Oleh: Ma'rifah Nur Hidayati
Sekarang ini tren minuman manis makin merajalela. Dari kopi gula aren, es teh jumbo, boba, matcha, red velvet, sampai soda kekinian semuanya seolah wajib dicoba biar nggak ketinggalan. Tapi, tahu nggak sih? Kebiasaan ini bisa bikin kamu pelan-pelan masuk ke fase... diabetes di usia muda. Yup, scary but true.
Data International Diabetes Federation (IDF) tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 90% kasus diabetes di dunia adalah tipe 2. Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes kelima tertinggi di dunia. Bahkan, Indonesia menempati peringkat ketiga secara global untuk jumlah penderita diabetes yang belum terdiagnosis.
Faktor Risiko dan Gaya Hidup
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) beberapa faktor risiko utama diabetes tipe 2 meliputi kelebihan berat badan, riwayat keluarga, dan rendahnya aktivitas fisik. Kombinasi antara faktor genetik dan gaya hidup tidak sehat mempercepat terjadinya diabetes, terutama jika pola makan tidak dikendalikan.
Minuman tinggi gula yang dikonsumsi berlebihan secara rutin dapat memicu lonjakan kadar gula darah. Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, tubuh akan kesulitan mengatur insulin, dan akhirnya menimbulkan diabetes. Hati-hati yang buat yang sering nugas di cafe, pasti minuman manis ga ketinggalan
Anak muda menugas di cafe dengan camilan dan minuman manis (Dokumentasi Ma’rifah Nur Hidayati)
Cegah Diabetes, Jangan Ikut FOMO
Anak muda perlu menyadari pentingnya menjaga pola hidup. Mengurangi konsumsi minuman tinggi gula bukan berarti tidak gaul. Justru, menjaga kesehatan sejak dini adalah bentuk tanggung jawab pada diri sendiri dan lingkungan sosial.
Langkah sederhana yang bisa dilakukan:
- Kurangi konsumsi minuman manis
- Aktif bergerak setiap hari
- Cek kadar gula darah secara berkala
- Perhatikan berat badan ideal
Pola hidup sehat bukan tren musiman, tetapi kebutuhan jangka panjang. Jangan tunggu sampai sakit baru peduli.