Mencari Julukan Presiden Prabowo Subianto

Mencari Julukan Presiden Prabowo Subianto

Irvan Mufadhdhal Zulis. (Foto: dok. Pribadi)

Indonesia saat ini sudah berusia 79 tahun. Kemerdekaan yang diraih pada tahun 1945 dan sudah mempunyai delapan Presiden dari setiap masanya. Namun, setiap Presiden mempunyai gelar ataupun julukan atas kepemimpinannya. Hal ini biasanya terlihat dari program unggulannya dan bisa juga terlihat dari sesuatu yang khas dari Presiden. Dalam konteks ini, setiap julukan Presiden tidak hanya sebutan semata. Akan tetapi, mempunyai makna yang tersirat di dalamnya. Tentunya, tidak terlepas dari setiap sejarah yang diukir oleh tokoh tokoh hebat dalam memperjuangkan Indonesia dari setiap tantangan dan perubahan.

Tokoh yang dimaksud dalam tulisan ini ialah pucuk tertinggi pimpinan yang mempumyai kendali kekuasaan. Sudah tentu, Presiden sendiri yang memiliki kuasa tertinggi di Indonesia ini. Sebab, jabatan sebagai Presiden mempunyai peran sangat penting dalam mengkokohkan identitas negara.

Dalam hal ini, penulis ingin memaparkan beberapa julukan Presiden dari masa ke masa. Sehingga sebagai pembaca mengerti dari mana julukan itu tiba dan apa penyebabnya. Terlebih lagi, masa kepemimpinan kabinet merah putih yang dibawah kendali Prabowo Subianto yang menjadi tanda tanya. Julukan yang akan didapatkan!. Namun, sebelum untuk merincikan hal demikian. Pentingnya kita mengetahui julukan Presiden sebelumnya.

Ir. Soekarno (Bapak Proklamator)

Sejarah Presiden pertama jatuh kepada Ir. Soekarno atau yang akrab dipanggil Bung Karno. Banyak orang mengenalnya sebagai “Bapak Proklamator Bangsa’. Pria kelahiran kota Blitar di provinsi Jawa Timur, telah memberikan gebrakan yang sangat singnifikan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan menata fondasi negara.

Pencapaian ini atas dasar dari pengalamannya saat menjadi mahasiswa. Sejarah terukir saat Ir. Soekarno aktif dalam berorganisasi dalam pergerakan nasional dan menjadi salah satu founder Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tahun 1927. Ir Soekarno yang akbar disapa “Bung Karno” sering menjadi contoh bagi bangsa dari pidato-pidatinya yang berhasil mengobarkan api nasionalisme dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sehingga sampailah pada masanya tanggal 17 Agustus 1945, momentum yang menjadi saksi dari julukan Bung Karno. Bersama dengan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden, yang juga sering disebut “Bung Hatta”. Masa itu Bung Karno dengan penuh semangat menyatakan Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tidak hanya cukup untuk Proklamasi saja. Melainkan, Bung Karno juga mempunyai peran penting dalam mengembangkan konsep Pancasila sebagai dasar negara. Jadi lahirlah Pancasila yang memiliki lima prinsip sebagai landasan negara dalam pembangunan nasional dan memberikan nilai-nilai luhur bangsa.

Tidak terlepas dalam pembentukan Undang- Undang Dasar 1945 yang menjadi konstitusi pertama Republik Indonesia. Tentunya, konstitusi berjalan searah dengan Pancasila yang menjadi dasar negara. Atas konstribusinya kepada negara akan selalu dikenang dan julukan “Bapak Ploklamator “ tidak mungki lepas darinya. Sebab, Bung Karno adalah seorang yang berperan penting dalam sejarah Indonesia.

Soeharto (Bapak Pembangunan)

Presiden kedua yang melanjutkan estafet kepemimpinan Indonesia jatuh kepada Soeharto. Pria kelahiran tahun 1921 yang besar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kehidupan yang penuh dengan kesederhanaan dan begitu rendah hati. Diketahui Soeharto adalah seorang anak dari orang petani. Soerharto memasuki dunia politik yang pada masa itu sedang mencari identitas negara Merdeka. Naiknya Soeharto ke dalam ranah kekuasaan saat masa yang kenal yaitu, Orde Baru. Era yang menunjukkan stabilitas dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Masa Soeharto begitu banyak yang mendapatkan hasil positif dari kinerjanya. Hal ini merujuk kepada infrastruktur dan kehidupan masyarakat yang lebih baik. Begitu banyaknya pembangunan baik dari jalan raya, sekolah hingga rumah sakit yang semakin banyak saat ia menjabat. Sehingga akses pendidikan dan kesehatan lebih baik kepada rakyat.

