Langgam.id — Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UM Sumbar) di Kecamatan Nanggalo ditutup dengan suasana penuh keceriaan di Masjid Raya Surau Gadang, Minggu (28/12/2025).
Pada hari terakhir kegiatan, ratusan anak-anak tampak antusias mengikuti pendampingan psikososial yang digelar pascabanjir yang sempat merendam sejumlah kawasan permukiman di Nanggalo.
Banjir sebelumnya menyebabkan aktivitas warga terganggu, termasuk kegiatan belajar dan bermain anak-anak. Beberapa hari setelah air surut, sebagian anak masih menunjukkan rasa takut, terutama saat hujan kembali turun. Kondisi inilah yang mendorong tim PKM UM Sumatera Barat menghadirkan kegiatan pemulihan psikososial dengan pendekatan yang ramah dan menyenangkan.
Antusiasme warga terlihat sejak pagi. Kegiatan yang awalnya direncanakan untuk sekitar 50 anak ternyata diikuti lebih dari 100 anak dari berbagai usia. Anak-anak memadati area masjid untuk mengikuti aktivitas mewarnai, bermain puzzle, dan permainan kelompok yang dirancang untuk membangun kembali rasa aman serta kebersamaan.
Salah seorang warga Surau Gadang, Yuliana, mengatakan kegiatan ini sangat membantu anak-anak di lingkungannya. “Waktu banjir kemarin, anak-anak sempat takut dan susah tidur. Alhamdulillah sekarang mereka bisa tertawa lagi, main bersama teman-temannya. Kami sebagai orang tua merasa lebih tenang melihat anak-anak kembali ceria”, ujarnya.
Selain pendampingan psikososial, kegiatan hari terakhir ini juga diperkuat dengan kolaborasi bersama Dapur Gizi Balita dan Lansia yang digagas oleh Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah Nanggalo. Melalui kolaborasi tersebut, anak-anak serta lansia mendapatkan asupan makanan bergizi sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabencana. Kehadiran dapur gizi ini disambut baik oleh warga karena membantu memenuhi kebutuhan dasar di tengah proses pemulihan.
Anggota tim PKM UM Sumatera Barat, Iqbal Nuari, S.Sos., M.Pd., menjelaskan bahwa membludaknya jumlah peserta menunjukkan besarnya kebutuhan masyarakat akan ruang pemulihan pascabencana.
“Kami tidak menyangka antusiasmenya sebesar ini. Awalnya ditargetkan 50 anak, tetapi yang hadir lebih dari 100. Ini menjadi tanda bahwa anak-anak memang membutuhkan ruang aman untuk kembali ceria setelah mengalami situasi yang menegangkan”, ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pendekatan psikososial melalui aktivitas sederhana seperti mewarnai dan bermain puzzle dipilih karena mudah diterima anak-anak dan efektif untuk membantu mereka merasa lebih tenang. Pendekatan ini juga memungkinkan anak-anak berinteraksi kembali dengan teman sebaya dalam suasana yang positif.
Rangkaian kegiatan PKM Tanggap Darurat ini terlaksana berkat dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang).
Melalui program ini, UM Sumbar berkomitmen untuk terus hadir mendampingi masyarakat terdampak bencana, tidak hanya pada masa darurat, tetapi juga dalam proses pemulihan ke depan.
