Langgam.id –Lima nagari di Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, masih terisolasi lantaran akses jalan terputus dan tertimbun longsor. Sepakan lebih, sekitar 18 ribu jiwa di daerah tersebut terdampak dan membutuhkan bantuan.
Lima nagari itu adalah Nagari IV Koto, Nagari Baringin, Nagari Sungai Puar, Nagari Sipinang, serta sebagian wilayah Nagari III Koto Silungkang. Posko bencana mencatat total sekitar 18 ribu jiwa tinggal di kawasan yang terdampak tersebut.
Kelompok Siaga Bencana Pemerintahan Nagari III Koto Silungkang, Nasril, mengatakan hingga saat ini pihaknya bersama kepolisian masih membersihkan material lumpur yang menutupi jalan. “Di Nagari III Koto Silungkang saja masih ada sekitar 17 titik longsor. Untuk nagari lain saya tidak tahu pasti, tapi kemungkinan ada puluhan titik juga,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Longsor tersebut terjadi sejak Senin (24/11/2025) setelah kawasan itu diguyur hujan deras. Material longsor menutup jalan provinsi Lubuk Basung–Bukittinggi serta memutus akses ke sejumlah nagari.
Nasril menyebutkan pembersihan material longsor terkendala biaya operasional alat berat, sebab unit yang mereka gunakan hanya dipinjamkan kepolisian. “Sementara untuk konsumsi dan BBM kami tanggung sendiri. Kendalanya sekarang BBM sudah habis,” katanya.
Jorong Silungkang, Basri Budiman, mengatakan masih ada dua jorong yang terisolir, yaitu Jorong Silungkang dan Tamtaman. Warga tidak bisa keluar dan sangat membutuhkan bantuan makanan.
Ia bersama para pemuda harus menjemput bantuan ke nagari tetangga. Bantuan itu kemudian dipikul ke dalam jorong dengan berjalan kaki sekitar 5 km. “Bantuan kami bawa ke dapur umum untuk diolah menjadi makanan yang dibagikan ke warga,” ujarnya.
Selain itu, ia menyebut sejak hujan lebat akhir November lalu, wilayah Silungkang telah ditetapkan sebagai zona merah longsor. “Warga sudah kami imbau untuk mengungsi karena kondisinya sangat rawan longsor,” katanya.
Kapolres Agam, AKBP Muari, menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten untuk menambah alat berat guna mempercepat pembersihan material longsor. Ia mengatakan selain longsor, terdapat pula jalan terban yang harus dibangun ulang. Hingga kini, belum dapat dipastikan kapan akses jalan bisa dibuka kembali.
“Kendalanya saat ini kekurangan alat berat untuk membuka akses jalan, karena baru tersedia dua unit,” ujarnya. (Yh)






