Ironi Angka Putus Sekolah di Balik Aksi Tawuran yang Kian Mencemaskan

Polresta Padang kembali mengamankan belasan remaja yang diduga hendak tawuran beberapa waktu lalu.

Polresta Padang kembali mengamankan belasan remaja yang diduga hendak tawuran beberapa waktu lalu.

LANGGAM.ID -- Kasus putus sekolah yang cukup tinggi di Kota Padang disinyalir menjadi pemicu aksi tawuran yang terus berulang di kalangan remaja. Tercatat data anak putus sekolah di Kota Padang saat ini mencapai  7.178 anak.

Sebelumnya, lima anak di bawah umur terjerat dalam kasus tewasnya seorang pelajar dalam aksi tawuran di Bypass Pauh Kota Padang pada Sabtu dini hari 13 September 2025. Empat dari lima anak tersebut berstatus putus sekolah.

Menurut Sosiolog Universitas Negeri Padang, Erian Joni peserta tawuran paling banyak saat ini merupakan anak-anak yang putus sekolah baik di jenjang SMP atau pun SMA. Hal ini juga selaras dengan empat anak yang ditangkap oleh Polresta Padang tersebut.

"Sumber daya yang terlibat di dalam kelompok geng kekerasan tawuran itu memang anak-anak putus sekolah. Di usai-usai mereka saat ini tidak memiliki wadah yang positif, sehingga terjebak dalam lingkungan-lingkungan yang dekat dengan kekerasan," ujar Erian Joni, Kamis (18/9/2025).

Ia menilai, anak-anak putus sekolah dihadapi dengan berbagai tekanan sosial, mulai dari hilangnya akses pendidikan, masuk dunia kerja di saat masih sekolah, serta hilangnya kontrol dari keluarga.

Kondisi ini, sambung Erian Joni mendorong anak-anak tersebut mencari lingkungan yang menerima kondisi mereka. Salah satunya kelompok-kelompok tawuran yang telah marak di Kota Padang. 

"Saat bergabung di kelompok ini mereka mendapatkan peran yang tidak mereka dapatkan di keluarga, sehingga anak-anak ini merasa memiliki tanggung jawab bahkan rasa militan kepada kelompok tersebut," ungkapnya.

Menurutnya, aksi kekerasan yang dilakukan anak-anak tersebut menjadi lumrah bagi mereka karena sudah memiliki rasa militan tersebut kepada kelompok mereka. Ditambah dengan doktrin-doktrin yang ditanamkan oleh kelompok tersebut.

Misalnya, doktrin bahwa kelompok mereka merupakan terkuat di Padang, kelompok yang tak mengenal takut jika ada lawan, kelompok yang dari dulu tak pernah kalah dari kampung lain. "Nilai-nilai ini dengan mudah masuk bagi anak-anak yang telah mendapatkan ruang dan peran di geng-geng tawuran ini," ujarnya.

Apalagi, sambung Erian Joni usai remaja ini membutuhkan afirmasi untuk identitas mereka. Saat lingkungan sekolah atau keluarga hal ini tidak didapatkan, maka anak-anak mencari tempat lain, termasuk salah satunya di kelompok-kelompok tawuran.

Erian Joni mendorong keluarga untuk lebih meningkatkan kontrol dan peran mereka kepada anak-anak. Termasuk dalam memastikan akses pendidikan bagi anak agar tidak putus sekolah.

Sebelumnya, Kapolda Sumatra Barat Irjen Gatot Tri Suryanta juga menyoroti pelaku tawuran yang menyebabkan seorang pelajar meninggal merupakan anak putus sekolah. 

Ia bahkan telah bertemu secara langsung dengan empat anak putus sekolah yang ditangkap lantaran terlibat dalam tewasnya seorang pelajar dalam aksi tawuran di Bypass Pauh Sabtu dini hari lalu.

"Kamu kenapa tidak sekolah? Kalau begini, ikut tawuran bahkan ada korban bagaimana masa depan kamu?" ujar Kapolda dalam tayangan video yang diunggah di akun pribadinya.

