan semua pihak waspada," katanya. (Rahmadi/ICA)