Bongkar Akar Tradisi, Komunitas Seni Nan Tumpah Gali Kekuatan Lokal untuk Masa Depan Seni

Bongkar Akar Tradisi, Komunitas Seni Nan Tumpah Gali Kekuatan Lokal untuk Masa Depan Seni

Diskusi kelompok terpumpun Pekan Nan Tumpah. (Foto: dok. panitia)

Langgam.id — Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) kembali menggelar Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pekan Nan Tumpah seri keempat di Ruangtemu Nan Tumpah, Korong Kasai, Nagari Kasang, Padang Pariaman.

DKT yang merupakan bagian dari rangkaian tujuh seri menuju Pekan Nan Tumpah 2025 ini menghadirkan kurator dan penulis seni terkemuka, Edy Utama, untuk menggali potensi seni tradisi sebagai fondasi inovasi artistik kontemporer.

Mengusung tajuk provokatif “Sebelum Dunia Punya Istilah, Kami Sudah Melakukannya di Halaman Rumah,” diskusi ini mengajak 20 peserta aktif yang terdiri dari pengelola dan mantan pengelola Pekan Nan Tumpah, seniman lintas disiplin, akademisi, pengamat seni, serta penulis seni budaya untuk menelisik kekayaan nilai dan jejak seni yang seringkali terabaikan karena kedekatannya dengan kehidupan sehari-hari.

Dipandu oleh Donny Eros, DKT seri keempat ini berupaya membongkar pemahaman bahwa karya artistik di Minangkabau telah melampaui batasan genre dan disiplin jauh sebelum istilah-istilah “intermedia” atau “multidisiplin” populer.

Manajer Program KSNT, Fajry Chaniago, menjelaskan bahwa format DKT kali ini dibagi menjadi empat sesi: pemaparan narasumber, sesi tanya jawab, diskusi kelompok kecil untuk membahas topik spesifik dan menghasilkan rekomendasi, serta presentasi hasil diskusi kelompok.

Dalam pemaparannya, Edy Utama mengajak peserta untuk membaca ulang Minangkabau, tidak hanya dari apa yang tertulis namun juga dari makna yang tersirat dalam praktik budayanya. Ia menyoroti fenomena “isolasi kebudayaan” yang dialami masyarakat Minangkabau saat ini, yang justru seharusnya mendorong lahirnya karya-karya otentik dan kontekstual.

Edy Utama memberikan contoh bagaimana kesenian tradisi seperti Randai telah diakui sebagai seni pertunjukan yang menarik di kancah internasional, begitu pula karya tari “Jarum Dalam Jerami” karya Hartati yang berbasis gerakan silat Minangkabau, serta karya seni rupa Handiwirman “Indak Baurek Indak Bapucuak” yang terinspirasi dari falsafah Minangkabau. Keberhasilan karya-karya yang berakar pada tradisi ini menjadi pemicu bagi peserta untuk merancang bentuk kesenian baru yang bersumber dari kekayaan budaya Minangkabau.

Sesi inti dari DKT ini adalah pembagian peserta ke dalam empat kelompok untuk merancang konsep karya seni baru yang berbasis pada tradisi Minangkabau. Hasil rancangan yang beragam kemudian dipresentasikan dan ditanggapi oleh kelompok lain, memicu dialog kreatif dan pertukaran ide yang konstruktif.

Sebelumnya, KSNT telah sukses menggelar tiga seri DKT lainnya. Seri pertama dan kedua yang bertajuk “Pekan Nan Tumpah 2035: Masih Ada Ataukah Sudah Jadi Mitos?” dan “Dramaturgi Oplosan Dan Post Past Post Passpor Post Passfoto di Pos P8l!$1#%&^)(+#^%” berfokus pada keberlanjutan festival dan eksplorasi dramaturgi multidisiplin. Sementara DKT seri ketiga yang bertajuk “Pameran, Pergelaran, Festival: Kurasi Sebagai Seni menyulam Kekacauan” membahas pentingnya proses kurasi dalam pengelolaan seni.

Rangkaian DKT ini menjadi bagian penting dari persiapan Pekan Nan Tumpah 2025, yang sebelumnya telah diumumkan melalui Taklimat Peluncuran pada 23 Maret 2025. Melalui diskusi-diskusi yang mendalam dan partisipatif ini, KSNT berupaya merangsang lahirnya ide-ide segar dan inovatif yang akan mewarnai Pekan Nan Tumpah 2025, sekaligus memperkuat kesadaran akan potensi seni tradisi sebagai sumber inspirasi yang tak terbatas. (*/f)

Baca Juga

Kenalkan Teater, Komunitas Seni Nan Tumpah Sambangi 15 Sekolah di Sumbar
Kenalkan Teater, Komunitas Seni Nan Tumpah Sambangi 15 Sekolah di Sumbar
Pekan Nan Tumpah 2025, Kolaborasi Lintas Disiplin Seni Hadirkan Karya Kontemporer
Pekan Nan Tumpah 2025, Kolaborasi Lintas Disiplin Seni Hadirkan Karya Kontemporer
Hujan yang masih belum reda hingga Kamis sore (27/11/2025) menunda niat Kapolsek Palembayan, AKP Alwiz S pulang dari Jorong Subarang Laweh
Cerita Kapolsek Palembayan Hilang Kontak Terjebak Galodo
Pemkab Dharmasraya mulai menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi korban bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra
Pemkab Dharmasraya Salurkan Bantuan Bagi Korban Bencana Sumatra Pagi Ini
Bupati Tanah Datar Eka Putra mengunjungi posko pengungsian di Masjid Nurul Hidayah, Jorong Gunung Bungsu, Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuh,
Kunjungi Jorong Gunung Bungsu, Bupati Tanah Datar Serahkan Bantuan Sembako
Dua hari setelah jasad ibunya ditemukan, Erika Desra (33) kembali datang ke puing-puing kediaman ibunya di Jorong Subarang Aia, Nagari Salareh
Kisah Erik Temukan Al-Qur’an Milik Ibunya yang Meninggal Akibat Galodo di Agam