InfoLanggam – Kementerian Pekerja Migran Indonesia (Kemnaker) melalui Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) silaturahmi ke Universitas Muhammadiyah (UM) Sumatera Barat, Senin (9/12/2024) lalu.
Rombongan disambut oleh Wakil Rektor III UM Sumatera Barat Dr. Ahmad Lahmi, M.A bersama Ketua Lembaga Kerjasama Urusan Internasional (LKUI) UM Sumatera Barat Khairiyah, S.IP, M.H.I dan anggota divisi kerjasama Luar Negeri Desna Fauziah, M.Pd di ruang VIP UM Sumatera Barat, Kampus I Padang.
Kedatangan rombongan BP3MI kali ini terkait penjajakan kerjasama dalam hal memfasilitasi alumni UM Sumatera Barat yang ingin bekerja di luar negeri. Selain itu, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran memiliki fokus kegiatan rutin setiap tahun memberangkatkan calon perawat Indonesia yang nantinya akan ditempatkan di panti asuhan atau istansi yang merawat lansia di Jepang.
Hal ini disambut baik oleh Wakil Rektor III dan Ketua LKUI UM Sumatera Barat. mengingat lulusan UM Sumatera Barat sangat potensial untuk bersaing di kancah internasional.
Seperti diketahui, UM Sumatera Barat memiliki Program Studi Keperawatan. Dengan adanya kerjasama dan program ini, diharap akan memberikan kesempatan dan motivasi kepada mahasiswa agar belajar lebih giat hingga mampu bersaing dengan lulusan-lulusan keperawatan lain di Indonesia dan bahkan di luar negeri.
Wakil Rektor III UM Sumatera Barat Dr. Ahmad Lahmi, M.A mengatakan, dengan adanya kerjasama ini tentunya membuka peluang yang besar untuk mahasiswa UM Sumatera Barat untuk mendapatkan karir yang baik setelah mereka lulus nantinya.
"Selain untuk program studi keperawatan, fasilitas ini juga dapat diikuti oleh alumni dari program studi lain sesuai dengan syarat yang ditentukan oleh kementerian dan pihak penyedia," terangnya.
Sebagai informasi, pemerintah setiap tahunnya memfasilitasi keberangkatan pekerja migran, khususnya perawat lansia ke Jepang. Proses perekrutan tersebut berlangsung selama 1 tahun.
Seleksi tahap awal yakni pemberkasan dengan Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Sumatera Barat, kemudian setelah lulus, akan diinterview oleh user dari Jepang dan interview dilaksanakan di Jakarta.
Jika dinyatakan lulus, calon pekerja akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama enam bulan oleh Jepang Foundation. Bagi lulusan keperawatan bisa langsung mendaftar, sedangkan bagi lulusan non-keperawatan harus memiliki sertifikat perawat lansia.
Gaji pekerja di Jepang nantinya juga tidak akan dipotong oleh kementerian. Jika ada pelatihan bahasa Jepang sebelum keberangkatan, untuk level R5, tidak dipungut biaya. Terakhir, sebaiknya calon pekerja minimal memiliki kemampuan bahasa Jepang level terendah (R5). (*)