Kapolda juga meminta Pemerintah Kota Padang khususnya Dinas Pendidikan untuk memberikan perhatian serius terhadap anak-anak yang putus sekolah ini. Agar tidak lagi terulang aksi tawuran yang telah meresahkan masyarakat.  "Ini harus menjadi perhatian bersama, apalagi kasus ini sudah menyebabkan korban meninggal," ujar Gatot.

 7.178 Anak Putus Sekolah 

Sementara itu, Pemerintah Kota Padang mencatat jumlah anak putus sekolah saat ini mencapai 7.178 anak, dengan jumlah paling tinggi putus sekolah di jenjang SMP. 

"Beberapa waktu lalu, kami sudah rapat koordinasi termasuk dengan camat dan lurah untuk mendorong anak-anak putus sekolah ini melanjutkan pendidikan," kata Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir.

Pemerintah daerah, sambung Maigus telah menyiapkan program bantuan pendidikan gratis bagi anak-anak yang tidak mampu secara perekonomian. Selain itu juga ada program paket C untuk anak-anak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

"Jadi kalau alasan putus sekolah karena ekonomi, sekarang sudah ada kartu Padang juara. Jadi tidak lagi anak-anak yang tidak sekolah karena miskin," ujarnya.

Ia juga berharap dengan langkah ini bisa mencegah aksi tawuran yang masih berulang dari waktu ke waktu di Kota Padang. Apalagi melibatkan anak-anak yang masih sekolah.

Sebelumnya, Satreskrim Polresta Padang telah menangkap lima orang dalam kasus tawuran yang menyebabkan salah seorang pelajar meninggal dunia. Empat dari lima orang tersebut diketahui berstatus putus sekolah.

Lima orang yang ditangkap Satreskrim tersebut adalah FH (14), pelajar SMP N, GA (16) tidak bersekolah, RI (15) tidak bersekolah, AR (16) tidak bersekolah dan AB (16) tidak sekolah. Mereka diduga terlibat dalam meninggalnya Wahyu Andri Pratama (18) yang mengalami luka berat saat tawuran pada Sabtu dini hari di Simpang Ketaping, By Pass Kota Padang.

Tawuran tersebut diketahui melibatkan kelompok yang menamakan diri Mexico yang berasal dari Khatib Sulaiman dan Aia Pacah, melawan kelompok BST (Barat Selatan Timur). (fx)

Baca Juga

Longsor di Kelok 9 Kabupaten Lima Puluh Kota pada Kamis malam (18/9/2025)
Longsor di Kelok 9, Lalu Lintas Lumpuh Total
Lapangan padel pertama di Kota Padang Glasshaus akan segera grand opening pada Sabtu 20 September 2025 akhir pekan ini
Glasshaus Lapangan Padel Pertama di Kota Padang Launching Akhir Pekan Ini
Eks Kabag Ops Polres Solsel Dadang Iskandar saat sidang vonis di Pengadilan Negeri Padang, Rabu 17 September 2025.
Kasus Polisi Tembak Polisi, Eks Kabag Ops Polres Solsel Ajukan Banding Atas Vonis Seumur HidupĀ 
Pengadilan Negeri Padang menjatuhkan hukum penjara seumur hidup kepada eks Kepala Bagian Operasional Polres Solok Selatan, Dadang Iskandar
Kasus Polisi Tembak Polisi, Eks Kabag Ops Polres Solsel Divonis Seumur Hidup
Wakil Wali Kota Padang Maigus Nasir
Cegah Tawuran, Pemko Padang Bentuk Guru Pengasuh Awasi Siswa di Luar Jam Sekolah
Menteri Pertanian Amran Sulaiman usai rapat koordinasi terkait pangan di Pemprov Sumatra Barat, Selasa 16 September 2025.
Menteri Pertanian Gusar Lihat Bupati Tak Hadir Rakor di Padang