Langgam.id - Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan unsur pemerintah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI. Hal tersebut mencontoh para tokoh Minang terdahulu saat memperjuangkan Indonesia.
Hal itu disampaikannya di hadapan sejumlah aparatur diantaranya para pejabat dan camat di lingkup Pemerintah Kota Padang. Mereka mendengarkan pemaparan tentang kebangsaan di Gedung Serba Guna Balai Kota Padang, Jumat (3/1/2020).
Hidayat mengatakan, berbicara dalam menjaga NKRI, menurutnya Sumatra Barat adalah bagian dari peran yang sudah sangat bersejarah. Sehinggga ia mengimbau kepada generasi saat ini dan masa mendatang harus mengambil keteladanan yang luar biasa dari tokoh-tokoh dari Ranah Minang pada masanya.
"Dalam sejarah ada dua tokoh utama Minang yang berperan sentral di masanya yaitu Mohammad Hatta dan Mohammad Natsir," katanya, dalam rilis Pemko Padang, Jumat (3/1/2019)
Dijelaskannya, dari sejarah Indonesia Mohammad Hatta sang proklamator Kemerdekaan RI telah tercatat berperan besar dalam menjaga NKRI. Saat Indonesia diproklamasikan ada yang tidak setuju dengan dasar negara. Supaya tidak pecah karena adanya tuntutan dari Indonesia bagian timur kala itu, maka ia langsung mengkomunikasikan pada tokoh-tokoh umat Islam dan pendiri bangsa sehingga dengan cepat dan sigap mengamankan keutuhan bangsa.
"Sehingga selamatlah Pancasila dan NKRI kita" ujarnya
Kemudian, untuk Mohammad Natsir yaitu berperan pasca kemerdekaan RI sewaktu NKRI hanya diakui penjajah Belanda sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS). Namun dengan kenegarawanannya melupakan latar belakang politik, agama dan apapun. Dia langsung bertindak dan menyampaikan pidatonya tahun 1950 yang disebut Mosi Integral guna menyatukan Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Apa yang dilakukannya itu diterima baik oleh Mohammad Hatta selaku Perdana Menteri RIS kala itu serta tokoh Minang lainnya. Dan kembalilah Indonesia menjadi NKRI dan tidak lagi menjadi RIS," ujarnya
Jadi menurutnya, sejarah adalah pengulangan sehingga dari Ranah Minang ini atau pun tokoh-tokoh Minang tetap bisa melakukan peran yang bersejarah untuk dalam mengokohkan NKRI ini.
Dia mengatakan, saat ini banyak warga negara yang khawatir perubahan UUD, akibat daripada politik pembelahan, identitas dan lain sebagainya.
"Maka tokoh-tokoh Minang saat ini diharapkan bisa memberikan kelanjutan peran itu. Sambil juga saya kritisi bahwa, apabila kalau kita ingin tetap dalam konteks NKRI, janganlah bangsa ini dipecah belah," ujarnya.
Ia mencontohkan seperti membiarkan tindakan sparatis serta tindakan atau perpecahan melalui penyebaran isu radikalisme terhadap suatu agama yang sangat mengkhawatirkan. Sementara beragam hal yang justru dapat memecah belah atau pun menghancurkan bangsa malah seperti mendapat dukungan.
"Padahal saya ingin tegaskan bahwa dalam kerangka untuk mengokohkan NKRI ini, mestinya janganlah kita ada yang membuat tindakan yang memecah belah persatuan dan kesatuan," ujarnya. (*/Rahmadi)