Langgam.id – TikTok Indonesia menegaskan komitmennya untuk menciptakan lingkungan digital yang aman bagi remaja dengan kebijakan dan fitur keamanan yang berkelanjutan. Hal ini disampaikan dalam workshop bertema ‘Keamanan Digital bagi Remaja’ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama TikTok Indonesia, Senin (03/02/2025).
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan bahwa pemerintah tengah merancang peraturan pemerintah yang lebih kuat untuk melindungi anak-anak di dunia digital.
Diena Haryana, Founder SEJIWA Foundation, menekankan pentingnya literasi digital bagi anak-anak dan peran orang tua dalam mendampingi mereka.
“TikTok telah menerapkan fitur keamanan yang ketat, seperti pembatasan usia. Namun, remaja tetap rentan terhadap risiko digital,” ujarnya.
Menurut Diena, sifat impulsif dan mudah terbawa perasaan pada remaja membuat mereka rentan terhadap penyebaran informasi palsu dan cyberbullying.
Diena juga menyebut tantangan utama dalam melindungi anak-anak di dunia digital adalah kesiapan orang tua yang seringkali kurang dalam keterampilan digital dan pengawasan online. Hal ini membuat anak-anak berisiko mengakses konten yang tidak sesuai tanpa perlindungan yang memadai.
Selain itu, Diena mengingatkan perlunya pendidikan literasi digital di sekolah-sekolah. “Kurikulum media sosial di sekolah masih sangat minim, padahal sangat penting untuk melindungi anak-anak,” katanya dalam workshop online bertema ‘Keamanan Digital bagi Remaja’ yang diselenggarakan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan TikTok Indonesia, Jumat (31/1).
Sementara itu, TikTok Indonesia berkomitmen untuk terus memperkuat kebijakan dan fitur keamanannya. Anggini Setiawan, Head of Communications TikTok Indonesia, menyampaikan bahwa TikTok terus mengedukasi masyarakat mengenai keamanan digital dan memperkenalkan fitur yang melindungi remaja sesuai usia mereka.
TikTok menetapkan kebijakan batas usia yang ketat, dengan hanya memperbolehkan pengguna berusia 14 tahun ke atas untuk membuat akun. Fitur-fitur seperti pembatasan Direct Message dan pengaturan visibilitas akun turut diterapkan, serta kontrol lebih besar bagi orang tua terhadap aktivitas anak-anak di platform.
Selain itu, TikTok juga bekerja sama dengan SEJIWA dalam program Education Roadshow yang menyasar sekolah-sekolah. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran digital dan memberikan edukasi mengenai potensi ancaman dunia digital.
"Kami meminta bantuan dari teman-teman jurnalis untuk menyebarluaskan informasi ini. Harapannya, masyarakat semakin banyak yang tahu, semakin banyak yang memanfaatkan fitur keamanan TikTok, dan kesadaran digital semakin tinggi," kata Anggi. (*)