Langgam.id – Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, dr Srikurnia Yati mengatakan sepanjang Januari hingga September 2025 ditemukan 192 kasus HIV.
Dari 192 kasus di sepanjang tahun 2025 tersebut, terang Srikurnia, 87 kasus (45 persen) di antaranya, pasien berasal dari Kota Padang.
“Sementara 105 kasus lainnya atau 55 persen, merupakan pasien yang berasal dari luar Padang, dalam maupun luar Sumatra Barat,” ujar Srikurnia dilansir dari laman Facebook Diskominfo Padang, Jumat (21/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa temuan kasus di tahun ini terdapat di sejumlah tempat fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Padang. Seperti di 16 fasilitas pelayanan kesehatan dengan layanan Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) HIV di Kota Padang.
Di antaranya RSUP M Djamil, RS Yos Sudarso, RST Reksodiwiryo, RSUD dr Rasidin, RS Hermina, RS Unand, RS Naili DBS dan RSI Siti Rumah.
Selain itu di antaranya di tujuh Puskesmas, seperti Puskesmas Seberang Padang, Puskesmas Andalas, Puskesmas Bungus Teluk Kabung, Puskesmas Lubuk Buaya, Puskesmas Ulak Karang, Puskesmas Pauh, Puskesmas Lubuk Begalung dan satu kasus di Klinik Cemara PKBI.
Srikurnia mengatakan, angka HIV Kota Padang sebenarnya tercatat bagus. Sepanjang 13 tahun belakangan (2012-2025), angka temuan kasus HIV hanya 1.834 kasus.
Ia mengungkapkan, penemuan kasus baru HIV di dua tahun terakhir jauh menurun. Pada 2024 (rentang waktu Januari-Desember) ditemukan sebanyak 234 kasus. Sedangkan di tahun 2025 ini (Januari-September) menurun menjadi 192 kasus baru saja.
“Jika dibandingkan, tidak terdapat peningkatan penemuan kasus baru HIV di Kota Padang,” sebutnya.
Ia menambahkan bahwa turunnya penemuan kasus baru HIV di Kota Padang dikarenakan gencarnya pelaksanaan skrining, sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan dan penanggulangan HIV.
Dinkes, kata Srikurnia, melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan dan penanggulangan HIV di sekolah, kampus dan juga di masyarakat.
Skrining HIV juga digencarkan bagi orang yang berisiko, seperti Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT), Pekerja Seks, pasangan Orang Dengan HIV (ODHIV), dan warga Binaan Permasyarakatan (WBP).
“Kami juga melakukan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam bentuk workshop dan pelatihan mengenai HIV ataupun Infeksi Menular Seksual (IMS), termasuk melakukan peningkatan keterlibatan fasilitas pelayanan kesehatan swasta dan sektor terkait, serta memperkuat jejaring internal dan eksternal dalam penanggulangan HIV dan IMS,” bebernya.
“Selain itu, penurunan kasus juga dikarenakan di beberapa daerah kabupaten kota lain sudah mulai aktif melakukan layanan testing dan pengobatan HIV,” ujarnya.
Meski begitu, ia tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Padang untuk dapat melindungi diri sendiri dan keluarga agar tidak terinfeksi penyakit menular HIV/AIDS. Menghindari diri dari perilaku berisiko (seks bebas dan LGBT). Serta tetap setia kepada pasangan.
“Tetap lakukan testing HIV secara gratis di Puskesmas dan Rumah Sakit. Bagi yang sudah terinfeksi HIV agar patuh dan teratur mengonsumsi obat dan jangan menularkan kepada orang lain,” harapnya.
Ia juga mengimbau kepada keluarga Orang Dengan HIV (ODHIV) untuk dapat memberikan support kepada pasien agar minum obat secara teratur. Jangan ada stigma dan diskriminasi terhadap ODHIV. (*/y)