Terlebih lagi, Indonesia mendapatkan julukan “Macan Asia” karena dari kemajuan sektor ekonomi dan pertumbuhan Indonesia. Kontribusinya akan selalu menjadi memory bagi seluruh rakyat Indonesia dari julukan Soeharto “Bapak Pembangunan” yang masih hidup dalam ingatan banyak orang Indonesia.

Prof. Dr.-Ing. Ir. H. Bacharuddin Jusuf  (Bapak Teknologi)

Presiden ketiga BJ Habibie yang sering menjadi buah bibir sebagai pemimpin yang mendapatkan julukan “Bapak Teknologi”. Sebab, beliau terus melakukan pengembangan teknologi di Indonesia dari berbagai inovasi yang Habibie bawa ke ranah Internasional. Putra kelahiran di Pare-pare, Sulawesi Selatan pada tanggal 25 Juni 1936, sudah memberikan kontribusi yang besarnya.

Salah itu ialah pengembagan industri penerbangan yang Bernama PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Masa itu, PT DI berhasil memproduksi pesawat terbang buatan manusia. Pesawat hasil produksi tersebut bernama N-250 Gatotkaca yang menjadi bukti nyata dari dedikasi dan komitmen Habibie bagi kemajuan teknologi Indonesia.

Tidak hanya itu, Habibie kerab menjadi pemimpin yang visioner. Artinya, tidak hanya berfokus pada bidang kemajuan teknologi. Akan tetapi, juga merubah wajah industry Indonesia. Sebab, Habibie memahami dengan adanya kemajuan teknologi yang menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing industry Indonesia pasar global.

Maka dari itu, Habibie meningkatkan investasi di bagian bidang penelitian dan pengembangan. Putusan tersebut dapat membantu Indonesia dalam kondisi transisi dari ekonomi berbasis. Tentunya, dari berbagai putusan yang Habibie buat menjadikan seorang tokoh yang inspiratif dan menjadikan dirinya sendiri sebagai simbol dari kemajuan teknologi Indonesia. Hal itulah Habibie mendapatkan sebagai “Bapak Teknologi”.

Abdurrahman Wahid (Bapak Pluralisme)

Abdurrahaman Wahid atau sering akrab disapa Gus Dur. Seorang yang memiliki jiwa kepemimpinannya dari visi pluralism. Peran Presiden dibawah kepemimpinan Gus Dur memainkan arti dari setiap toleran dan saling menghargai. Hal itulah Gur Dur mendapatkan julukan Presiden Indonesia yang keempat “Bapak Pluralisme”.

Dengan berbagai putusan yang dikeluarkan membuat Indonesia menjadi negara lebih dikenal sebagai keberagamannya. Gus Dur sering mempopulerkan toleransi dan makna dari berbagai kelompok agama atau etnis di Indonesia. Saat menjabat menjadi Presiden, Gus Dur membuat putusan yang dinilai konkret dalam mewujudkan visi pluralismenya.

Dengan menghapus diskriminasi bagi kaum minoritas agama dan etnis. Akan tetapi, hal ini demikian tidaklah berjalan mulus tanpa adanya tantangan. Terdapat beberapa golongan menentang dan tidak menerimanya. Namun, hal tersebut tidak dapat tergoyahkan. Sebagai pemimpin negara ia tetap berfokus kepada visi pluralism. Gus Dur mempercayai adanya kekuatan, apabila Indonesia menjadi menjadi negara yang cinta keberagaman. Sehingga Indonesia menjadi negara percontohan yang cinta toleransi.

Megawati Soekarnoputri (Penegak Konstitusi)

Negara Indonesia mempunyai sosok Presiden Perempuan yang mendapatkan julukan “Ibu Penegak Konstitusi. Ia juga merupakan putri dari Bapak “Proklamator Kemerdakaan Indonesia” Soekarno. Yakni, sudah tentu ia bernama “ Megawati Soekarnoputri” . Selama kepemimpinannya ia telah memainkan peran negara dalam menegangkan integritas konstitusi.

Presiden yang sudah memberikan prestasi dalam menengakkan tonggak sejarah yang sangat amat penting kekuasaannya dalam politik Indonesia. Tidak hanya itu, ia juga membuka jalan karir politik bagi Perempuan. Selama Megawati memimpin, sejak itulah kerab periode yang sangat penuh dengan tantangan. Sering terjadinya konflik internal ataupun eksternal. Akan tetapi, Megawati berhasil menjaga kestabilan negara dalam menggunakan kuasanya sebagai Presiden.

Kontribusinya menjadi Presiden dapat berbuah manis yang berhasil mendapatkan emansipasi Perempuan di Indonesia. Saat itu, Megawati kerab membuat Keputusan yang sangat penting bagi negara. Tidak hanya itu, ia juga sudah berhasil mendirikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Guna, menjaga integritas negara dan menjaga kepercayaan rakyat.

