Langgam.id – Anak muda asal Kota Payakumbuh, Syahdan Hesa Teymorian, siswa SMA Negeri 1 Payakumbuh, terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia dalam ajang Water Rocket Competition 2025 yang akan digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 7–10 Oktober 2025.
Syahdan berhasil meraih tiket ke ajang internasional setelah sebelumnya menjadi Juara 2 Kompetisi Roket Air Nasional 2025 yang berlangsung di Embung Giwangan, Yogyakarta, pada 18 Juni lalu.
Keberhasilannya menempatkan nama Payakumbuh sejajar dengan daerah-daerah lain yang melahirkan talenta muda di bidang sains dan teknologi.
Ajang Water Rocket Competition 2025 sendiri dikenal sebagai kompetisi bergengsi yang memadukan ilmu fisika, rekayasa teknik, dan kreativitas desain.
Para peserta ditantang untuk mengubah teori aerodinamika, tekanan udara, hingga gaya dorong menjadi karya nyata berupa roket air yang mampu melesat tinggi dengan presisi.
Wali Kota Payakumbuh, Zulmaeta, menyampaikan apresiasinya dan berharap prestasi ini bisa menjadi motivasi bagi generasi muda lain.
“Keberangkatan Syahdan bukan hanya membawa nama sekolah atau kota, tetapi juga nama bangsa. Kami bangga karena anak Payakumbuh bisa tampil di panggung dunia. Semoga prestasi ini menjadi pemicu lahirnya lebih banyak inovator muda dari daerah kita,” kata Wako Zulmaeta di Balai Kota Payakumbuh, Rabu (01/10/2025).
Ia juga berpesan agar Syahdan tetap menjaga semangat dan kepercayaan diri saat berlaga.
“Jangan takut bersaing dengan peserta dari negara lain. Tunjukkan kemampuan terbaik, junjung tinggi sportivitas, dan jangan lupa membawa nilai-nilai positif dari Payakumbuh ke mancanegara. Apa pun hasilnya, Syahdan sudah menjadi kebanggaan kami semua,” ujarnya.
Sementara itu, Mimi Yulia, guru pendamping dari SMA 1 Payakumbuh, mengungkapkan bahwa keberhasilan Syahdan adalah buah dari kerja keras dan konsistensi dalam belajar serta berlatih.
“Sejak awal Syahdan menunjukkan ketekunan luar biasa. Ia tidak hanya memahami teori, tapi juga tekun melakukan uji coba, memperbaiki setiap detail desain roketnya. Prestasi ini membuktikan bahwa anak daerah juga mampu bersaing di level dunia jika diberi ruang dan dukungan,” ujar Mimi Yulia.
Di sisi lain, orang tua Syahdan, Saputra yang juga ASN Pemko Payakumbuh tidak bisa menyembunyikan rasa bangga sekaligus haru atas pencapaian putranya.
“Sebagai orang tua, kami tentu sangat bangga. Perjuangan Syahdan penuh dengan kerja keras, sering pulang sore karena latihan, bahkan rela mengorbankan waktu bermainnya. Kami hanya bisa mendoakan semoga ia tampil maksimal di Malaysia dan membawa pulang prestasi terbaik untuk Indonesia,” ungkapnya.
Selain berkompetisi, delegasi Indonesia juga dijadwalkan mengikuti sejumlah agenda edukasi dan diplomasi, mulai dari kunjungan ke Planetarium Negara dan Petrosains Malaysia, audiensi ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, hingga eksplorasi sejumlah destinasi budaya dan ikonik di negeri jiran tersebut.
Menurut panitia nasional, pemilihan delegasi dilakukan secara ketat berdasarkan hasil skor final di kompetisi nasional.
Aspek yang dinilai meliputi akurasi peluncuran, ketinggian capaian, kestabilan lintasan, serta inovasi desain.
Bagi siswa, pengalaman ini tidak hanya menambah pengetahuan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics), tetapi juga membentuk mental juara, memperluas jaringan global, sekaligus membawa kebanggaan bagi sekolah dan daerah asal.