Susilo Bambang Yudhoyono ( Bapak Perdamaian)

Susilo Bambang Yudhoyono atau kerab dipanggil SBY yang merupakan Presiden ke enam setelah Megawati. SBY mendapatkan julukan sebagai “Bapak Perdamaian”. Saat itu, SBY berhasil meningkatkan nama baik Indoenesia dalam forum Internasional. Dengan menjalin hubungan baik dari berbagai negara. Selama masa jabatannya, SBY sering berfokus kepada komitmennya dalam menjaga perdamaian negara.

Dua periode SBY memimpin negara dalam menegakkan era demokrasi yang lebih matang dan memperkuat peranan lembaga-lembaga dalam mempromosikan transparansi serta akuntabilitas dalam Pemerintah. SBY sering dikenal dalam memerangi praktik korupsi yang menjadi persoalan terbesar di Indonesia. Tentunya, dengan memperkuat peranan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan mendorong penegakan hukum yang lebih tegas.

Akan tetapi, SBY juga mendapatkan kritikan yang dianggap kurang tegas dalam menangani beberapa isu dari berbagai konflik kepada negara tetangga dan perlindungan terhadap WNI di luar negeri.

Demikianlah SBY, yang juga mendapatkan kritikan dalam masa jabatannya. Terlepas dari itu semuanya ia akan selalu diingat oleh rakyat Indonesia sebagai “Bapak Perdamaian Indonesia”.

Joko Widodo

Seorang pria yang menjadi pengusaha mebel sukses dalam memulai karir politiknya yang terpilih sebagai Walikota Solo pada 2005. Ia Bernama Joko Widodo atau sering dipanggil “Jokowi” yang berhasil mendapatkan panggung sebagai Gubernur Jakarta tahun 2012 hingga Presiden 2014. Selama ia menjadi Presiden ia menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastuktur di seluruh negeri. Salah satunya, ialah pembangunan Bandara, Tol trans-jawa hingga pelabuhan baru, program Jokowi telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan perekonomian dan perdagangan Indonesia.

Tidak hanya, berfokus infrastruktur secara fisik melainkan juga kepada pembangunan manusia. Tentunya, dari program seperti Kartu Prakerja dan BPJS Kesehatan dalam menjamin kualitas hidup Masyarakat Indonesia. Hal demikianlah yang membuatnya mendapatkan julukan Presiden Indonesia ketujuh sebagai “Bapak Infrastruktur Indonesia”.

Demikianlah pemaparan penulis mengenai julukan Presiden dari masa ke masa. Namun, julukan apa yang sesuai diberikan kepada Presiden ke delapan Prabowo Subianto. Akan tetapi, hal ini seiring terjawab dari setiap kerja nyata kepada rakyat atas dedikasi dan kerjanya.

Tujuan artikel ini guna kembali mengenang jasa para Presiden dari masa ke masa dalam memperhatikan julukan yang didapatkan. Sebab, penulis menilai julukan di dapatkan atas kerja yang mencolok atau memberikan dampak positf bagi rakyat. Sehingga lahirlah julukan tersebut yang diberikan kepada Presiden.

*Penulis: Irvan Mufadhdhal Zulis (Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam UIN Imam Bonjol)

Baca Juga

Prabowo Subianto, tokoh yang dulu dianggap abadi dalam oposisi itu, kini duduk di puncak kuasa negeri ini. Ia mewarisi warisan pemerintahan
Panggung Baru, Skrip Lama: Prabowo dan Bayang-Bayang Jokowi
Di negeri yang katanya menjunjung kebebasan akademik, seorang dosen bisa dicopot dari jabatannya hanya karena pikirannya terlalu tajam,
Kampus, Kritik, dan Ketakutan: Refleksi atas Pencopotan Ubedilah Badrun
Filsafat sebagai sebuah studi dalam menemukan kebijaksanaan turut juga andil dalam menemukan kebenaran. Kebenaran yang erat dalam kehidupan
Empirisme: Diskursus hingga Dilemanya
Pernahkah anda merasa tidak aman saat berjalan sendirian, baik siang maupun malam? Atau pernah menyaksikan tindakan pelecehan seksual?
Membongkar Stigma dan Kesenjangan Hukum dalam Kasus Pelecehan Seksual
Mungkin dari judul tulisan ini kita tersadar bahwa judul tulisan ini dapat memberikan dua tema pembahasan yang mungkin berbeda, tapi
Integrasi Nilai Kepemimpinan dalam Islam dan Dinamika Medsos Hari Ini
Istilah social butterfly merupakan ungkapan populer yang merujuk pada kemampuan seseorang dalam bersosialisasi secara efektif. Istilah ini
Social Butterfly: Pentingnya Kecerdasan Sosial dalam Kehidupan dan Perkembangannya Sejak Usia Dini